Profil Anindya Bakrie, Pimpin Media hingga Jadi Bos Kadin di Munaslub

Sedang Trending 2 hari yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Pengusaha Anindya Bakrie diumumkan sebagai Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Hotel St Regis, Jakarta, Sabtu (14/9) menggantikan Arsjad Rasjid.

Anindya terpilih dalam Munaslub nan dihadiri 28 dari 34 Kadin provinsi dan 25 asosiasi.

Pengangkatan Anindya ini kemudian memicu kontroversi. Pasalnya, penyelenggaraan Munaslub Kadin nan memutuskan Anindya sebagai ketum dianggap telah melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) nan sah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Kadin Bambang Soesatyo namalain Bamsoet mengatakan mengatakan terpilihnya Anin sebagai Ketum Kadin sah dan tidak menyalahi AD/ART organisasi.

Menurutnya, dalam AD/ART organisasi disebutkan, pemilihan Ketua Umum dalam Munaslub sudah bisa ditetapkan jika wilayah memang memerlukan ketua baru, tanpa kudu ada pelanggaran nan dilakukan ketua umum nan tengah menjabat.

Sementara itu, 21 Kadin wilayah menolak digelarnya munaslub. Menurut mereka, munaslub ini merupakan upaya mendongkel kepemimpinan Arsjad Rasjid dari bangku Ketum Kadin.

Lantas siapa sebenarnya Anindya Bakrie?

Anindya Novyan Bakrie alias nan berkawan disapa Anin ini merupakan anak pertama dari tiga berkerabat dari pasangan Aburizal Bakrie dan Tatty Bakrie.

Pria kelahiran 10 November 1974 itu adalah pengusaha Indonesia di bagian teknologi, media, telekomunikasi, dan kendaraan listrik.

Saat ini dia adalah pemilik klub sepakbola Inggris Oxford United berbareng Erick Thohir. Ia menjabat sebagai Direktur Utama Bakrie Group nan mengendalikan sejumlah perusahaan publik dengan kapitalisasi pasar campuran sekitar US$15 miliar alias setara Rp230,72 triliun (asumsi kurs Rp15.381 per dolar AS).

Sebelum terjun ke bumi bisnis, Anin mengenyam pendidikan dasar di Sekolah Dasar Triguna, lulus pada 1986 sebelum melanjutkan pendidikan menengah di Pangudi Luhur, nan keduanya berlokasi di Jakarta. Ia kemudian belajar di Phillips Academy di Andover, Massachusetts, sebuah sekolah menengah atas di Amerika Serikat (AS).

Atas ketertarikannya di bagian finansial dan teknologi, juga kemauan mengikuti jejak upaya sang ayah dan kakeknya, Anin mulanya hendak mengambil ekonomi sebagai bidang utama di bangku perkuliahan. Ia meraih gelar sarjana di bagian teknik industri dari Northwestern University, Illinois pada 1996.

Ia kemudian mendapatkan gelar master dari program Global Management Immersion Experience (GMIX) di Stanford Graduate School of Business pada 2001. Ia kemudian berupaya menjembatani mahasiswa untuk dapat mengenyam pendidikan di Stanford Business School melalui Bakrie Center Foundation.

Karier di AS

Kakak Anindhita Bakrie dan Anindira Ardiansyah Bakrie itu memulai kariernya sebagai banker investasi di Salomon Brothers, Wallstreet, AS pada 1996. Setahun setelahnya, sang ayah memintanya untuk kembali ke Indonesia pasca kerusuhan 1998.


Ketika baru mendapatkan gelar master dari Stanford, dia kemudian menjabat sebagai Deputy to Chief Operating Officer dan Managing Director di PT Bakrie & Brothers Tbk.

Anin pertama kali berkecimpung di bagian media di perusahaan Cakrawala Andalas Televisi (ANTV). Pada 2002, dia mengirim proposal restrukturisasi ke lebih dari 200 kreditor dan membujuk mereka untuk merestrukturisasi utang mereka menjadi ekuitas.

Pada 2007, dia membeli stasiun TV kedua ialah Lativi Media Karya, dari pebisnis sekaligus Mantan Menteri Ketenagakerjaan Abdul Latief. Stasiun ini berganti nama menjadi tvOne dan direkonstruksi untuk konsentrasi pada buletin untuk penonton kelas menengah.

Pada 2011, dirinya bekerja sama dengan pengusaha sekaligus Mantan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk mengambil kedua stasiun TV tersebut, ditambah portal buletin online Vivanews. Di VIVA Group, Anindya menjabat ketua dan Erick Thohir menjabat presiden direktur.

Pada 2014, Bakrie Global Group nan dipimpin olehnya menginvestasikan Series C di Path, sebuah jaringan sosial pribadi, dengan jumlah pengguna aktif dari Indonesia nan mencapai 4 juta orang. Namun, situs jejaring sosial Path pada akhirnya ditutup pada Oktober 2018.

(del/asa)

[Gambas:Video CNN]

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com