Pertamina Geothermal Energy Raih Peringkat Pertama ESG Tingkat Global

Jakarta, CNN Indonesia --

Pertamina melalui PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) meraih ranking pertama ESG Risk Rating dunia dari Sustainalytics dengan skor 7,1, masuk "Negligible Risk" alias akibat nan dapat diabaikan. Prestasi ini menempatkan PGE sebagai perusahaan dengan akibat ESG terendah di sub-sektor daya terbarukan dan industri utilitas global.

Pada saat bersamaan, capaian PGE merupakan kontribusi terhadap manajemen akibat material ESG nan dinilai kuat, dengan nilai akibat tergolong medium. PGE dinilai sukses menekan beragam akibat material ESG nan memengaruhi upaya dan operasi.

Direktur Utama PGE, Julfi Hadi menyampaikan bahwa beragam inisiatif penegakan prinsip ESG merupakan langkah strategis PGE untuk memberikan akibat positif terhadap masyarakat dan lingkungan, mengelola upaya nan beretika, serta memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan pemangku kepentingan.

"Komitmen PGE dalam mengantisipasi akibat perubahan suasana menjadi salah satu praktik terbaik pengusahaan panas bumi nan berkepanjangan dan akuntabel. Kami bangga bisa memberikan contoh pengelolaan ESG tidak hanya di bagian pengusahaan panas bumi, tetapi juga industri daya terbarukan secara global," kata Julfi.

Julfi menambahkan, capaian ini sekaligus memperkuat posisi PGE sebagai perusahaan daya hijau kelas dunia, dan mendukung posisi panas bumi sebagai sumber daya nan berkepanjangan dan berfaedah secara luas.

Untuk itu, PGE mengadakan beragam inisiatif lewat Strategi Keberlanjutan (ESG Roadmap) 2024-2030, misalnya di aspek lingkungan, di mana PGE menargetkan penghindaran emisi ~29 persen pada 2023, dan telah melaporkan akibat mengenai suasana melalui Task Force on Climate-related Financial Disclosure (TCFD).

Selain itu, PGE terus menjalankan program keanekaragaman hayati melalui Biodiversity Action Plan (BAP). Lalu di aspek sosial, PGE mendukung pengembangan tenaga kerja secara berkepanjangan dengan komitmen peningkatan keterwakilan wanita di posisi manajerial hingga 15 persen pada 2030 dan peningkatan pekerja dengan disabilitas hingga 1 persen.

Pada aspek tata kelola, PGE menerapkan praktik pengadaan berkepanjangan dengan memastikan vendor mengikuti standar ESG, serta memegang teguh komitmen Good Corporate Governance (GCG). Sebagai perusahaan publik, PGE terus melakukan pemenuhan GCG dan mematuhi regulasi-regulasi pengelolaan perusahaan terbuka.

Corporate Secretary PGE Kitty Andhora mengatakan, capaian PGE ini merefleksikan komitmen perusahaan untuk melindungi lingkungan, memberdayakan masyarakat, dan menegakkan GCG di seluruh aspek operasional perusahaan.

Kitty pun menyampaikan apresiasi atas dedikasi seluruh pekerja PGE pada pengarusutamaan keberlanjutan, sehingga PGE bisa menduduki ranking teratas sebagai perusahaan utilitas dan daya terbarukan dengan tingkat akibat ESG terendah secara global

"Aspek ESG telah diinternalisasi secara mendalam oleh seluruh pekerja PGE sehingga seluruh pekerjaan dan penemuan nan kami berikan senantiasa didasarkan pada pertimbangan akibat terhadap lingkungan, masyarakat, dan tata kelola perusahaan," pungkas Kitty.

Sementara, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina mendorong seluruh jejeran grup untuk berkomitmen dalam penerapan ESG. Implementasi ini sebagai upaya perseroan dalam menekan emisi karbon dan mendukung peningkatan keahlian perusahaan.

Adapun capaian PGE itu didasarkan ESG Risk Rating Sustainalytics pada eksposur perusahaan terhadap akibat material ESG seperti emisi karbon dan kejadian kerja, serta keahlian manajemen akibat perusahaan dalam mengatasi potensi akibat ini.

Semakin rendah skor, semakin mini akibat nan dapat mempengaruhi performa perusahaan. Penilaian dari Sustainalytics juga menempatkan PGE di urutan pertama dalam IDX ESG Leader Index nan mengukur keahlian nilai dari saham-saham nan mempunyai penilaian ESG nan baik.

(rea/rir)

[Gambas:Video CNN]