CNN Indonesia
Selasa, 22 Okt 2024 22:02 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani meminta pemerintah untuk betul-betul mengawal program makan bergizi gratis agar tak jadi lahan korupsi baru.
Menurutnya, salah satu tujuan program ini adalah untuk memperbaiki penurunan kelas menengah. Namun, salah-salah justru membikin masyarakat semakin tersiksa.
"Salah satu nan mau diperbaiki melalui Makan Bergizi Gratis, disebarkan di daerah-daerah, tidak terpusat, ini hati-hati juga. Jangan-jangan ini malah jadi lahan korupsi baru dan terdistribusi," ujarnya dalam aktivitas obrolan Publik INDEF, Selasa (22/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aviliani mendengar berita tender untuk makan siang bergizi sudah dilaksanakan. Bahayanya, anggaran nan disebutkan Rp15 ribu dari pemerintah pusat, justru dimanipulasi jadi setengahnya agar ada keuntungan.
"Udah mulai tender Rp15 ribu, tapi disuruhnya Rp7.500, ini berbahaya. Akhirnya banyak catering nan tidak sanggup buat (yang harusnya) Rp15 ribu jadi Rp7.500," jelasnya.
Oleh karenanya, dia kembali menekankan agar pemerintah pusat betul-betul mengawasi anggaran untuk program ini. Hal ini berkaca pada program-program lainnya nan banyak di korupsi.
"Jadi gimana pengawasannya. Pengawasan itu tidak tercermin. Padahal, pengawasan menjadi krusial lantaran semakin banyak distribusi," terangnya.
MBG adalah salah satu program unggulan Prabowo-Gibran. Sasarannya adalah anak sekolah dan ibu mengandung dengan memprioritaskan wilayah 3 T pada tahun pertama pemerintahan.
Program ini bakal dilakukan secara berjenjang hingga mencapai 82,9 juta penerima pada 2029. Untuk 2025, anggaran nan dialokasikan sebesar Rp71 triliun dalam APBN.
[Gambas:Video CNN]
(ldy/pta)