Jakarta, CNN Indonesia --
Tren bullish sedang menguasai pasar kripto, dan para penanammodal sekarang menghadapi dilema klasik dan pilihan susah untuk membeli sekarang alias menunggu koreksi. Keputusan ini bukan perihal nan mudah mengingat volatilitas tinggi nan menjadi karakter unik bumi aset digital.
Membeli saat pasar kripto sedang bull run memungkinkan penanammodal ikut menikmati kenaikan nilai lebih lanjut. Didukung juga dengan buletin dan sentimen positif sering kali mendorong nilai Aset Kripto mengalami kenaikan lebih tinggi dalam jangka pendek.
Namun, membikin keputusan nan tergesa-gesa lantaran takut kehilangan kesempatan namalain Fear of Missing Out alias (FOMO), dapat membikin Investor membeli Aset Kripto di puncak nilai (buying the top) nan berisiko jika pasar berbalik arah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan jika menunggu koreksi memungkinkan penanammodal untuk membeli aset dengan nilai lebih rendah. Sehingga dapat meningkatkan potensi untung di masa depan dan akibat nan lebih terkontrol.
"Kondisi bullish memang menggoda, tetapi krusial bagi penanammodal untuk tetap disiplin dan tidak terjebak euforia pasar. Investor perlu mempertimbangkan strategi nan matang untuk memaksimalkan potensi untung tanpa mengabaikan manajemen risiko," ujar FInancial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha.
Di sisi lain, lanjut Panji, penanammodal juga bisa kehilangan momentum jika tidak ada koreksi nan signifikan dan bull run terus bersambung tanpa koreksi signifikan. Oleh lantaran itu, Panji memberikan beberapa strategi bijak agar tetap bisa memanfaatkan momentum bull run dengan akibat nan lebih terkendali.
1. Dollar-Cost Averaging (DCA)
Panji menilai, penanammodal perlu menginvestasikan secara berjenjang dalam jumlah mini secara rutin. Strategi ini mengurangi akibat membeli di puncak dan memungkinkan penanammodal memanfaatkan perubahan pasar.
"Strategi DCA memberikan elastisitas kepada penanammodal untuk terus berinvestasi di beragam kondisi pasar, baik saat nilai naik maupun turun. Dengan langkah ini, penanammodal tidak perlu terlalu cemas mencari momen terbaik untuk masuk pasar," ujar Panji.
2. Fokus pada Aset dengan Fundamental Kuat
Selanjutnya memilih aset investasi jangka panjang. Aset seperti Bitcoin, Ethereum, dan Solana sering menjadi pilihan utama lantaran telah terbukti mempunyai daya tahan dalam beragam kondisi pasar.
"Memilih diversifikasi pada aset berfundamental kuat adalah langkah nan bijak untuk menjaga keseimbangan antara akibat dan potensi keuntungan," kata Panji.
3. Tetapkan Target Jangka Panjang
Panji juga mengimbau agar penanammodal konsentrasi pada tujuan investasi jangka panjang. Tren bullish biasanya merupakan bagian dari siklus nan lebih besar.
"Jangan terlalu terpaku pada kenaikan nilai jangka pendek. Tetap ingat bahwa aset mata uang digital adalah investasi dengan potensi besar untuk jangka panjang," lanjut Panji.
4. Amati Indikator Teknis dan Fundamental
Panji juga mengingatkan penanammodal agar tidak lupa untuk menggunakan kajian teknikal untuk mencari titik masuk nan lebih baik. Kombinasikan dengan aspek esensial seperti buletin dan sentimen positif alias mengambil teknologi nan dapat memperkuat tren kenaikan.
Disclaimer: Investasi aset mata uang digital mengandung akibat dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib Kripto membikin info ini melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli aset kripto. Harga aset mata uang digital berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.
(ory/ory)