CNN Indonesia
Jumat, 02 Agu 2024 19:50 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Ekonom Senior Indef Didik J Rachbini mengungkapkan akibat ancaman fenomena deflasi nan terjadi di Indonesia selama tiga bulan berturut-turut.
Berdasarkan info Badan Pusat Statistik (BPS), deflasi pada Mei sebesar 0,03 persen, pada Juni 0,08 persen dan meningkat pada Juli 2024 sebesar 0,18 persen.
Menurut Didik, deflasi kedengarannya menguntungkan bagi konsumen lantaran nilai nan lebih rendah. Tetapi ini bisa menjadi alarm.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini bisa jadi kejadian makro ekonomi yang sebenarnya menjadi penanda awal masyarakat sedang tidak berkekuatan untuk membeli barang-barang kebutuhannya.
"Deflasi ini secara umum merupakan indikasi konsumen secara luas tidak bisa mengkonsumsi peralatan dengan wajar alias setidaknya menunda konsumsinya," kata Didik dalam keterangan, Jumat (2/8).
Deflasi dia nilai dapat menimbulkan akibat negatif nan luas terhadap perekonomian andaikan kebijakan makro dan kebijakan sektor riil tidak diperbaiki dan tetap seperti sekarang.
Sebab, dia memandang deflasi tidak terjadi begitu saja, melainkan merupakan rangkaian persoalan pengelolaan ekonomi nan tidak tepat dan memadai. Akibatnya lebih banyak pengangguran nan tidak bisa diukur secara baik lantaran kejadian sektor informal sangat banyak.
"Yang sudah jelas ada di hadapan mata adalah penurunan pengeluaran konsumsi. Konsumen menunda pembelian untuk mengantisipasi nilai nan lebih rendah lagi di masa depan lantaran keterbatasan pendapatannya dan banyak nan menganggur," jelasnya.
Padahal katanya, bumi upaya tengah tidak baik-baik saja, khususnya industri manufaktur sehingga terjadi banyak PHK. Komplikasi itu tambahnya membikin kondisi makin berat.
"Dunia upaya mengalami penurunan pendapatan akibat konsumsi masyarakat turun sehingga dengan terpaksa memberhentikan pekerja alias mengurangi jam kerja. Dalam jangka lebih panjang bisa terjadi stagnasi alias penurunan bayaran lantaran pada keadaan seperti ini pengusaha juga dapat memotong bayaran alias menghentikan kenaikan upah," pungkasnya.
[Gambas:Video CNN]
(ldy/agt)