Jumpa USINDO, Rosan Ungkap Komitmen RI untuk Investasi Berkelanjutan

Sedang Trending 8 jam yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya support dari perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Hal ini disampaikan Prabowo saat menghadiri pertemuan eksklusif dengan personil USINDO (The United States-Indonesia Society) di Washington D.C, Senin (11/11).

Dalam pertemuan ini Prabowo didampingi Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prabowo memaparkan prioritas pemerintahannya, nan berfokus pada pengembangan ekonomi berkelanjutan, ketahanan pangan, serta investasi di sektor energi, infrastruktur, dan pendidikan.

Presiden juga menekankan komitmen Indonesia untuk menciptakan suasana investasi nan ramah dan kondusif bagi mitra internasional, terutama perusahaan-perusahaan dari AS.

"Ya, saya sangat ceria pertemuan tadi dengan perusahaan-perusahaan terbesar di Amerika dan di dunia. Mereka sangat terlibat dalam perekonomian dan pembangunan Indonesia," kata Prabowo dalam keterangannya kepada media.

"Sudah lama mereka di Indonesia dan mereka terus percaya dengan Indonesia, dengan ekonomi Indonesia, dan saya juga mendorong mereka untuk terus melakukan investasi, ikut serta dalam rencana pembangunan kita," ujar Prabowo.

Sementara Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani nan turut mendampingi Prabowo dalam pertemuan tersebut menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia sangat menyambut investasi dari AS di beragam sektor, seperti energi, teknologi, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.

"Kami berkomitmen untuk mendukung penuh penanammodal dari Amerika Serikat nan mau berkontribusi pada pengembangan Indonesia," ujar Rosan.

"Pemerintah Indonesia juga menekankan pentingnya keberlanjutan dalam investasi, termasuk memperhatikan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG) dan akibat sosial bagi masyarakat lokal," ungkap Rosan.

Pertemuan dengan personil USINDO ini dihadiri oleh 12 ketua perusahaan besar di AS nan sudah alias mempunyai minat berinvestasi di Indonesia.

Mantan Wakil Duta Besar Amerika Serikat di Indonesia nan juga personil USINDO, Ted Osius menyatakan apresiasinya terhadap sambutan terbuka dari Presiden Prabowo dan pernyataan minat untuk memperdalam kerjasama dalam upaya pencapaian tujuan ekonomi hijau dan net-zero emission di Indonesia.

Selain itu, beberapa perusahaan menyatakan komitmen mereka untuk mendukung proyek geotermal dan teknologi penyimpanan karbon nan sejalan dengan inisiatif pemerintah Indonesia.

"Bulan Desember nanti, saya bakal membawa delegasi pengusaha dari AS ke Indonesia dalam rangka menjajaki kesempatan bisnis," ujarnya.

Perusahaan-perusahaan tersebut, kata dia, berasal dari beragam sektor, di antaranya energi, teknologi informasi, kesehatan, infrastruktur, pendidikan, ritel, serta keuangan.

"Kami menjangkau semua sektor lantaran kami sangat tertarik dengan Indonesia; Indonesia tumbuh dengan cepat, peluangnya sangat besar, dan jelas sekali bahwa kami bakal sangat diterima di Indonesia," jelas Ted Osius.

Selain Rosan, turut mendampingi Presiden RI dalam pertemuan ini adalah Menteri Luar Negeri Sugiono, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie, KUAI KBRI Washington D.C. Ida Bagus Made Bimantara serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

Adapun perusahaan nan menjadi peserta pertemuan ialah Freeport McMoRan, S&P Global, GE Healthcare, Boeing, Capital Group, BP, Exxon Mobil, Citi, Caterpillar, Chevron, Georgetown University Indonesia Program, dan Purdue University.

Berdasarkan info Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM sejak tahun 2019-Triwulan III 2024, realisasi investasi Amerika Serikat di Indonesia tercatat sebesar USD13,41 triliun.

Tiga sektor terbesar ialah Pertambangan (73,02%), Jasa Lainnya (11,93%), dan Industri Logam Dasar, Barang Logam, Non-Mesin dan Peralatannya (4,09%). Sementara, tiga letak penerima investasi terbesar ialah Jawa Timur (38,13%), Papua (26,61%) dan Papua Tengah (13,66%).

(inh/inh)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com