Dirut BPJS Rilis 2 Buku Baru, Ungkap Kisah Sukses JKN dari Balik Layar

Sedang Trending 4 bulan yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, meluncurkan dua kitab baru nan memberikan wawasan mendalam mengenai perjalanan dan prinsip dasar asuransi kesehatan sosial di Indonesia. Bertepatan dengan momen satu dasawarsa keberhasilan BPJS Kesehatan, buku-buku ini menawarkan pedoman komprehensif tentang gimana sistem agunan sosial bekerja dan pentingnya jasa kesehatan nan inklusif.

Buku pertama, berjudul 'Roso Telo Dadi Duren, Biyen Gelo Saiki Keren: Catatan 10 Tahun Perjalanan BPJS Kesehatan', mengisahkan perjalanan BPJS Kesehatan sejak mulai beraksi pada 1 Januari 2014.

Buku ini menyajikan beragam peristiwa besar dan dinamika nan dihadapi BPJS Kesehatan dalam mengelola Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) selama sepuluh tahun. Buku ini menampilkan tantangan dan pencapaian nan telah mewarnai perjalanan BPJS Kesehatan dalam mewujudkan Universal Health Coverage (UHC) di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, kitab kedua, 'Prinsip Dasar Sistem Jaminan Sosial dan Asuransi Kesehatan', membahas secara mendalam dasar-dasar asuransi kesehatan sosial.

Buku ini mengupas beragam aspek penting, termasuk penyelenggaraan Program JKN, Kebutuhan Dasar Kesehatan (KDK), Kelas Rawat Inap Standar (KRIS), sistem naik kelas dan urun biaya, program anti kecurangan, hingga transformasi digital nan dilakukan oleh BPJS Kesehatan.

Ghufron menyatakan bahwa mendaftarkan lebih dari 97 persen masyarakat Indonesia sebagai peserta JKN dalam waktu 10 tahun bukanlah tugas nan mudah. Selama periode tersebut, BPJS Kesehatan juga dihadapkan pada tuntutan untuk meningkatkan kepuasan peserta JKN dengan memberikan pelayanan nan mudah, cepat, dan setara.

"Dengan kerja keras dan kerjasama berbareng segenap pihak, BPJS Kesehatan bisa memperkuat menghadapi beragam tantangan dalam mewujudkan Universal Health Coverage (UHC) di Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (17/5).

Ia melanjutkan, pada 2014 jumlah peserta JKN tercatat berada di nomor 114 juta jiwa. Per 10 Mei 2024, jumlahnya melesat menjadi lebih dari 271,2 juta jiwa. Pemanfaatan Program JKN pun terus meningkat, dari 92,3 juta per tahun pada 2014, menjadi 606,6 juta per tahun pada 2023.

BPJS Kesehatan juga terus berbenah, mulai dari sisi aksesibilitas jasa kesehatan, jumlah akomodasi kesehatan nan berkolaborasi dengan BPJS Kesehatan pun terus bertumbuh. Terkini, pihaknya juga berinovasi di bumi digital untuk memudahkan peserta, akomodasi kesehatan, pemerintah, dan stakeholders nan lain.

Ghufron juga menuturkan bahwa digitalisasi jasa BPJS Kesehatan berkontribusi mengubah sistem kesehatan Indonesia. Ia pun memberikan contoh dengan adanya Pelayanan Administrasi melalui Whatsapp (PANDAWA), Aplikasi Mobile JKN, dan BPJS Kesehatan Care Center 165, masyarakat dapat mengurus administrasi, meminta informasi, alias menyampaikan pengaduan tentang Program JKN melalui handphone.

"Saat pandemi, Aplikasi P-Care nan digunakan oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) mitra BPJS Kesehatan di seluruh Indonesia, menjadikan proses vaksinasi Covid-19 melangkah lebih cepat," imbuh dia.

Dengan adanya Aplikasi P-Care, dia melanjutkan, Peserta JKN tidak lagi perlu membawa banyak berkas saat berobat. Cukup menunjukkan NIK di KTP untuk dilayani, selama status kepesertannya aktif dan mengikuti prosedur.

BPJS Kesehatan juga telah menciptakan penemuan unggulan berjulukan i-Care JKN nan dapat memfasilitasi peserta JKN dan master untuk mengakses riwayat kunjungan peserta JKN dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Dengan begitu, peserta tersebut dapat dilayani lebih sigap dan tepat oleh dokter.

