Respons Pertamina Kadar Sulfur Pertamax Tak Euro 4: Sesuai Aturan ESDM

Sedang Trending 2 jam yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

PT Pertamina (Persero) membantah klaim anak buah Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan soal kadar sulfur nan tinggi di BBM jenis pertamax.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari menjelaskan kandungan sulfur pertamax saat ini adalah 400 parts per million (ppm). Ia menyatakan ini sudah sesuai ketentuan Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM.

Bahkan, Pertamina mengatakan sulfur di pertamax sudah diuji Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (BBPMGB) Lemigas Ditjen Migas Kementerian ESDM.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengujian dilakukan untuk BBM RON 92, baik dari Pertamina maupun badan upaya lainnya. Untuk pertamax, hasil kandungan sulfurnya tetap jauh di bawah pemisah maksimal nan ditetapkan Ditjen Migas," tegas Heppy, dikutip dari detikcom, Jumat (20/9).

"Kami pastikan seluruh produk BBM Pertamina memenuhi ketentuan nan berlaku. Bahkan, kandungan sulfur pertamax tetap jauh di bawah 400 ppm. Masyarakat tidak perlu cemas dengan kualitas pertamax," sambungnya.

Meski diklaim kurang dari 400 ppm, Heppy tak menyebut berapa nomor pasti kandungan sulfur nan dimiliki pertamax sekarang.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengatakan pemerintah tengah mengejar produksi BBM rendah sulfur. Ia menyebut ini sebagai salah satu upaya menurunkan emisi karbon.

Rachmat menyinggung salah kaprah masyarakat selama ini dalam menilai kualitas BBM. Ia mengatakan rata-rata hanya memandang dari besaran research octane number (RON) bensin alias cetane number (CN) pada diesel.

"Sebenarnya nan menjadi rumor di sini adalah sulfurnya. Karena dengan sulfur itu, jika sulfurnya tinggi, teknologi mesin untuk mengurangi polusi jadi tidak bisa berfungsi," tutur Rachmat dalam Diskusi di Kemenko Marves, Jakarta, Kamis (12/9).

"Unfortunately, hari ini BBM nan disediakan oleh Pertamina itu nyaris seluruhnya belum memenuhi standar Euro 4. Jadi, biosolar itu 2.500 ppm, pertalite 500 ppm, pertamax itu 400 ppm. Ini nan saat ini tersedia," ungkapnya.

Anak buah Luhut itu menegaskan standar emisi Euro 4 mengharuskan kandungan sulfur pada bensin sebesar 50 ppm. Bahkan, di Euro 5 kandungan sulfurnya mesti di bawah 50 ppm.

Berdasarkan arsip di laman resmi Pertamina tentang spesifikasi pertamax, mereka merujuk pada SK Dirjen Migas No. 3674K/24/DJM/2006 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin nan Dipasarkan di Dalam Negeri. Pada saat itu, jenis BBM RON 91 dibatasi maksimal sulfurnya sebesar 0,05 persen m/m alias setara 500 ppm.

Aturan tersebut kemudian dicabut dengan Keputusan Dirjen Migas No: 110.K/MG.01/DJM/2022. Pada beleid ini dijelaskan penerapan BBM rendah sulfur diterapkan secara bertahap.

Misal, sulfur di BBM RON 91 maksimal hanya 400 ppm mulai 1 Januari 2023. Lalu, wajib turun ke 350 ppm mulai Januari 2025.

Ditjen Migas ESDM lampau menetapkan kandungan sulfur bensin ini maksimal 300 ppm di 2027. BBM RON 91 baru ditargetkan menyentuh standar Euro 4 alias 50 ppm alias 0,005 persen m/m pada 1 Januari 2028 mendatang.

Aturan tersebut nan semestinya menjadi landasan Pertamina dan badan upaya swasta lain dalam penyediaan BBM RON 92, termasuk pertamax.

[Gambas:Video CNN]

(skt/agt)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com