Mengenal Arti Gig Economy yang Dikhawatirkan Jokowi

Sedang Trending 3 jam yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Jokowi tiba-tiba mengutarakan kekhawatirannya soal gig economy.

Jokowi menyebut kejadian ini bisa menjadi ancaman bagi tenaga kerja di Indonesia lantaran perusahaan condong memilih merekrut pekerja lepas alias freelancer daripada tetap.

Jokowi pun memprediksi baik Indonesia alias dunia di masa depan bakal mengalami kondisi sedikitnya kesempatan kerja dibandingkan jumlah pelamar kerja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ke depan terlalu sedikit kesempatan kerja untuk sangat banyak tenaga kerja nan membutuhkan. Too few jobs for too many people, ini nan kudu kita hindari," ujar Jokowi.

Lalu apa sebenarnya gig economy?

Mengutip beragam sumber, gig economy sendiri merujuk pada sistem kerja di mana pekerja dipekerjakan untuk proyek-proyek jangka pendek alias berasas perjanjian sementara.

Istilah 'gig' berasal dari Bahasa Inggris, nan menggambarkan pekerjaan seperti musisi nan dibayar per penampilan, bukan per bulan.

Meskipun tidak mempunyai pendapatan tetap, pekerja dalam gig economy sering kali mendapatkan penghasilan nan cukup untuk mencukupi kebutuhan hidup dalam beberapa minggu.

Dilansir dari beragam sumber, di Inggris, sekitar 5 juta orang bekerja dalam sistem ini, mencakup pekerjaan seperti kurir, pengemudi transportasi online, wartawan lepas, desainer grafis, hingga content creator.

[Gambas:Video CNN]

Kendati menimbulkan kekhawatiran, banyak sektor diperkirakan bakal mengikuti tren ini lantaran gig economy dianggap menguntungkan kedua belah pihak.

Bagi perusahaan, manfaatnya meliputi biaya rekrutmen nan lebih rendah, akses ke talent pool nan lebih luas, dan proses rekrutmen nan lebih cepat.

Sementara itu, pekerja mendapatkan fleksibilitas, kemandirian, serta kesempatan pendapatan nan lebih tinggi.

Namun, gig economy juga membawa tantangan. Dari sisi perusahaan, perjanjian nan rumit dan ketidakpastian kerja menjadi kendala.

Sedangkan bagi pekerja, akibat seperti stres, terbatasnya tunjangan, dan ketidakpastian pekerjaan sering kali muncul lantaran sifat pekerjaan nan berbasis proyek.

(lau/agt)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com