"Tentu saja, tetap ada banyak penemuan lain nan terus dikembangkan," tegasnya.

Dalam aktivitas tersebut, BPJS Kesehatan juga meluncurkan fitur baru di Aplikasi Mobile JKN berjulukan BUGAR. Fitur ini dapat digunakan untuk mengukur kualitas tidur dan kalori peserta JKN.

Sejumlah jasa nan ada dalam fitur BUGAR meliputi pemantauan info vital kesehatan peserta JKN, pengukuran tubuh, aktivitas langkah, daya nan dihabiskan, dan jarak nan ditempuh sehari-hari oleh peserta JKN dengan berjalan.

Ghufron beranggapan bahwa setiap generasi mempunyai langkah tersendiri untuk mencari dan memahami informasi, termasuk melalui media sosial. Oleh lantaran itu, dia menciptakan lagu-lagu nan diunggah di akun media sosial resmi BPJS Kesehatan.

"Lagu-lagu ini sebagai sarana sosialisasi kepada masyarakat lantaran sifatnya nan universal, mudah diterima dan dicerna semua kalangan tanpa batas usia," kata laki-laki nan total sudah menciptakan 7 (tujuh) lagu sepanjang berkarir di BPJS Kesehatan.

Di sisi lain, mewakili Menteri Kesehatan, Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan, Syarifah Liza Munira, mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi upaya BPJS Kesehatan dalam melakukan agunan kesehatan dan mengontrol pengeluaran biaya pelayanan kesehatan.

Maka dari itu, dia kembali mengingatkan pentingnya upaya berbareng untuk melakukan penguatan jasa kesehatan di FKTP, salah satunya melalui ekspansi faedah skrining kesehatan.

Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Agus Suprapto, menambahkan bahwa agunan sosial di Indonesia kudu diperkenalkan kepada generasi muda. Menurutnya, kitab ini mempunyai visi nan sejalan dengan Modul Proyek Muatan Jaminan Sosial pada Kurikulum Pendidikan Nasional Tahun 2023.

"Melalui peningkatan literasi, diharapkan pemahaman tentang agunan sosial bakal lebih merata di masyarakat, baik itu mengenai kesehatan maupun ketenagakerjaan," sebutnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades, mengatakan bahwa BPJS Kesehatan sudah melaksanakan tugas menyelenggarakan JKN dengan baik. Bahkan, saat dia menghadiri Forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) beberapa waktu lalu, BPJS Kesehatan mendapat apresiasi dari banyak negara di dunia.

Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI), Iing Ichsan Hanafi, menyatakan bahwa dulu rumah sakit swasta lebih selektif dalam kerja sama dengan BPJS Kesehatan. Namun, saat ini sekitar 64% rumah sakit swasta di Indonesia sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

"Harapan ke depan, ada peningkatan mutu jasa agar lebih efektif efisien di rumah sakit," harapnya.

Pada kesempatan nan sama, Koordinator Advokasi BPJS Watch, Timboel Siregar, mengatakan bahwa kitab nan diluncurkan hari ini telah menunjukkan beragam perbaikan berkepanjangan nan dilakukan oleh BPJS Kesehatan dan kudu terus dijaga ke depannya.

Sementara, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi berambisi kitab tersebut dapat memperkuat upaya meningkatkan literasi masyarakat tentang konsep Program JKN alias asuransi sosial di Indonesia.

Ketua Dewan Pengurus Forum Pemred, Arifin Arsydhad, menyatakan bahwa ada lima perihal nan dapat diambil dari kitab ini.

"Pertama, leadership. Perlu orang dengan passion nan tinggi untuk mengelola BPJS Kesehatan. Kedua, akses kesehatan semoga bisa lebih bagus dan diikuti dengan ekosistem nan ada," ujarnya.

Faktor Ketiga, dia melanjutkan, orientasi dalam pelayanan nan sudah sangat baik, termasuk pendekatan proaktif untuk memperjelas informasi. Keempat, penggunaan teknologi telah mencapai tingkat nan luar biasa. Kelima, edukasi dan sosialisasi kudu terus berlanjut, baik kepada masyarakat maupun pengelola akomodasi kesehatan.

Sebagai informasi, aktivitas tersebut juga dihadiri oleh Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, Abdul Kadir; Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Ova Emilia; dan perwakilan World Bank, Somil Nagpal.

(rir)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com