10 Tren AI yang bakal Populer Tahun 2030-an

Sedang Trending 4 bulan yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Ericsson mensurvei 6.500 pengguna di 13 kota mengenai skenario AI pada 2300-an. Pengguna percaya, empat dari lima konsumen di tahun 2030-an bakal menggunakan AI untuk membikin keputusan besar nan mengubah hidup mereka.

Para responden survei ini percaya 80 persen konsumen bisa menggunakan simulasi AI pada 2030-an untuk mengambil keputusan nan mengubah hidup mereka. Misalnya membeli rumah alias saham hingga untuk membikin perubahan style hidup berasas simulasi kesehatan.

Menurut Ericsson, pengguna awal juga bakal memandang bahwa AI memainkan peran utama dalam pengasuhan anak untuk meningkatkan keahlian anak-anak. Kecerdasan buatan dalam perihal ini bakal memainkan peran krusial untuk mengamankan pekerjaan nan baik.

Hasil penelitian memperlihatkan adanya perbedaan mencolok antara para pengguna awal. Sebagian merasakan kegembiraan, harapan, dan antusiasme besar terhadap AI. Namun, ada juga nan merasa takut dan resah terhadap AI.

Hampir 95 persen responden percaya, beberapa aspek dari sepuluh tren bakal menjadi kenyataan. Head of Ericsson Indonesia Krishna Patil mengatakan, AI makin terkenal dan manfaatnya makin dirasakan di Indonesia.

"Data dari ConsumerLab menunjukkan AI bakal memainkan peran nan lebih besar di masa depan. Kami di Ericsson telah mengangkat AI di seluruh portofolio produk dan jasa untuk mempermudah ekspansi 5G bagi para pelanggan," kata Patil, dikutip dari keterangan Ericsson, Selasa (18/6/2024).

Menurut dia, AI begitu krusial untuk revolusi jaringan lantaran kebutuhannya kian berkembang, khususnya di area-area penggunaan jasa baru nan memerlukan keahlian selalu aktif, keandalan tinggi, latensi rendah, dan keamanan tinggi.

Apple resmi masuk dalam persaingan teknologi AI generatif dengan memperkenalkan serangkaian fitur baru nan bakal meningkatkan performa iPhone dan produk terkenal lainnya.

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Berikut tren AI di tahun 2030:

1. Pembeli Buatan

80 persen responden mempercayai bahwa tiap orang bakal mempunyai asisten pribadi digital untuk memberikan saran atas semua kebutuhan shopping dan menyatakan bahwa ini bakal memberikan akibat positif.

2. Fashion Generatif

Apakah tren fashion bakal didikte oleh AI di masa depan alias apakah 100 persen buatan manusia bakal menjadi tren baru di tahun 2030?

Rupanya, 6 dari 10 responden di tahun 2030-an manusia bakal menjalani operasi plastik mendapatkan standar kecantikan nan dihasilkan oleh AI.

3. Skenario Makhluk Hidup

Film nan dibuat secara generatif kawan kloningan AI - 68 persen memperkirakan keahlian mengkloning AI untuk menjadi bagian bagian dari cerita mereka.

4. Kembaran Digital Manusia

AI mengurangi ketidakpastian dengan mensimulasikan segala sesuatu dalam kehidupan sehari-hari, 50 persen orang percaya bahwa orang bakal mensimulasikan pernikahan mereka untuk perubahan alias perceraian di masa depan.

5. Keturunan nan Diprogram

Pengasuhan anak dengan support AI diklaim bakal meringankan beban orang tua. Namun, kekhawatiran tentang hilangnya empati manusia begitu besar, pasalnya 74 persen responden berpikir bahwa asisten AI dalam pengasuhan anak bakal meningkatkan keahlian teknis namun mengurangi kepintaran imajinatif dan emosional mereka.

6. Diperintah oleh AI

Teknologi AI nan digunakan secara publik bisa meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Namun, kemungkinan bakal dihadapi oleh teknologi AI nan dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar.

Sebanyak 72 persen orang percaya, teknologi AI milik perusahaan-perusahaan bakal lebih unggul daripada teknologi AI nan dipakai secara umum oleh masyarakat.

7. Karyawan Diberdayakan oleh AI

AI bisa meningkatkan performa kerja, namun juga bisa menghilangkan makna dari pekerjaan itu sendiri. Pasalnya, 67 persen responden meyakini AI bakal diperlukan untuk mendapatkan posisi pekerjaan nan baik.

8. Ketidakteraturan Data

Regulasi alias kebebasan info hingga masa depan konsumen bakal berjuntai pada siapa nan mengendalikan data. Sebanyak 75 persen meyakini, izin baru bakal memungkinkan penduduk untuk tidak ikut serta.

9. AI Berkembang Tanpa Kendali

AI bisa saling terhubung dapat mulai mengembangkan agenda mereka sendiri, di mana 59 persen berpikir bahwa hidup berdampingan dengan AI di masa depan bakal menjadi sulit.

10. Pemegang Kunci

Akankah pemegang kunci AI nan terhubung melindungi privasi alias meningkatkan ketergantungan di era digital? 7 dari 10 orang  orang mengatakan bahwa tidak lagi perlu mengklik tombol, menggesekkan kartu identitas, alias mengingat login lantaran AI bakal menanganinya.

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

CEO Tesla Inc sekaligus SpaceX, Elon Musk (kiri) melangkah berbareng Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan saat tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar, Bali, pada 19 Mei 2024. (SONNY TUMBELAKA/AFP)
Sumber liputan6.com teknologi
liputan6.com teknologi