Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tetap ada 7,2 juta pengangguran di Indonesia sampai Februari 2024. Dari jumlah ini, paling banyak adalah tamatan SMK dan SMA.
Plt Kepala BPS Amalia Widyasanti mengatakan masyarakat nan paling banyak bekerja adalah lulusan SD ke bawah. Lalu disusul oleh lulusan SMA dan SMP.
"Dari sebanyak 142,18 juta orang masyarakat bekerja sebesar 36,54 persen berilmu SD ke bawah, sehingga pekerja berilmu rendah mendominasi masyarakat nan bekerja di Indonesia," ujar Amalia pada konvensi pers, Senin (6/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara rinci, jumlah masyarakat usia kerja di Indonesia mencapai 214 juta orang. Dari jumlah itu nan tercatat sebagai angkatan kerja sebanyak 149,38 juta orang, tetapi nan terserap alias bekerja hanya 142,18 juta orang sehingga sisanya 7,2 juta orang tetap menganggur.
Menurut Amalia, pengangguran ini tetap tinggi lantaran jumlah angkatan kerja nan muncul tak semuanya terserap alias mendapatkan pekerjaan.
Berdasarkan info BPS, jumlah pengangguran dari lulusan SMK tetap merupakan nan paling tinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya, ialah sebesar 8,62 persen.
Lalu, tamatan SMA sebesar 6,73 persen dan Diploma IV, S1, S2, S2 sebanyak 5,63 persen.
Sementara itu, pengangguran nan paling rendah adalah lulusan pendidikan SD ke bawah, ialah sebesar 2,38 persen. Lalu, SMP sebesar 4,28 persen dan Diploma I/II/III sebanyak 4,87 persen.
Meski jumlah pengangguran pada Februari 2024 ini tetap tinggi, angkanya terendah sejak Februari 2020 nan pernah sukses turun ke 6,93 juta alias 4,94 persen.
Pada Februari 2023, jumlah pengangguran sebanyak 7,99 juta orang. Lalu pada Agustus 2023 turun lagi menjadi 7,86 juta.
[Gambas:Video CNN]
(ldy/sfr)