Jakarta, CNN Indonesia --
Ribuan pekerja pikulan bakal melakukan tindakan unjuk rasa usai Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bersiap melarang ojek online (ojol) membeli pertalite dan BBM subsidi lainnya.
"Kami rencana bakal turun jalan, (demo) ke Kementerian ESDM. Sekitar 1.000 masa (dengan tuntutan) menolak pencabutan subsidi BBM (untuk ojol)," ungkap Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) Lily Pujiati kepada CNNIndonesia.com, Kamis (28/11).
Lily belum merinci lebih lanjut tentang kapan tindakan demo para pekerja angkutan. Ia hanya menegaskan para pengemudi menentang keras buahpikiran pemerintah itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, akibat dari kebijakan Bahlil tak hanya merugikan ojol. Lily menyebut pekerja pikulan lainnya juga bakal terdampak, seperti taksi online hingga kurir.
"Pencabutan subsidi ini semakin memberatkan lantaran pengemudi sudah menanggung banyak biaya operasional, seperti biaya parkir, sparepart, servis kendaraan, biaya pulsa, paket data, angsuran kendaraan, angsuran atribut (helm, jaket, tas), dan biaya lainnya," tuturnya.
"Belum lagi potongan platform nan sangat memberatkan di kisaran 25 persen-70 persen, itu pun sudah melanggar ketentuan pemerintah nan mengatur potongan platform maksimal 20 persen," imbuh Lily.
SPAI mengungkapkan platform juga menawarkan skema pinjaman online (pinjol) kepada para driver. Pembayaran angsurannya dipotong dari penghasilan nan diterima, sehingga driver terpaksa bekerja 24 jam per hari demi melunasi utang.
Lily juga mewanti-wanti akibat nan lebih luas dari rencana kebijakan Bahlil. Menurutnya, pelarangan ojol membeli BBM subsidi bisa berujung pada lonjakan nilai bahan pokok.
"Pencabutan subsidi BBM ini bakal berakibat luas pada kenaikan nilai barang-barang kebutuhan pokok dan bakal memberatkan masyarakat. Maka, otomatis masyarakat nan menggunakan jasa kami bakal semakin berkurang untuk bisa berhemat akibat kenaikan harga-harga tadi," wanti-wanti Lily.
"Pencabutan subsidi sudah pasti bakal menurunkan pendapatan kami nan saat ini sudah rendah lantaran tidak pasti. Kami tidak mendapatkan bayaran minimum layak akibat platform memberlakukan status mitra, seperti Gojek, Grab, Maxim, Shopee Food, Lalamove, InDrive, Borzo, dan lainnya tidak mengakui kami sebagai pekerja tetap," sambungnya.
Senada, Ketua Umum Asosiasi Driver Online (ADO) Taha Syafariel mengaku resah dengan rencana pemerintah. Ia menekankan para pengemudi selama ini menggantungkan hidup dari ojol nan sebenarnya sudah carut-marut.
Ia menegaskan meski ojol bukan kendaraan pelat kuning, tapi pengemudi berbasis aplikasi sudah dianggap sebagai transportasi umum. Pria nan berkawan disapa Ariel itu menyebut banyak masyarakat mengandalkan ojol.
"Bila tidak mendapat subsidi (BBM) dengan tarif (aplikasi) saat ini, nyaris pasti pengemudi berbasis aplikasi bakal semakin susah pendapatannya," ungkap Ariel.
"Harapan kami soal subsidi BBM untuk pengemudi platform kudu diberlakukan secara khusus," tegasnya.
Ia mengerti patokan soal subsidi BBM memang diperlukan. Kendati, Ariel mau moda transportasi berbasis aplikasi juga mendapatkan tempat.
Ariel menyebut pemerintah kudu segera meregulasi upaya ini. Harapannya, kebijakan pemerintah nan lain, termasuk subsidi BBM tidak tumpang tindih dengan eksistensi ojol.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut driver ojol tidak masuk dalam kriteria penerima subsidi BBM baru. Ia mengatakan ojek masuk dalam kategori usaha.
"Ojek itu, alhamdulillah jika motor itu, motor punya saudara-saudara kita nan bawa motornya (driver). Tapi sebagian kan juga punya orang nan kemudian saudara-saudara kita nan bawa itu dipekerjakan. Masa nan kayak gini disubsidi?" jelas Bahlil, dikutip dari detikcom.
[Gambas:Video CNN]
(skt/sfr)