Ketua DPD Golkar Jabar: Caleg Terpilih Wajib Tahu Tugas dan Fungsinya

Sedang Trending 3 bulan yang lalu

BANDUNG, SekitarKita.id – Tubagus Ace Hasan Syadzily, Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat mengangkutCalon legislatif (caleg) terpilih DPRD kota/kabupaten dituntut untuk mengetahui sejumlah tugas dan fungsinya sebagai wakil rakyat.

Ekspresi itu menyatakan Kang Ace, sapaan berkawan Tubagus Ace Hasan Syadzily saat membuka Pendidikan Politik (Dikpol) pada aktivitas Pembekalan Calon Anggota DPRD Kabupaten/Kota Terpilih gelombang 4 di Kantor DPD Partai Golkar Jabar, Jalan Maskumambang, Kota Bandung, Senin (29/7/2024).

Sebanyak 56 caleg se-Jabar terpilih mengikuti Dikpol tersebut, yakni, 9 dari Golkar Kabupaten Purwakarta, 7 dari Majalengka, 5 dari Ciamis, 7 Kota Banjar, 5 Pangandaran, 7 Kabupaten Tasikmalaya, 5 Kota Tasikmalaya, 5 menyusul -up peserta, dan peserta tindak lanjut tambahan. mengubah sekitar sesi 6 orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kang Ace didampingi sejumlah pengurus DPD Partai Golkar Jabar, antara lain Bendahara Umum Metty Triantika, Ketua KPPG Cucu Sugyati, Wakil Ketua Yod Mintaraga.

Alasan itu, personil majelis dari Golkar harus sesegera di tanda terdepan. Memperkuat kegunaan legislasi, pengawasan, dan penganggaran. Hadirin sekalian harus sesegera tahu bahwa,” memegang Kang Ace.

Kang Ace di Kelas Dikpol 4 Partai Golkar (ist)

“Saya mau personil DPRD dari Golkar memenuhi janjinya kepada rakyat. Memberikan solusi. andai ada masalah nan dihadapi oleh masyarakat,” dia berkata.

Jadi, menyampaikan Kang Ace, Kader Golkar Tak Sekadar Bicara Cara Jadi Anggota DPRD Tetapi isi pembangunan ini agar cita-cita partai dan bangsa tercapai. “Buktikan janji, Golkar menang, rakyat Indonesia sejahtera,” menyampaikan Kang Ace.

Pada Pemilu 2024, memegang Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Golkar merasa peningkatan bangku nan signifikan baik di tingkat nasional maupun regional.

“Kita patut berbangga. Golkar di tingkat nasional naik dari 85 bangku menjadi 102 bangku dan di Jawa Barat naik dari 16 bangku menjadi 19 dengan selisih 3 kursi. Kita menjadi pemenang di DPRD Jawa Barat. Untuk DPRD kabupaten/kota naik dari 198 bangku menjadi 208 kursi,” ujarnya.

Menurut Kang Ace, salah satu aspek nan membikin Golkar bisa menambah bangku secara signifikan adalah perjuangan para kader. Selain itu, pengarahan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sudah jelas bahwa mengelola partai tentu bukan untuk kepentingan pribadi.

“Golkar adalah partai nan sistem organisasinya dibangun berasas aturan-aturan nan disepakati bersama. Alasan itu bukan di Golkar Dapat mengambil keputusan sendiri. Termasuk hari ini, Golkar tengah menggelar aktivitas pendidikan politik,” memegang Kang Ace.

Kang Ace menyampaikan, banyak peserta nan merupakan lansia. Namun dinamika perkembangan politik. Ilmu ini sangat dinamis. Ilmu sosial dan politik tidak pernah statis.

Selain itu, dalam politik, ada beragam kebijakan nan Dapat jadi tepat waktu yang bakal datang berbeda dengan era sekarang. Ditemukan banyak kebijakan, baik undang-undang maupun peraturan dan turunannya.

Alasan Mengingat itu, peserta dituntut untuk mengikuti Dikpol dengan sungguh-sungguh sejak awal. sampai akhir,” ujarnya.

Caleg sebagai wakil rakyat, tutur Kang Ace, bekerja sebab perintah konstitusi, undang-undang. Tetapi krusial sekali untuk selalu mengikuti perkembangan. Termasuk Partai Golkar pada era Orde Baru. nan membikin Golkar menang itu adalah birokrasi tersentralisasi. Jadi kekuatan Golkar waktu itu ada di birokrasi, TNI, Polri.

Tetapi sekarang situasi berbeda. Sebab itu, kader Golkar harus segera berhitung. Karena sistem politik telah berbeda. Ketika dipercaya oleh rakyat, nan harus segera dilakukan adalah memastikan agar kepercayaan itu tetap ada kepada Partai Golkar.

“Tumpuannya ada pada Ibu napak sekalian. Dalam beragam kesempatan saya sampaikan, bapak ibu dapat menjadi personil DPRD bukan sebab diri sendiri tapi sebab dicalonkan oleh partai. Tanpa partai tidak mungkin saja bapak ibu sekalian menjadi personil DPRD,” ucapnya.

Sebab itu tugas partai adalah memastikan
berbagai kebijakan nan kelak dikeluarkan personil DPRD dari Golkar harus segera berasas atas pengarahan dari kebijakan partai. Anggota DPRD dari Golkar tidak dapat membikin kebijakan sendiri. Ini organisasi, dengan begitu memerlukan satu sistem nan telah disepakati. Di dalam berorganisasi tidak dapat jalan sendiri.

