CNN Indonesia
Selasa, 04 Jun 2024 10:09 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan biaya pembangunan kereta sigap lebih murah dari pada biaya pembangunan Mass Rapid Transit (MRT).
Ia menyebut pembangunan MRT bawah tanah pertama kali di Jakarta memerlukan Rp1,1 triliun per kilometer (km). Sementara sekarang biayanya naik, pembangunan MRT menurutnya memerlukan Rp2,3 triliun per km.
"Kereta sigap itu juga justru lebih murah dari nan subway, kereta sigap itu Rp780 miliar per kilometernya," kata Jokowi dalam aktivitas peresmian Rakernas Apeksi ke-XVII sebagaimana disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (4/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk pembangunan Light Rail Transit (LRT) dengan gerbong nan dibuat dalam negeri oleh PT INKA, Jokowi mencatat pembuatannya menghabiskan anggaran Rp600 miliar per km.
Jokowi kemudian menyinggung transportasi massal Autonomous Rail Rapid Transit (ART) nan tidak menggunakan rel melainkan magnet.
Ia menyebut andaikan pemda berkeinginan membangun kereta tanpa rel ini, skema pembiayaannya bisa saja 50 persen menggunakan APBD dan 50 persen disumbang oleh APBN.
"Nanti jika ada nan APBD mempunyai kemampuan, tolong berasosiasi dengan Pak Menteri Perhubungan," kata dia.
Jokowi mengatakan pembangunan transportasi massal perlu menjadi perhatian unik pemerintah daerah. Sebab kemacetan saat ini menjadi perihal lumrah di setiap kabupaten/kota.
Ia juga mengingatkan pada 2045 mendatang, 70 persen masyarakat Indonesia bakal berada di perkotaan. Sementara secara global, 80 persen masyarakat bumi bakal tinggal di perkotaan pada 2058.
"Apa nan bakal terjadi? Beban kota bakal menjadi sangat berat. Oleh karena itu juga sudah sering saya sampaikan rencana kota secara detil itu kudu dimiliki setiap kota di Indonesia," ujar Jokowi.
[Gambas:Video CNN]
(khr/pta)