Teten Lapor Jokowi Bahaya Aplikasi Temu Cs Bagi UMKM RI

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Sleman, CNN Indonesia --

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengaku sudah berbincang dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas upaya melindungi UMKM lokal dari ancaman e-commerce global, termasuk Temu asal China.

"Saya sudah bicara dengan Pak Presiden beberapa waktu lampau lantaran ini menyangkut kebijakan investasi di bagian digital ekonomi, lantaran semua negara juga melindungi UMKM-nya, jangan sampai kalah bersaing dengan produk dari luar terutama di era sekarang dengan banyak produk dari luar nan masuk ke Indonesia lewat platform global. Sehingga kita perlu membangun beberapa restriksi ya," kata Teten ditemui di UC Hotel, UGM, Sleman, DIY, Selasa (10/9).

"Jadi ini memang perlu diantisipasi oleh kebijakan investasi di bagian ekonomi digital agar ekonomi digital kita ya bisa menguntungkan maksimal mungkin untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat terutama UMKM," sambungnya menegaskan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kata Teten, pemerintah perlu membangun kebijakan restriktif demi membatasi platform dunia semacam Temu nan sangat menakut-nakuti ekosistem UMKM dalam negeri.

Salah satu restriksi nan pernah dilakukan pemerintah adalah pengetatan arus masuk peralatan merespons temuan peralatan tanpa izin edar seperti SNI nan dibeli lewat e-commerce lintas negara (cross border).

Pengetatan arus peralatan ini juga dilakukan menyusul temuan indikasi praktik penyelundupan via platform dunia dengan memandang jumlah negara pengekspor dan info asal peralatan nan tak berbanding lurus.

"Harus diperketat termasuk pengetatan arus masuk barangnya ya lantaran ada juga nan dijual lewat platform dunia tapi bukan cross-border. Dan kita menemukan waktu itu banyak sekali penyelundupan lantaran nan kita laporkan kepada Pak Mendag (Zulkifli Hasan) dan kita bawa di rapat kabinet itu ada sekitar 37,5 persen alias lebih, saya lupa lagi angkanya, nan tidak tercatat di sini," paparnya.

"Jadi negara pengekspor-nya tercatat di sini dicatatnya lebih sedikit. Itu indikasi ada penyelundupan," tegas Teten.

Lebih jauh, Teten mengatakan bahwa Temu saat ini sedang mengurus izin operasionalnya di Indonesia. Temu mendaftar melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).

Akan tetapi, pendaftaran Temu tidak disetujui lantaran sudah ada merek upaya nan menggunakan nama tersebut.

"Belum, hanya lagi ngurus HAKI-nya kebetulan ada satu perusahaan nan lokal namanya Temu juga. Jadi ini kan jika misalnya tadi platform dunia tadi tidak dibatasi ya itu bakal mengurangi banyak lapangan kerja dan apalagi bisa membunuh UMKM," imbuh Teten.

"Karena nan paling terpukul oleh produk-produk consumer goods nan dijual di online itu kan UMKM, hari ini UMKM nan menyediakan lapangan kerja, ini kan jika tidak di-protect ini bakal terjadi pengangguran nan luar biasa ya," tutupnya.

Sebelumnya, Teten sempat mengungkapkan kekhawatirannya bakal eksistensi Temu nan apalagi dampaknya lebih rawan dari Tiktok Shop.

Menurutnya, aplikasi digital itu adalah nan bisa memfasilitasi perdagangan cross border alias dari luar negeri nan sangat menakut-nakuti produk UMKM.

"Ini nan saya cemas ada satu lagi satu aplikasi digital, cross border nan saya kira bakal masuk ke kita dan ini lebih luar biasa dari Tiktok (shop)," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (10/6).

Aplikasi digital ini kemungkinan tetap bisa meloloskan seluruh produk impor China masuk ke Indonesia. Pasalnya, aplikasi ini langsung menghubungkan produk-produk dari pabrik kepada pembeli. Tak lagi ada reseller, affiliator dan pihak ketiga dalam rantai pasok nan bakal menakut-nakuti UMKM dalam negeri.

[Gambas:Video CNN]

(kum/pta)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com