TikTok Studio: Aplikasi Baru untuk Kreator Tingkatkan Performa dan Kelola Konten

Sedang Trending 5 bulan yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi berbagi video pendek, TikTok, baru saja memperkenalkan aplikasi baru berjulukan TikTok Studio. Aplikasi ini datang untuk memudahkan pembuat konten mengelola akun mereka.

Dikutip dari Phone Arena, Kamis (30/5/2024), TikTok Studio datang sebagai aplikasi pengelolaan akun kreator. Karenanya, aplikasi ini memiliki beberapa fitur utama untuk beragam kebutuhan, seperti mengedit, mengunggah, mengelola, serta menganalisis keahlian akun dan konten.

Aplikasi TikTok Studio bisa diunduh secara gratis, dan pengguna cukup login menggunakan akun TikTok nan sudah ada. Setelah masuk, pengguna dapat mengakses segala fitur unik pembuat di aplikasi ini.

Dengan aplikasi ini, pembuat TikTok dapat menggunakan beragam fitur nan biasanya ditemukan di aplikasi editing. Beberapa di antaranya adalah fitur edit teks otomatis, penyunting foto, dan pangkas otomatis untuk memoles konten sebelum diunggah.

Sebagai informasi, TikTok Studio hanya diperuntukkan untuk pembuat nan telah berumur 18 tahun keatas. Dengah kehadiran TikTok Studio, ByteDance sebagai perusahaan induk, mengumumkan jika aplikasi ini bakal menggantikan fitur Creator di aplikasi utama, serta situs Creator Center.

Pun demikian, kreator TikTok tetap bisa mengakses fitur unik kreator melalui situs TikTok Creator di browser desktop.

Berita video tiktok, 3 lokasi wisata bagus di Lombok nan bisa didatangi usai menyaksikan MotoGP Mandalika.

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

TikTok Uji Coba Fitur Unggah Video 1 Jam, Siap Saingi YouTube?

Di sisi lain, untuk manjakan pengguna, TikTok bakal hadirkan fitur baru nan memungkinkan pengguna mengunggah video berdurasi hingga satu jam. Fitur itu digadang-gadang bakal bersaing dengan platform sejenis seperti YouTube. 

Menurut laporan CBS News dan Tech Crunch, sebagaimana dikutip dari CNET, Senin (20/5/2024), TikTok sedang bereksperimen untuk memberikan pengguna keleluasaan untuk mengunggah video berdurasi satu jam penuh.

Fitur ini menjadi lompatan terbesar di platform tersebut, mengingat pengguna saat ini hanya dapat mengunggah video dengan lama maksimal 10 menit. 

Kendati demikian, perusahaan belum mengumumkan secara pasti kapan fitur tersebut dapat digunakan oleh seluruh pengguna TikTok.

Diperkirakan, upaya TikTok menghadirkan lebih banyak jenis video di platformnya dilakukan untuk semakin memperkuat posisi mereka sebagai salah satu platform berbagi konten video paling terkenal di dunia, termasuk bersaing dengan platofrm lain seperti YouTube. 

Sebagai informasi, aplikasi TikTok mulai dikenal di seluruh bumi berkah fitur For You Page nan memberikan konten random berasas selera pengguna. Fitur itu nyatanya mampu menarik minat kawula muda di seluruh dunia.

Bahkan, fitur For You Page telah mendorong raksasa media sosial lainnya, seperti YouTube, Facebook, Instagram, dan Snapchat menerapkan fitur nan sama di platformnya.

TikTok Akan Beri Label Khusus untuk Konten Buatan AI

Sementara itu, demi tingkatkan keamanan pengguna, TikTok dilaporkan bakal mulai memberikan label unik untuk video nan dihasilkan oleh AI. Tindakan ini adalah upaya agar pengguna tidak terkecoh dengan video nan sekilas mirip dengan tokoh alias tempat di bumi nyata.

Aturan TikTok ini bakal mewajibkan kreator konten memberikan pengingat kepada pengguna jika konten nan ditonton merupakan video buatan kepintaran buatan (AI).

Kendati demikian, kebijakan itu kemungkinan susah untuk direalisasi, lantaran pembuat biasa menggunakan software AI pihak ketiga.

Untuk itu, memandang kemungkinan ada pembuat nan tidak menuruti patokan tersebut, TikTok akhirnya bekerja sama dengan perusahaan Content Credentials untuk memberikan label terhadap konten nan dibuat menggunakan AI.

Content Credentials merupakan info digital nan mengenai dengan konten kreatif, seperti gambar alias video, nan menghadirkan perincian tentang asal-usul, kreator konten, dan perubahan pada konten tersebut.

Dikutip dari Engadget, Minggu (12/5/2024), Content Credentials menghadirkan solusi untuk melacak asal-usul gambar AI nan digunakan selama proses penyuntingan konten, baik berupa foto ataupun video serta diunggah ke aplikasi TikTok.

Asal dari konten tersebut dapat dilihat oleh pengguna, andaikan mereka menemukan konten AI pada platform nan mendukung teknologi dari Content Credentials.

TikTok menyatakan, mereka bakal menjadi platform video pertama nan mendukung pemberian label konten AI dari Content Credentials. Namun, perlu beberapa waktu agar label ini diterapkan di lebih banyak pengguna.

Apple Disebut Bakal Depak TikTok dari App Store Minggu Depan, Apa Penyebabnya?

Meski diminati banyak pengguna, namun tak serta merta TikTok bakal terus berada di area nyaman. Terbaru, terdapat laporan nan menunjukkan bahwa Apple bakal mendepak aplikasi tersebut dari App Store.

TikTok diduga melanggar patokan aplikasi App Store, di mana platform video tersebut mengizinkan beberapa pengguna untuk membeli koinnya langsung dari situs web-nya.

Aplikasi tersebut rupanya menawarkan opsi ke beberapa pengguna iOS untuk mencoba isi ulang koin di tiktok.com untuk menghindari biaya jasa dalam aplikasi, ialah komisi pembelian Apple sebesar 30 persen.

Menurut foto nan dibagikan di X (sebelumnya Twitter) oleh David Tesler dengan akun @getdavenow, salah satu pendiri aplikasi Sendit, TikTok mengajak pengguna menghemat sekitar 25 persen saat membeli koin (digunakan untuk memberi tip kepada kreator konten) berkah biaya jasa pihak ketiga nan lebih rendah.

Mereka kemudian dapat menggunakan Apple Pay, PayPal, dan kartu angsuran alias debit untuk menyelesaikan transaksi. Demikian sebagaimana dikutip dari Engadget, Jumat (3/5/2024). 

"TikTok mungkin bakal dilarang dari App Store minggu depan," cuit @getdavenow.

"Mengapa? Sepertinya mereka menghindari biaya Apple dengan mengarahkan pengguna untuk membeli koin melalui metode pembayaran eksternal," sambungnya.

Tidak jelas kenapa hanya beberapa pengguna nan punya akses terhadap navigasi ini. Salah satu hipotesisnya adalah fitur tersebut diaktifkan untuk perseorangan nan sebelumnya membeli koin dalam jumlah besar. 

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Sumber liputan6.com teknologi
liputan6.com teknologi