Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan kepintaran buatan (artificial intelligence/AI) telah membantu masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya di bumi kerja.
Melihat penerapan AI yang terus meluas, Microsoft dan LinkedIn telah merilis info Indonesia dari laporan dunia Work Trend Index 2024 mengenai penggunaan AI di bumi kerja.
Menurut keterangan resmi nan Tekno Liputan6.com terima, Kamis (13/6/2024), temuan mengungkapkan persentase pekerja di Indonesia nan menggunakan generative AI, lebih tinggi dibandingkan info Asia Pasifik dan global.
Tak hanya itu, persentase pemimpin di Indonesia nan percaya perusahaannya perlu mengangkat AI untuk tetap kompetitif juga lebih banyak dari negara lain di wilayah Asia Pasifik dan global.
Temuan tersebut membuktikan minat pemanfaatan teknologi AI nan kuat untuk memberikan akibat positif bagi bisnis, serta menandakan potensi munculnya budaya baru dalam sektor ketenagakerjaan Indonesia nan didorong oleh AI.
Menurut Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Dharma Simorangkir, era AI memungkinkan masyarakat untuk berinovasi dan berkarya dengan lebih cepat.
“Saat ini, kita sedang berada di era transformasi AI nan memungkinkan kita untuk berkarya dan berinovasi jauh lebih cepat. Melihat cepatnya penyesuaian Indonesia untuk penerapan AI menunjukkan kesempatan positif untuk merealisasikan kesempatan ekonomi digital Indonesia," kata Dharma.
Ia juga mengungkapkan langkah untuk mengubah antusiasme penerapan teknologi menjadi transformasi AI ke dalam ranah bisnis.
"Pertama, identifikasi masalah upaya dan integrasikan AI ke dalam solusinya. Kedua, ambil pendekatan top-down dan bottom-up. Ketiga, prioritaskan training keahlian AI bagi setiap individu,” Dharma menambahkan.
Microsoft mengumumkan investasi sebesar 4 miliar Euro ($4,3 miliar) di Perancis tahun ini, investasi terbesar perusahaan di negara itu hingga saat ini, untuk mendukung pertumbuhan Perancis dalam ekonomi kepintaran buatan (AI) baru.
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dampak AI Terhadap Pekerjaan dan Pasar Tenaga Kerja di Masa Depan
Berdasarkan laporan Work Trend Index 2024, terdapat tiga poin utama nan perlu diketahui oleh setiap pemimpin dan ahli di Indonesia mengenai akibat AI terhadap pekerjaan dan pasar tenaga kerja di tahun mendatang:
1. Karyawan tertarik untuk mengangkat AI di tempat kerja
Menurut laporan tersebut, sebanyak 92% pekerja di Indonesia sudah menggunakan generative AI di tempat kerja. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan nomor dunia (75%) dan Asia Pasifik (83%).
Sekitar 92% pemimpin di Indonesia percaya bakal pentingnya mengambil AI untuk menjaga kelebihan kompetitif perusahaan; lebih tinggi dibandingkan nomor dunia (79%) dan Asia Pasifik (84%).
Meski demikian, 48% merasa cemas kepemimpinan di organisasinya tetap belum mempunyai visi dan rencana untuk menerapkan AI dalam perusahaan; lebih rendah dibandingkan nomor dunia (60%) dan Asia Pasifik (61%).
Oleh lantaran itu, 76% tenaga kerja di Indonesia berinitiatif untuk membawa perangkat alias solusi AI mereka sendiri ke tempat kerja (Bring Your Own AI/BYOAI).
Namun, tren ini berpotensi mengurangi faedah nan bisa diraih ketika AI digunakan secara strategis dalam skala besar, serta membawa akibat tertentu terhadap info perusahaan.
Alhasil, tugas pemimpin perusahaan dalam waktu dekat adalah mempertimbangkan gimana menerapkan AI dalam skala besar di perusahaan, sembari menghasilkan return on investment (ROI) nan maksimal.
2. Bagi Karyawan, AI Meningkatkan Standar dan Membuka Peluang Karier
Laporan tersebut juga mengungkapkan, sebanyak 69% pemimpin di Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak bakal merekrut seseorang tanpa keahlian AI.
Tak hanya itu, sebanyak 76% pemimpin cenderung merekrut kandidat dengan pengalaman kerja nan lebih sedikit namun handal menggunakan AI, dibandingkan kandidat berilmu tanpa keahlian AI.
Belajar dari info global, tidak sedikit tenaga ahli nan berinisiatif meningkatkan keahlian mereka sendiri.
Terdapat peningkatan sebesar 142x dalam keanggotaan LinkedIn nan menambahkan keahlian AI seperti Copilot dan ChatGPT ke profil mereka, dan peningkatan 160% dalam tenaga ahli non-teknis nan menggunakan kursus LinkedIn Learning untuk membangun kecakapan AI mereka.