“Tidak dapat misalkan saja membikin kebijakan di kabupaten/kota tanpa tahu kemauan DPP Partai Golkar. Begitu juga DPRD provinsi. Namun sebab Partai Golkar berkarakter inklusif, terbuka, demokratis, maka mekanismenya telah diatur di dalam patokan partai,” kata dia.

Kang Ace menegaskan, Partai Golkar bukan partai seperti partai-partai lain nan semuanya tergantung ketua umum. Termasuk tidak di dalam penentuan kepala wilayah misalkan saja. Golkar punya juklak. Ini menjadi dasar dalam penentuan kebijakan tersebut.

“Apa nan menjadi kemauan saya belum tentu sesuai kemauan partai. Saya pengen A, tapi rupanya si A elektibilitasnya tidak naik. Ya saya tidak dapat memaksakan diri. nan rugi siapa? Ya partai,” ucap Kang Ace.

Sebab itu, katanya, dalam konteks pengambilan kebijakan di partai termasuk dalam konteks kedewanan, gunakan sistem internal partai. Ada rapat harian, rapat perdana, rapat pleno. Ini untuk menyelesaikan arah sesusai kebijakan partai.

“Kita tidak dapat hanya tertumpu pada kekuatan individual. Karena kemenangan Golkar itu bukan sebab terpaku pada kekuatan individual. Kemenangan partai Golkar sebab kerja keras semua kader,” katanya.

Anggota DPRD terpilih, kata Kang Ace, harus segera disiplin. Andai tidak disiplin, gimana dapat maju. Bagaimana dapat memenej bangsa ini dan diri sendiri. Hanya dengan disiplin, kader dapat mendorong percepatan proses pembangunan dan tahu tentang tujuan serta arah kebijakan.

Karena rupanya sejumlah besar personil DPRD nan belum tahu tentang siklus anggaran APBD. Sejumlah besar di antara para personil DPRD, termasuk nan senior, belum mengerti gimana menyusun alias prison draft.

Andai dalam posisi seperti itu, sepertinya susah bagi partai untuk dapat kembali menjadi pemenang. Sebab itu, pendidikan ini upaya untuk meningkatkan kapabilitas personil DPRD dari Partai Golkar. Anggota DPRD juga harus segera bisa mengatur tindakan pemerintahan,” kata dia.

Anggota DPRD, tutur Kang Ace, harus segera dapat membikin peraturan wilayah nan punya implikasi dan akibat positif bagi rakyat, dengan begitu membawa nama wangi partai. Kalau tidak, personil DPRD dari Golkar tidak bakal menjadi leader di daerah.

“Dari beragam survei nan kami lakukan, tetap sejumlah besar personil DPRD nan tidak tahu peran dan kegunaan ini. Saya mau bapak ibu bekerja nan sesuai tugas dan fungsi. Bekerja sesuai dengan perannya. Partai mau saudara-saudara betul-betul menjadi wakil rakyat,” ucapnya.

Menurut Kang Ace, andai bisa menjadi wakil rakyat nan sesungguhnya, ini adalah investasi untuk lima tahun nan bakal datang. “Selain tiga tugas dan kegunaan DPRD, personil majelis harus segera menjadi public talking untuk menyuarakan aspirasi rakyat,” tutur Kang Ace.

Kang Ace kembali mengingatkan agar personil DPRD dari Partai Golkar untuk menjaga integritas sebagai politisi. Jangan mencapai masyarakat tidak yakin lagi.
Melalui rutinitas ini, caleg DPRD terpilih dapatkan pengetahuan tentang memakai media sosial (medsos) secara bijak. Dengan begitu kelak pada Pemilu 2029 dapat terpilih kembali. “Medsos bisa dimanfaatkan agar Golkar dapat beradaptasi terhadap perkembangan,” tutur Kang Ace.

IQ Rendah

Pada 2045, Indonesia bercita-cita menjadi negara maju dengan berpendapatan tinggi. Ketika itu, Indonesia dapatkan bingkisan demografi, lebih dari 60 persen masyarakat merupakan usia produktif.

Tetapi, tutur Kang Ace, Indonesia menghadapi tantangan keterkaitan tingkat kepintaran penduduknya. “Coba hunting di Google, rata-rata IQ orang Indonesia terendah di ASEAN. IQ orang Indonesia berada di stage 78. Sedangkan Sinapura sudah 100,” tutur Kang Ace.

“Bagaimana dapat berkompetisi dengan bangsa lain andai tingkat kepintaran masyarakatnya minim lebih tinggi dibandingkan dengan simpanse nan IQ-nya 70,” katanya.

Tiga hari lalu, Kang Ace kembali dari Second State Person Forum di Jepang. Saya seusai berbincang dengan politisi-politisi muda Jepang. Di situ politisi-politisi muda Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Singapura duduk Jepang.

“Kami obrolan sejumlah besar tentang beragam drawback nan dihadapi. Ternyata Indonesia tidak lebih baik dibandingkan dengan Filipina. Bahkan kalah dengan Vietnam. Bandingkan IQ orang Indonesia dengan negara-negara Asia. Indonesia tidak lebih tinggi dibandingkan Timor-Leste,” kata Kang Ace.

Menurut Kang Ace, drawback nan paling mendasar nan dihadapi Indonesia salah satunya adalah, 21 persen anak Indonesia itu tingkat pertumbuhannya kurang dari sempurna akibat stunting.***

Source link

Sumber sekitarkita.id politik
sekitarkita.id politik