Jakarta, CNN Indonesia --
Pengusaha Telur Asin Sabiq Bejo dari Desa Cluring, Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Ainur Rohmatin membuktikan ketekunan bisa mengubah hidup tak hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk orang-orang di sekitar.
Ainur sukses menjadi pengusaha telur asin dan sukses memberdayakan puluhan penduduk sekitar berasal dari banyaknya (benih)penyakit pada tambak, ialah keong sawah. Melihat kesempatan ini, pada 2009 silam dia memutuskan untuk memelihara 20 ekor bebek nan makanannya berasal dari keong sawah.
"Jadi saya berpikir gimana langkah memanfaatkan sesuatu nan biasanya dibuang agar menjadi lebih bermanfaat. Makanya saya mulai memelihara bebek," ujar Ainur pada Kamis (28/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia kemudian menjual telur bebek mentah ke warung-warung sekitar. Namun, untung nan minim membuatnya mencari langkah meningkatkan nilai jual produk. Dari situlah dia mulai mengolah telur asin nan diberi merek Telur Asin Sabiq Bejo.
Dengan support seorang kawan dari Brebes, Ainur belajar membikin telur asin. Namun, dia kudu menyesuaikan rasa dengan preferensi masyarakat Lamongan nan tidak terlalu menyukai telur asin berasa kuat.
"Kalau di sini orang lebih suka asin nan lembut. Maka kami fermentasi hanya 10 hari, lebih singkat dari metode Brebes nan bisa sampai 14 hari," jelas Ainur.
Hasilnya, telur asin produksinya mempunyai tekstur lebih kenyal dan rasa gurih nan khas.
Ketekunan Ainur menjalankan usahanya pun membawa hasil, di mana berkah penemuan nan dilakukan, produksi telur asinnya terus mengalami peningkatan.
"Alhamdulillahnya, di tahun 2019 itu produksi kami mencapai 4500 sampai 5000 per minggu," ujar Ainur.
Keberhasilan Ainur dalam memproduksi telur asin mendorongnya untuk memberdayakan wanita di desanya. Banyak dari mereka kesulitan mendapatkan pekerjaan dan hanya mengandalkan pendapatan suami, apalagi beberapa terjebak dalam utang rentenir.
Di klaster ini, para wanita diajarkan mengolah telur asin, mendapatkan training kewirausahaan, dan dibantu mengakses pinjaman modal melalui perbankan.
Langkah ini membuka kesempatan bagi mereka untuk berdikari secara ekonomi. Kini tak kurang dari 20 wanita di Desa Cluring masuk ke dalam Klaster UMKM Telur Asin Sabiq Bejo nan dibentuk oleh Ainur.
Namun, pada awal 2020 pandemi Covid-19 melanda. Layaknya upaya lain Klaster Usaha Telur Asin Sabiq juga sempat goyah. Adanya pembatasan aktivitas kala itu membikin pengedaran telur dari para pengrajin telur asin ke penjual menjadi terhambat.
Baik pemasok dan reseller kesulitan memasarkan produk telur asin selama pandemi. Menyikapi perihal tersebut, Ain berbareng para perajin lain kembali memutar otak hingga akhirnya terpikirkan untuk membikin menu turunan berbahan telur asin.
Ainur menjelaskan bahwa pada 2020, upaya mereka tidak hanya bisa memperkuat di tengah pandemi, tetapi justru dapat berkembang dengan menciptakan beragam produk baru nan berbahan dasar telur asin, seperti abon, sambal, dan kerupuk.
"Nah dari sambal telur asin itu Alhamdulillah telur asinnya kondusif bisa disimpan dalam bungkusan nan expirednya 7 bulan. Jadi itu kita bisa menyelamatkan telur nan semestinya tidak bisa didistribusikan menjadi olahan," ujar Ainur.
Kemudian, pada pertengahan 2023, Ainur mendapat pendampingan upaya melalui program Klasterku Hidupku dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Program ini memberikan support peralatan senilai Rp25 juta, seperti sealer otomatis untuk meningkatkan efisiensi produksi.
"Alhamdulillah, peralatan ini sangat membantu. Dulu kami menggunakan sealer manual, sekarang dengan nan otomatis prosesnya lebih sigap dan rapi," kata Ainur.
Untuk memasarkan produknya, Ainur mengandalkan kombinasi strategi online dan offline. Produk Telur Asin Sabiq Bejo sekarang tersedia di pasar tradisional melalui reseller, serta di beragam platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, dan Loka-Loka.
"Loka-loka itu lebih menarik kak, lantaran dia produk BRI satu, di loka-loka itu kita bisa upload produk-produk kita, kita bisa jualan di sana dan keunggulannya adminnya Rp0,00. Jadi untuk para UMKM sangat membantu bagi para UMKM," ujarnya.
Di tahun nan sama Klaster UMKM Telur Asin Sabiq Bejo juga mendapatkan apresiasi klatster terbaik se-Indonesia dari BRI. Kreatifitas produk, keaktifan pemberdayaan masyarakat serta kontribusi dalam peningkatan ekonomi nan melatarbelakangi Ainur mendapat penghargaan ini.
(inh/inh)