Badak LNG Ciptakan Bagan Apung Modern Bantu Nelayan Kampung Tihi-Tihi

Sedang Trending 6 hari yang lalu

Bontang, CNN Indonesia --

PT Badak LNG menciptakan skema apung modern dengan memakai sisa limbah ramah lingkungan untuk membantu kelompok nelayan di Kampung Tihi-Tihi, Bontang Selatan, Kalimantan Timur.

CSR and Community Development Specialist Badak LNG Ilham Ayuning Tanjung Sari mengatakan support skema apung modern itu diberikan untuk mengatasi persoalan cuaca nan selama dihadapi oleh nelayan Tihi-Tihi.

Ilham menjelaskan selama ini para nelayan di Tihi-Tihi sering kali kudu batal pergi melaut andaikan kondisi cuaca sedang buruk. Kondisi itulah nan kemudian membikin penghasilan masyarakat setempat menjadi tidak menentu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karenanya, dia mengatakan, pada tahun ini Badak LNG berupaya menghadirkan penemuan terbaru berupa Jaringan Kawasan Sistem Pelampung Akuakultur Modern Ramah Lingkungan namalain Jaka Samudra.

"Jaka Samudra merupakan skema apung modern nan ramah lingkungan untuk mengatasi persoalan nelayan tangkap agar tetap dapat mencari nafkah meski kondisi tidak bersahabat," jelasnya kepada wartawan, Kamis (12/9).

Ilham menjelaskan skema apung tersebut dibuat dengan memanfaatkan teknologi dari limbah sisa produksi nan ramah lingkungan berupa pipa Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) dan polyurethane.

Tidak seperti skema apung konvensional, dia menyatakan skema apung yang dibuat dengan material pipa FRP itu bisa memperkuat hingga 40 tahun mendatang. Selain itu, dia menyebut skema apung Jaka Samudra itu juga telah dilengkapi sensor pandai untuk mendeteksi kebocoran dini.

"Sensor itu dapat memberikan peringatan kepada nelayan di Tihi-Tihi via telepon seluler jika ada masalah. Inovasi ini memungkinkan nelayan dapat memitigasi dan mencegah skema apung karam lantaran kebocoran," tuturnya.

Tidak ketinggalan, Ilham menyebut pihaknya juga turut menyematkan penggunaan daya terbarukan berupa panel surya pada skema apung tersebut. Panel surya itu, kata dia, dipasang sebagai sumber daya lampu milik nelayan saat sedang beraksi untuk menangkap ikan.

Di sisi lain, dia mengatakan Badak LNG turut menghadirkan penemuan lainnya berupa 'Apartemen Ikan' alias concrete reef nan ditempatkan di bagian bawah skema apung.

Ilham menuturkan Apartemen Ikan nan dibuat dengan mengopah limbah kalsium silikat itu ditujukan agar dapat meningkatkan populasi ikan di sekitar bagan, memberikan faedah langsung bagi nelayan.

"Dalam waktu dua minggu, concrete reef ini efektif menarik ikan-ikan untuk berdatangan. Kami menggunakan kalsium silikat nan merupakan salah satu jenis mineral dan dapat terurai di lautan. Jadi lebih ramah lingkungan," jelasnya.

Irwan, salah satu personil bimbingan program Menara Marina, mengaku berterima kasih dengan adanya skema apung modern dari Badak LNG tersebut.

Menurutnya kehadiran skema apung itu sudah sejak lama diimpikan oleh para nelayan Tihi-Tihi. Ia mengibaratkan skema apung tak ubahnya seperti sawah di laut nan bisa diandalkan para nelayan khususnya ketika cuaca sedang buruk.

"Kami memang mau sekali mempunyai skema apung. Karena memandang upaya skema apung sepertinya dapat membuka jalan untuk tambahan pemasukan kami", jelasnya.

Irwan berambisi dengan hadirnya skema apung modern itu bakal dapat meningkatkan taraf hidup dan ekonomi dari masyarakat Tihi-Tihi.

"Kebutuhan kami mulai tercukupi dengan adanya support dari perusahaan. Semoga dengan beragam inisiatif dan support Badak LNG, perekonomian masyarakat di Kampung Tihi-Tihi bisa semakin bertambah," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

(fiq/agt)

[Gambas:Video CNN]

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com