Kabinet Super Gemuk Dinilai Bakal Hambat Program Ekonomi Prabowo

Sedang Trending 8 jam yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Ekonom Senior Indef Fadhil Hasan menilai kabinet pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka super gemuk. Hal ini lantaran menteri dan wakil menteri nan baru saja dilantik lebih dari 100 orang.

Menurutnya, kabinet nan super gendut ini bukannya mempercepat mimpi Prabowo untuk terwujud, tapi justru bakal menjadi penghambat dan ujung-ujungnya sasaran perekonomian, termasuk pertumbuhan 8 persen, bakal susah dicapai.

"Jadi nan tidak terbayangkan itu gimana Pak Prabowo mengorkestrasi mobilitas dari kabinet nan super gemuk. By default, orang gendut itu pasti lamban, tidak bisa lari. Kalau lari pun terseok-seok, dikalahkan nan lebih ramping. Jadi, size itu matters dalam perihal efisiensi," ujarnya dalam aktivitas obrolan publik Indef pada Selasa (22/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang dengan kabinet super gendut itu, bisa dikatakan dalam 1-2 tahun ke depan, gerakannya sudah pasti lamban. Padahal Pak Prabowo mau aktivitas sigap dalam menjalankan beragam program dan visinya," imbuhnya.

Fadhil mengatakan persoalan utama nan bakal menghalang adalah koordinasi antara tujuh menteri koordinator nan baru saja dibentuk. Hal ini apalagi terjadi di masa pemerintahan Presiden ke-7 Joko Widodo.

"Kita tahu sekarang ini saja dengan kabinet Jokowi, SBY, presiden sebelumnya, masalah koordinasi itu merupakan persoalan pokok nan dihadapi menteri. Dengan pembentukkan kabinet nan super gemuk, ditambah pembentukan kemenko baru, kepala badan, tidak bisa dibayangkan gimana koordinasi itu dilakukan di bidang-bidang tertentu," jelasnya.

Selain koordinasi, masalah nan timbul dari kabinet super gendut adalah kewenangan. Sebab, dia menilai ego sektoral di antar kementerian saja tetap ada, apalagi di antara menko-menko nanti.

"Kita tahu orang itu tidak mau kewenangannya dikurangi, jadi bakal timbul persoalan, pembagian kewenangan antar menteri," terangnya.

Dengan kondisi ini, maka dia menilai dalam beberapa waktu ke depan, perlambatan keahlian Kabinet Merah Putih bakal terlihat. Sebab, tata kelola bakal menjadi kompleks dan lebih panjang sehingga bukanya efisien, malah justru bakal menjadi pemberat finansial negara.

"Kabinet super gendut tidak menjawab urgensi dari tantangan nan dihadapi dan tidak sejalan dengan apa nan mau dicapai Prabowo, utamanya mengenai program sigap terbaik," jelasnya.

Sementara, Ekonom Senior Indef Didin S, Damanhuri menduga kabinet nan gendut adalah langkah Prabowo untuk menilai keahlian menteri, wakil menteri hingga kepala badan nan dilantik selama enam bulan ke depan.

Apabila para pembantunya di Kabinet Merah Putih tersebut bisa memberikan kontribusi baik untuk mencapai sasaran nan telah disusun seperti pertumbuhan ekonomi 8 persen, maka bakal dipertahankan dan jika tidak bisa dirombak kembali.

"Jadi kita tidak bisa men-judge sejak sekarang, tapi waktu nan bakal menjawab. Mungkin mau diwujudkan oleh kabinet nan direvisi, bisa jadi," tegasnya.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/pta)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com