Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta Indonesia jangan menyangkal (denial) mengenai kebenaran 1 juta penduduk lokal memilih berobat ke luar negeri.
Budi menyinggung banyak orang menyebut penduduk negara Malaysia dulu beramai-ramai ke Indonesia untuk belajar dan menjadi dokter. Namun, kebenaran di lapangan sekarang malah berbalik.
"Tapi kenyataannya 1 juta orang Indonesia pergi ke Malaysia (luar negeri) dan mereka bilang di sana lebih bagus, tapi kita (tetap) bilang kita lebih bagus. Nah, itu saatnya kita minum obat anti-intellectual trap," ucapnya dalam Forum Komunikasi Nasional Tenaga Kesehatan di Jakarta, Selasa (21/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada dokter-dokter kita nan lebih bagus, pasti ada, tapi try to listen. Coba tatarannya kembali ke masyarakat, tanya ke masyarakat kenapa mereka ke sana (berobat ke luar negeri). Kalau mereka bilang di sana lebih bagus, lebih sigap sembuh, obatnya gak mahal, jangan feel offended, feel defensive, denial, 'gak, kita lebih bagus'. That can't improve our quality," tambah Budi.
BGS mengatakan ada 'penyakit' nan disebut dengan intellectual empower trap. Ia menyebut ini sangat mudah menjangkiti orang-orang hebat.
Ia menuturkan para guru besar hingga chief executive officer (CEO) bakal merasa dirinya paling pandai dan berkuasa. Pada akhirnya, orang-orang dahsyat tersebut terjebak dalam intellectual empower trap.
"Dia merasa orang lain di luar itu lebih tolol dari dia, sehingga gak mau dengar pendapat orang lain. Ini pengaruh ke mutu," ungkapnya.
"Kalau kita gak mau mulai mendengar dari pasar bahwa ada nan lebih baik dari kita lantaran kita merasa diri kita paling baik, itu susah. Kita kudu terus memperbaiki diri," wanti-wanti Budi.
Oleh lantaran itu, salah satu nan kudu ditingkatkan adalah kualitas tenaga kesehatan. Budi lantas menyinggung soal kehadiran master asing.
Ia menggunakan afinitas pemain naturalisasi nan datang di Timnas Indonesia membikin penampilan skuad menjadi lebih moncer. Indonesia juga mempercayakan pembimbing asing Shin Tae-yong dari Korea Selatan untuk menakhodai skuad Garuda.
"Jadi, bapak/ibu kelak jika ada master asing masuk, kepala utama rumah sakit bule masuk, tolong dilihat itu bukan sebagai bakal menghabiskan alias menutup lapangan kerja. Itu untuk menjawab rumor esensial bahwa kita kudu meningkatkan kualitas tenaga kesehatan kita," titip Budi.
"Nanti jika bentar lagi ada (dokter asing) nan masuk, bapak/ibu jangan marah, jangan nyebarin (isu) di WA grup. Bapak/ibu bilang, 'Ayo kita buktikan kesempatan ini untuk mengangkat putra-putri tenaga kesehatan Indonesia untuk lebih baik ke depannya," imbuhnya.
Kegaduhan belakangan muncul mengenai UU Kesehatan. Beleid itu dianggap menjadi kesempatan liberalisasi dan membuka pelayanan kesehatan nasional kepada pasar bebas.
Masuknya master asing pun dipersoalkan. Kendati, Budi menegaskan master asing nan bisa masuk ke Indonesia bakal dibatasi 2 tahun dan hanya bisa diperpanjang sekali dengan maksimal menetap 4 tahun di tanah air.
[Gambas:Video CNN]
(skt/sfr)