Penyebutan AI dalam unggahan kesempatan kerja di LinkedIn mendorong peningkatan lamaran kerja sebanyak 17%.
Melihat kejadian ini, akibat AI sudah tidak dapat dipungkiri: perusahaan nan memberdayakan tenaga kerja dengan perangkat dan training AI bakal menarik talenta terbaik, sementara ahli nan meningkatkan keahlian mereka bakal lebih unggul dibanding mereka nan tetap belum melakukannya.
3. Munculnya Fenomena AI Power Users, dan Ungkapan Masa Depan Dunia Kerja:
Munculnya kejadian AI Power Users — dan apa nan mereka ungkapkan tentang masa depan bumi kerja:
Penelitian ini memetakan empat jenis pengguna AI — dari pengguna skeptis nan jarang menggunakan AI, pengguna novice dan explorer nan sedikit lebih familiar dengan dan sering menggunakan AI, hingga power user nan menggunakannya secara ekstensif.
AI sudah menjadi bagian integral dari rutinitas kerja power users: 93% power users di Indonesia menggunakannya untuk memulai hari kerja mereka dan 94% menggunakannya untuk mempersiapkan besok hari (lebih tinggi dibandingkan dunia nan masing-masing di nomor 85% dan Asia Pasifik di 88%).
Sebanyak 73% power users di Indonesia juga condong lebih tertarik untuk bereksperimen dengan AI, lebih tinggi dibandingkan dunia (68%) dan Asia Pasifik (51%).
Memperkaya Pengalaman Kerja Dengan Fitur Baru Copilot for Microsoft 365
Memahami faedah generative AI dalam bumi kerja, Microsoft juga mengumumkan penemuan Copilot for Microsoft 365 nan dapat membantu orang berkarya lebih banyak dengan AI:
- Fitur auto-complete baru bakal datang di kotak prompt. Copilot sekarang bakal membantu orang nan baru menuliskan prompt-nya dengan menawarkan untuk melengkapi prompt tersebut, serta menyarankan prompt nan lebih rinci berasas apa nan sedang diketik untuk memberikan hasil nan lebih kuat.
- Fitur rewrite baru dalam Copilot bakal membantu para pengguna nan tahu kemauan mereka, tetapi mungkin tidak mempunyai kata nan tepat untuk menjelaskannya, agar dapat mengubah prompt dasar menjadi lebih kaya dengan sekali klik.
- Catch Up, fitur ini merupakan antarmuka chat baru nan menampilkan individual insights berasas aktivitas terbaru dan memberikan rekomendasi nan responsif.
- Kemampuan baru di Copilot Lab bakal memungkinkan orang untuk membuat, menerbitkan, dan mengelola prompt nan disesuaikan dengan mereka, serta untuk tim, peran, dan kegunaan spesifik mereka.
LinkedIn Hadirkan AI untuk Peningkatan Keterampilan nan Relevan dengan Dunia Kerja
LinkedIn menyediakan perangkat AI untuk membantu pengguna tetap unggul dalam pekerjaan masing-masing:
Untuk Peningkatan Keterampilan. LinkedIn Learning menawarkan lebih dari 22.000 kursus, termasuk lebih dari 600 kursus AI, untuk membangun kecakapan dalam generative AI, memberdayakan tim dalam suatu perusahaan untuk membikin investasi upaya nan didorong oleh generative AI, alias sekadar untuk menjaga agar keahlian tenaga kerja tetap tajam.
Kursus baru ini cuma-cuma dan tersedia untuk semua orang hingga 8 Juli 2024. Selain itu, AI-Powered Coaching baru di LinkedIn Learning membantu pelajar menemukan konten nan mereka butuhkan untuk meningkatkan keahlian mereka lebih cepat, dengan tingkat personalisasi nan lebih tinggi dan pembelajaran percakapan nan dipandu.
Untuk Kemajuan Karier. Bagi pengguna LinkedIn Premium, insights nan dihasilkan oleh AI dari Feed LinkedIn baik itu unggahan, artikel, alias video (dari tulisan hingga komentar) dapat membantu pengguna dalam pengambilan keputusan nan relevan alias sekadar memberikan ide.
Untuk Mencari Pekerjaan. Bagi para pengguna nan sedang mencari kerja, fitur LinkedIn juga mempermudah dan mempercepat penemuan pekerjaan ideal.
Pengguna sekarang dapat menilai kesesuaiannya untuk sebuah peran dalam hitungan detik berasas pengalaman dan keahlian mereka, mendapatkan saran agar lebih unggul di bumi kerja dari segi keahlian dan network, dan tetap banyak lainnya.
* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.