Bali, CNN Indonesia --
PT Sarana Multi Infrastruktur/SMI (Persero) jadi tuan rumah penyelenggaraan Association of Development Financing Institutions in Asia and Pacific (ADFIAP) International CEO Forum XVII di Sofitel Nusa Dua, Bali. Acara resmi ditutup pada Kamis (7/11).
PT SMI pun menerima token of appreciation dari ADFIAP. Tanda penghargaan diserahkan langsung oleh Chairman ADFIAP Kao Thach kepada Direktur Utama PT SMI Reynaldi Hermansjah.
ADFIAP International CEO Forum XVII bertema Building a Sustainable Future: The Crucial Role of DFIs in a Low Carbon Development Agenda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Forum tahun ini diikuti lebih dari 150 peserta nan merupakan personil ADFIAP, stakeholder PT SMI, serta tamu-tamu undangan khusus.
ADFIAP International Forum adalah aktivitas nan mempertemukan kepala utama bank pembangunan dan lembaga finansial personil ADFIAP untuk berbincang dan berganti gagasan.
Melalui keanggotaan di ADFIAP, PT SMI bisa memperluas jaringan dan membangun hubungan dengan lembaga finansial lainnya untuk bekerja-sama dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, juga menjadi forum kerjasama membahas isu-isu terkini mengenai pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
Hari ke-2 forum tersebut dilanjutkan dengan sejumlah sesi obrolan panel, salah satunya dengan tema "Sustainable Futures: The Role of Impact Investment in Building Resilient Infrastructure".
Sesi ini membincangkan strategi untuk mendorong investasi berakibat nan memperkuat ketahanan ekonomi dan sosial hingga kerjasama antara sektor publik dan swasta dalam membangun prasarana hijau.
Para panelis nan menjadi pembicara dalam sesi obrolan tersebut ialah Direktur Pembiayaan Publik dan Pengembangan Proyek PT SMI Faaris Pranawa, ADFIAP Board Member Hussain bin Ali Al Lawati, Seyed Ali Heidari, dan Chairman of the Management Board Eurasian Development Bank Nikolai Podguzov nan datang secara daring.
Proyek prasarana berdampak
Dalam paparannya, Faaris menegaskan sebagai Special Mission Vehicle di bawah Kementerian Keuangan, PT SMI didirikan untuk menjembatani kesenjangan pembiayaan, meningkatkan kepantasan proyek dalam pembangunan prasarana melalui beragam instrumen pembiayaan.
Mandat tersebut, menurutnya, mendorong pertumbuhan ekonomi dan ketahanan bangsa, ialah saat pembangunan prasarana nan berkepanjangan merupakan fondasi untuk mencapai kemajuan ekonomi, melindungi lingkungan, serta membangun ketahanan masyarakat.
"Misi kami untuk mempercepat pembangunan prasarana berkepanjangan di seluruh Indonesia dan dengan memobilisasi sumber daya publik dan swasta, kami memastikan bahwa proyek-proyek prasarana ini berpengaruh, berkelanjutan, dan inklusif, serta memenuhi kebutuhan masyarakat," ujar Faaris, dalam keterangan tertulis Kamis.
Di akhir acara, Direktur Utama PT SMI Reynaldi Hermansjah juga menggarisbawahi sejumlah topik nan sudah dibahas selama dua hari terakhir. Pertama, urgensi transisi daya dan mengambil praktik berkepanjangan di seluruh sektor. Kedua, kerjasama antar pihak menjadi perihal krusial untuk pembangunan berkelanjutan.
Ketiga, Reynaldi menekankan pentingnya merangkul penemuan untuk mengatasi tantangan di era serba digital. Keempat, pentingnya memprioritaskan kesetaraan sosial, kelestarian lingkungan, dan kesejahteraan manusia nan menjadi inti dari tugas DFI.
"Kami telah membahas pentingnya membangun prasarana nan tangguh, memastikan akses universal terhadap air dan sanitasi, dan mempromosikan kesetaraan sosial. Hal-hal tersebut bukanlah aspirasi belaka, tapi merupakan landasan bagi masa depan nan adil, merata, dan berkelanjutan," ujar Reynaldi.
Dalam kesempatan nan sama, Kao Thach mengucapkan terima kasih kepada PT SMI atas dedikasinya dalam menyukseskan aktivitas tersebut. Ia juga tak lupa mengapresiasi para pembicara, moderator, hingga tamu undangan nan sudah berperan-serta secara aktif terhadap pembangunan berkelanjutan.
Kao Thach berambisi bisa memandang DFI secara aktif mendukung penerapan kebijakan dan strategi nasional untuk memastikan faedah transisi ke daya terbarukan, terutama untuk masyarakat rentan.
Ia juga membujuk kemitraan publik dan swasta untuk memprioritaskan pembangunan berkepanjangan dengan memobilisasi modal dan skill untuk pembangunan prasarana nan kuat, dengan strategi investasi nan berkepanjangan dan perencanaan jangka panjang.
"Saya berambisi kita tetap teguh dalam komitmen kita untuk mendorong perubahan dan memberikan akibat nan berkepanjangan pada agenda pembangunan rendah karbon secara global. Saya berambisi dapat memandang akibat positif dari upaya kita bersama," tutur Kao Thach.
(del/tsa)
[Gambas:Video CNN]