Jakarta, CNN Indonesia --
Sejumlah nilai peralatan di Amerika Serikat (AS) terancam melonjak jika Presiden terpilih Donald Trump menaikkan tarif impor terhadap mitra jual beli terbesarnya, ialah Kanada dan Meksiko.
Di hari pelantikannya nanti, ialah 20 Januari 2025, Trump berjanji bakal memberlakukan tarif baru sebesar 25 persen untuk peralatan nan diimpor dari kedua negara tersebut.
Barang-barang impor dari Meksiko dan Kanada selama ini nyaris semuanya masuk melintasi perbatasan secara cuma-cuma lantaran Perjanjian AS-Meksiko-Kanada (USMCA) nan dinegosiasikan oleh Trump.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut daftar peralatan konsumsi utama di AS nan terancam jadi mahal jika Trump memberlakukan rencana tambahan tarif impor:
1. BBM dan gas
Minyak mentah, nan disuling untuk menghasilkan bensin dan minyak pemanas, adalah salah satu impor utama AS dari Kanada.
Berdasarkan info dari Administrasi Informasi Energi AS, pada Juli impor ini mencapai rekor 4,5 juta barel per hari setelah ekspansi pipa Trans Mountain Kanada. Perluasan itu telah membantu mengirimkan lebih banyak minyak untuk disuling ke sebagian besar wilayah Pantai Barat.
Tarif 25 persen nan bakal diberlakukan Trump idiyakini berdampak besar pada nilai gas, dengan kenaikan dari 25 sen hingga 73 sen per galon. Hal ini bakal berkapak langsung pada penduduk AS.
Meski Trump telah mengusulkan untuk meningkatkan pemberian izin minyak AS, perihal itu memerlukan waktu untuk dapat mulai beraksi agar minyak produksi AS menggantikan minyak impor dari Kanada.
Di samping itu, belum tentu perusahaan daya AS mau memproduksi lebih banyak minyak secara signifikan, saat permintaan dunia sedang melambat dan untung dari pengeboran nan ditingkatkan bakal lebih susah didapat.
2. Produksi pertanian
AS belakangan menjadi semakin berjuntai pada Meksiko untuk produk pertanian. Hal ini imbas perubahan suasana nan membikin kondisi pertanian di beberapa bagian AS kurang menguntungkan.
Menurut info Departemen Perdagangan AS, pada 2022 negara tersebut mengimpor produksi pertanian senilai US$44,1 miliar alias setara Rp699,27 triliun (asumsi kurs Rp15.856 per dolar AS), nan merupakan seperlima dari seluruh produk pertanian AS.
Sebagai contoh, 90 persen alpukat nan dikonsumsi penduduk AS pada 2022 berasal dari impor. Dari alpukat nan diimpor ke AS, sebanyak 89 persen berasal dari Meksiko. Dengan kata lain, segala hidangan berbahan alpukat alias guac di AS bisa menjadi mahal jika tarif 25 persen dikenakan pada Meksiko.
3. Mobil
Berdasarkan info dari Departemen Perdagangan AS, negara tersebut mengimpor kendaraan senilai US$44,76 miliar alias setara Rp709,98 triliun dari Meksiko pada 2023. Ini menjadikan AS negara importir nomor satu untuk mobil dari Meksiko.
Karena semakin banyak produsen mobil nan berupaya menghindari tarif nan dikenakan pada barang-barang China, banyak perusahaan nan memindahkan produksinya ke Meksiko. Ini menjadikan Negeri Sombrero itu pusat dunia untuk pabrik-pabrik mobil, termasuk General Motors, Ford, Stellantis, dan belasan merek lain.
Usai pengumuman kenaikan tarif impor dari Trump, saham-saham produsen mobil AS pun anjlok, dengan General Motors mengalami penurunan terbesar, ialah 9 persen.
Faktanya, nyaris semua produsen mobil AS berjuntai pada suku cadang dari Meksiko untuk membikin mobil alias truknya. Sebab, suku cadang tersebut bisa jauh lebih murah dibanding buatan AS.
Nah, pengenaan tarif 25 persen kemungkinan bakal membikin kondisi itu berubah. Pasalnya, suku cadang mobil adalah peralatan nan paling banyak diimpor dari Meksiko pada 2023.
4. Minuman beralkohol
Sebagian besar alkohol nan diimpor AS berasal dari Meksiko. Menurut info Departemen Pertanian AS, Meksiko memasok lebih dari 80 persen dari total impor bir dalam tiga kuartal pertama 2024.
Selain itu, tequila dari Meksiko dan minuman keras dari Kanada telah menjadi pendorong utama pertumbuhan impor minuman beralkohol suling.
Berdasarkan info dari Distilled Spirits Council, pada 2023, AS mengimpor tequila senilai US$4,6 miliar alias setara Rp72,98 triliun dan mezcal senilai US$108 juta alias Rp1,71 triliun dari Meksiko.
Pada tahun nan sama, AS juga mengimpor minuman beralkohol Kanada senilai lebih dari US$500 juta alias Rp7,93 triliun.
"Pada akhirnya, tarif produk minuman beralkohol dari negara tetangga kita di utara dan selatan bakal merugikan konsumen AS dan menyebabkan hilangnya pekerjaan di seluruh industri perhotelan AS, tepat ketika bisnis-bisnis ini melanjutkan pemulihan mereka nan panjang dari pandemi," kata CEO Distilled Spirits Council Chris Swonger, melansir CNN.
[Gambas:Video CNN]
(del/pta)