Penyebab Tupperware Bangkrut Usai 78 Tahun Beroperasi

Jakarta, CNN Indonesia --

Tupperware yang kalah saing dan punya beban finansial cukup berat menjadi argumen mereka terancam bangkrut, padahal produk kesayangan emak-emak ini sudah eksis selama 78 tahun.

Tupperware Brands Corporation sudah mengusulkan perlindungan kebangkrutan Bab 11 pada Selasa (17/9). Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu butuh persetujuan pengadilan untuk menentukan nasib mereka ke depan.

"Selama beberapa tahun terakhir, posisi finansial perusahaan sangat dipengaruhi oleh lingkungan makroekonomi nan menantang," kata CEO Tupperware Laurie Goldman dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Jumat (20/9).

Berdasarkan arsip permohonan kebangkrutan nan mereka ajukan, Tupperware tetap punya aset US$500 juta hingga US$1 miliar. Akan tetapi, tanggungjawab perusahaan jauh lebih besar, ialah mencapai US$1 miliar-US$10 miliar.

Keuangan perusahaan disebut-sebut memang bermasalah akhir-akhir ini. Hal tersebut juga disumbang kerugian kronis nan meningkat imbas buruknya permintaan beberapa tahun belakangan.

Goldman sempat berupaya menyelamatkan kebangkrutan Tupperware pada 2023 lalu. Mereka merestrukturisasi utang hingga menandatangani perjanjian dengan bank investasi Moelis & Co untuk membantu mencari pengganti strategis.

Namun, upaya tersebut tak cukup membantu. Likuiditas perusahaan nan bermasalah membikin Tupperware ragu untuk terus bisa menjalankan bisnis.

Tupperware juga termakan zaman. Perusahaan kreator produk rumah tangga itu tak sanggup melawan gempuran pesaing nan memproduksi wadah penyimpanan lebih murah dan ramah lingkungan.

Nasib perusahaan nan berdiri sejak 1946 itu bakal ditentukan keputusan pengadilan. Jika perlindungan kebangkrutan disetujui, Tupperware bisa terus menjual produknya sembari merencanakan proses penjualan upaya mereka.

[Gambas:Video CNN]

(skt/pta)