YouTube Batasi Gerak Pengguna yang Masih Blokir Iklan, Video Langsung Skip ke Akhir

Sedang Trending 5 bulan yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Google baru-baru ini meningkatkan sistem keamanan YouTube. Langkah ini dilakukan lantaran banyaknya pengguna bandel nan memodifikasi YouTube mereka agar tidak menampilkan iklan.

Perlu diketahui, YouTube menganggap penggunaan pemblokir iklan tidak hanya melanggar persyaratan layanannya, tetapi juga membikin kreator konten tidak mendapatkan penghasilan atas kerja keras mereka.

Langkah pemblokiran YouTube yang menggunakan pemblokir iklan sebenarnya sudah diupayakan Google sejak beberapa bulan lalu.

Pada Januari 2024, mereka memperlambat akses pemutaran video bagi pengguna AdBlock, sehingga mau tak mau mereka harus mencabut fitur tersebut agar video YouTube dapat diputar.

Pun demikian, langkah tersebut tidak memberikan pengaruh jera. Karenanya, YouTube mencoba langkah baru, ialah mempercepat video nan diputar langsung ke bagian akhir, andaikan pengguna terdeteksi memakai pemblokir iklan.

Cara ini pun bakal terus dilakukan, hingga pengguna menghapus fitur pemblokir iklan. Apabila sistem mendeteksi AdBlock telah dihapus, video dapat diputar sepenuhnya tanpa kendala.

Mengutip laporan Phone Arena, Kamis (30/5/2024), pengguna dengan nama akun SDHD4K di Reddit pun sempat menunjukkan langkah kerja sistem ini.

Dalam unggahannya, dia memperlihatkan, YouTube akan langsung melompati video ke bagian akhir, ketika mendeteksi pengguna memakai pemblokir iklan.

Tak hanya itu, YouTube juga mengatur agar ketika pengguna mengatur volume di aplikasi, video bakal dibisukan (Mute).

Saat pengguna mencoba mengatur volume lagi, bunyi bakal muncul hanya selama satu detik, lampau kembali dibisukan.

Google sendiri menganggap pemakaian AdBlock memutus saluran pendapatan mereka, mengingat penayangan iklan di YouTube menghasilkan duit sebesar USD 8,09 miliar (Rp 130 triliun) untuk perusahaan induk Google, Alphabet.

Youtube menyiapkan biaya bensar untuk para pembuat membikin konten viral di Youtube Shorts. Kreator bakal dibayar Rp 143 juta per bulan asalkan bisa membikin konten shorts nan viral.

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

YouTube Kembangkan Fitur AI untuk Bantu Kreator Temukan Ide Konten Baru

Sementara itu, YouTube tengah kembangkan beberapa fitur AI baru nan membantu menyempurnakan platform ini. Banyak dari fitur tersebut nan tetap dalam tahap eksperimen.

Di laman support YouTube, sebagaimana dikutip dari Android Authority, Minggu (5/5/2024), perusahaan telah mengumumkan mereka sedang menguji fitur AI generatif yang dapat memberikan inspirasi bagi content creator untuk video nan bakal dibuat.

Alat AI ini didesain untuk membantu pembuat YouTube berganti pikiran tentang buahpikiran untuk konten berikutnya. Google juga mengatakan bahwa AI ini bakal membantu pembuat untuk memahami penonton mereka dan membantu membikin video dengan lebih cepat.

Untuk membantu kreator, AI generatif tersebut bakal membantu menghasilkan buahpikiran dalam tiga faktor, seperti:

  • Jenis konten nan mau dilihat lebih oleh penonton/viewers,
  • Sudut pandang baru untuk jenis konten nan belum perah dibuat oleh kreator,
  • Garis besar alias poin krusial untuk memulai pembuatan konten.

Fitur AI generatif ini hanya bakal dinikmati oleh segelintir pembuat saja. Sebab, YouTube mengatakan bahwa fitur ini hanya bakal digulirkan untuk pembuat nan membikin konten dalam bahasa Inggris.

Kendati demikian, Google bakal terbuka untuk memperluas fitur ini. Komitmen tersebut menjelaskan bahwa perusahaan berencana untuk mengembangkan fitur ini lebih jauh sehingga dapat digunakan oleh lebih banyak kreator YouTube.

YouTube Music Rilis Fitur Hum-to-Search

Di sisi lain, Google dilaporkan telah kembali menghadirkan fitur inovatif untuk layanannya. Kali ini, giliran YoTube Music nan menghadirkan fitur baru untuk memudahkan pengguna ketika mencari lagu.

Fitur baru nan diberi nama hum-to-search ini memungkinkan pengguna YouTube Music mencari lagu bukan berasas lirik alias judulnya, melainkan melodi lagu tersebut. Jadi, pengguna dapat mencari lagu hanya dengan bersenandung, bernyanyi, alias memainkan melodi.

Sebagai informasi, fitur hum-to-search telah lebih dulu datang di Google Search sejak 2020, dan sekarang datang di jasa YouTube Music. 

Dikutip dari Android Authority, Selasa (28/5/2024), fitur ini awalnya diuji sebagai bagian dari penelitian di YouTube, sebelum akhirnya kini diluncurkan ke pengguna YouTube Music di Android.

Cara Akses Fitur Hum-to-Search

Untuk mengakses fitur hum-to-search, pengguna dapat mengetuk ikon pencarian kaca pembesar di pojok kanan atas aplikasi YouTube Music. Setelah mengetuk ikon pencarian, terdapat ikon baru berbentuk gelombang nan terletak di samping ikon mikrofon.

Dengan mengetuk ikon tersebut, bakal terbuka laman pencarian berwarna nan meminta pengguna untuk memutar, menyanyikan, alias menyenandungkan lagu. AI Google kemudian bakal melakukan pencarian lagu nan sesuai dengan senandung pengguna. 

Disebutkan, fitur ini dapat mencari lagu dengan beragam bahasa, seperti Bahasa Inggris dan Bahasa India. Karenanya, ada kemungkinan besar fitur ini bakal dapat mendeteksi lebih banyak lagu dari beragam bahasa.

Saat ini, fitur Hum-to-Search hanya dapat diakses bagi pengguna Android dengan aplikasi YouTube Music jenis 7.02. Namun, kemungkinan besar fitur ini juga bakal tersedia bagi pengguna iPhone tak lama lagi.

Kehadiran fitur Hum-to-Search di YouTube Music ini pun bisa menjadi pembeda jasa ini dari aplikasi streaming musik lainnya. Sebab, fitur ini memudahkan pengguna melakukan pencarian lagu berasas nadanya saja.

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Sumber liputan6.com teknologi
liputan6.com teknologi