Diskusi Alot, China-UE Belum Capai Sepakat soal Impor Mobil Listrik

Sedang Trending 3 jam yang lalu

CNN Indonesia

Rabu, 27 Nov 2024 20:21 WIB

Negosiasi antara Uni Eropa (UE) dan China soal penerapan tarif impor atas kendaraan listrik di benua Biru belum juga rampung meski obrolan berjalan alot. Ilustrasi. Negosiasi antara Uni Eropa (UE) dan China soal penerapan tarif impor atas kendaraan listrik di benua Biru belum juga rampung meski obrolan berjalan alot. (Istockphoto/spyderskidoo)

Jakarta, CNN Indonesia --

Negosiasi antara Uni Eropa (UE) dan China soal penerapan tarif impor atas kendaraan listrik di benua Biru belum juga rampung hingga kini. Padahal, negosiasi telah berjalan selama kurang lebih 50 jam.

Direktur Jenderal Perdagangan Uni Eropa Sabine Weyand mengatakan, pemberitaan sebelumnya nan menyatakan bahwa negosiasi telah rampung merupakan berita simpang siur.

"Saya pikir ada beberapa pemberitaan nan cukup simpang siur mengenai kesepakatan nan bakal segera terjadi mengenai kendaraan listrik," ujar dia di Brussel, Selasa (26/11), melansir South China Morning Post.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Weyhand mengatakan, obrolan antara UE dan China telah berjalan selama 50 jam. Namun demikian, hingga sekarang belum ada kesepakatan tarif nan didapat.

"Diskusi-diskusi tersebut konstruktif, namun belum menghasilkan kesepakatan mengenai kesepakatan tarif. Ada juga isu-isu struktural nan tetap belum terselesaikan," imbuh Weyand.

Negosiasi ini berjalan buntut penyelidikan anti-subsidi nan dilakukan selama satu tahun oleh Komisi Eropa.

Penyelidikan tersebut menemukan bahwa Beijing telah mendistribusikan subsidi negara nan cukup besar di seluruh sektor kendaraan listrik China. Hal ini menyebabkan Uni Eropa memberlakukan bea masuk hadiah atas impor kendaraan listrik dari China pada akhir Oktober 2024.

Komisi Eropa beranggapan bahwa subsidi tersebut telah membantu pertumbuhan besar China di sektor kendaraan listrik. Mereka cemas jika subsidi itu dibiarkan terus berlanjut, impor nan terlalu murah bakal merugikan penjualan industri kendaraan listrik Eropa.

Tarif nan berkisar dari 35,3 persen untuk SAIC milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) China hingga 7 persen untuk Tesla, telah menjadi perdebatan besar dalam hubungan Uni Eropa-China.

Beberapa negara personil Uni Eropa, termasuk Jerman, Swedia, dan Spanyol, telah mendesak Komisi Eropa untuk menegosiasikan penyelesaian negosiasi.

Hal tersebut bakal membikin beberapa pengurangan tarif sebagai hadiah atas komitmen dari perusahaan-perusahaan China untuk menetapkan nilai minimum untuk mobil listrik nan dijual di Uni Eropa.

Perselisihan perdagangan pun telah menyebar ke sektor-sektor lain. Sementara Beijing telah membalas dengan meluncurkan penyelidikan anti-dumping terhadap pengiriman brendi, produk susu, dan daging babi dari Uni Eropa.

Pada Oktober, Beijing memberlakukan bea masuk anti-dumping sementara terhadap produk brendi Uni Eropa, nan sebagian besar merupakan cognac Prancis. Hal ini secara luas dipandang sebagai tanggapan atas support Paris nan riuh terhadap tarif kendaraan listrik.

(del/asr)

[Gambas:Video CNN]

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com