CNN Indonesia
Selasa, 21 Mei 2024 09:58 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Harga minyak dunia turun di awal perdagangan Asia, Selasa (21/5) pagi. Ini terjadi lantaran penanammodal mengantisipasi inflasi dan suku kembang AS nan lebih tinggi dalam jangka panjang.
Tingginya inflasi dan suku kembang referensi bank sentral AS (The Fed) disinyalir menekan permintaan minyak dari konsumen dan industri.
Dilansir dari Reuters, nilai minyak mentah berjangka Brent turun 12 sen alias 0,1 persen menjadi US$83,34 per barel. Sedangkan, nilai minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 8 sen alias 0,1 persen menjadi US$79,72 per barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Analis dari Fujitomi Securities Toshitaka Tazawa menuturkan kedua benchmark tersebut turun kurang dari 1 persen lantaran pejabat The Fed sedang menunggu lebih banyak tanda-tanda perlambatan inflasi sebelum mempertimbangkan penurunan suku bunga.
"Kekhawatiran melemahnya permintaan menyebabkan penjualan lantaran prospek penurunan suku kembang The Fed semakin jauh," katanya.
Maklum, suku kembang nan tinggi dapat meningkatkan biaya pinjaman. Hal ini pun dapat menahan pertumbuhan ekonomi dan menekan permintaan minyak.
Sementara itu, Wakil Ketua The Fed Philip Jefferson mengatakan tetap terlalu awal untuk menyatakan apakah perlambatan inflasi bakal memperkuat lama.
Sedangkan, Wakil Ketua The Fed Michael Barr mengatakan kebijakan restriktif memerlukan lebih banyak waktu. Adapun Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan pihaknya butuh waktu nan lebih panjang untuk memproyeksi apakah apakah inflasi bakal memperkuat lama alias tidak.
Di sisi lain, menurunnya permintaan minyak mentah membikin pasokan jadi melimpah. Ini dapat membikin penurunan nilai minyak lebih rendah dalam jangka panjang.
[Gambas:Video CNN]
(mrh/pta)