CNN Indonesia
Senin, 29 Apr 2024 19:16 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Plt Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) A Pembina Tingkat Nasional Dede Kurniasih meminta maaf kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan meski peralatan mereka tertahan lama di Bandara Soekarno-Hatta.
Dede mengatakan tidak mengetahui patokan skema pengiriman peralatan luar negeri nan disusun Bea Cukai, sehingga masalah tersebut terjadi.
"Permohonan maaf dari kami atas ketidaktahuan dan kekurangan wawasan gimana prosedur peralatan hibah importir sehingga menyebabkan miskomunikasi," kata Dedeh dalam konvensi pers berbareng Bea Cukai Kemenkeu di Bandara Soetta, Tangerang, Banten, Senin (29/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Barang hibah untuk SLB itu dikirim dari Korea Selatan, tetapi ditahan di Bea Cukai Soekarno-Hatta. Barang berjulukan taptilo itu tiba di Indonesia sejak 18 Desember 2022.
Tak kunjung menerima peralatan tersebut, pihak sekolah malah diminta melengkapi sejumlah dokumen. Viral juga di media sosial X bahwa pihak SLB ditagih ratusan juta untuk menebus peralatan tersebut.
"Permohonan maaf juga atas kegaduhan media nan selama ini kita ketahui," sambungnya.
Permintaan maaf Dede diberikan saat dirinya melakukan konvensi pers berbareng Bos Bea Cukai Askolani, Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo, dan jejeran Bea Cukai Soekarno-Hatta.
Kehadiran pihak SLB A Pembina Tingkat Nasional juga sekaligus untuk menerima peralatan nan akhirnya dibebaskan DJBC dari pungutan ratusan juta.
Pembebasan ini ditempuh usai adanya kejuaraan di media sosial dan viral.
"Mudah-mudahan aktivitas ini dan akibat ini ke depan, kami dapat menjalin kerja sama nan baik. Karena tidak menutup kemungkinan kami ke depan bakal mendapat bantuan-bantuan hibah dari nan peduli kepada peserta didik berkebutuhan unik di Indonesia," tandas Dedeh.
[Gambas:Video CNN]
(ldy, wlm, skt/pta)