Profil Perusahaan EBT Singapura Tunjuk Retno Marsudi Jadi Direktur

Sedang Trending 3 hari yang lalu

CNN Indonesia

Sabtu, 23 Nov 2024 14:12 WIB

Perusahaan Gurin Energy Pte Ltd asal Singapura menunjuk eks Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjadi kepala non-eksekutif independen. Eks Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ditunjuk menjadi kepala non-eksekutif independen di perusahaan EBT asal Singapura. (REUTERS/David Dee Delgado)

Jakarta, CNN Indonesia --

Eks Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ditunjuk menjadi kepala non-eksekutif independen dalam majelis perusahaan daya baru terbarukan (EBT) asal Singapura, Gurin Energy Pte Ltd. Jabatan itu telah diemban per Kamis (21/11) silam.

Sebagai kepala non-eksekutif, Retno bekerja memberikan pedoman strategis kepada tim manajemen perusahaan tersebut. Ia juga bakal berkontribusi pada ketahanan dan efektivitas tata kelola perusahaan.

"Kami merasa terhormat menyambut Retno Marsudi ke dalam Dewan Direksi Gurin Energy. Pengalaman beliau nan luas, pandangan strategis nan tajam dan pengetahuan regional nan mendalam bakal memungkinkan kami untuk bergerak lebih kuat dan lebih jauh dalam misi kami untuk mempercepat transisi daya di Asia," ucap Direktur Utama Gurin Energy Vimal Vallabh melalui keterangan tertulis, Jumat (22/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gurin Energy Pte Ltd berspesialisasi dalam pengembangan daya terbarukan, dengan konsentrasi pada pendirian, kepemilikan dan pengelolaan proyek-proyek daya angin dan surya di seluruh Asia.

Selain itu, perusahaan nan berkantor pusat di Singapura ini juga menawarkan solusi penyimpanan untuk melengkapi inisiatif energinya.

Gurin Energy dimiliki oleh para pengurusnya saat ini dan Infratil Ltd, sebuah perusahaan investasi prasarana nan terdaftar di bursa saham dengan platform daya terbarukan di Amerika Serikat, Eropa, dan Australia. Infratil Ltd dikelola oleh Morrison, sebuah perusahaan investasi prasarana global.

Perusahaan EBT ini telah mengungkapkan rencana untuk membangun dan mengelola baterai 500 megawatt (MW)/2 gigawatt hour (GWh) di Jepang.

Sistem penyimpanan daya baterai (BESS) ini bakal menjadi nan terbesar di Jepang, menawarkan kapabilitas pengisian daya selama empat dengan perkiraan investasi proyek sebesar 91 miliar yen Jepang alias setara Rp9,36 triliun (asumsi kurs Rp102 per yen Jepang). Konstruksi proyek diperkirakan bakal menyantap waktu enam tahun nan dimulai pada 2026.

Melansir situs resmi perusahaan, Gurin Energy mempunyai sejumlah proyek di beragam negara termasuk Jindo Green Solar di Korea Selatan, PLTS Palauig di Filipina, hingga Vanda Solar & Battery Project.

Selain itu ada juga proyek sistem penyimpanan BESS di Jepang, proyek tenaga surya capas di Tarlac, Filipina, dan PLTS Stella Power 1 & 2 di Thailand.

(del/mik)

[Gambas:Video CNN]

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com