KBB, SekitarKita.id – Debat publik kedua dan terakhir pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat (KBB) sukses digelar pada Senin (18/11/2024) di Lodge Novena, Lembang.
Adapun tema nan diusung untuk debat pamungkas kali ini, ialah “Penguatan Tata Kelola Pemerintahan nan Akuntabel dan Inovatif untuk Mewujudkan Pelayanan Publik nan Berkeadilan bagi Masyarakat Kabupaten Bandung Barat”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Acara ini diikuti lima pasangan calon dengan penyampaian visi, misi, dan jawaban atas pertanyaan panelis sebagai inti diskusi.
Kelima paslon nan datang adalah:
1. Didik Agus Triwiyono dan Gilang Dirga
2. Jeje Ritchie Ismail dan Asep Ismail
3. Hengky Kurniawan dan Ade Sudrajat
4. Edi Rusyandi dan Unjang Asari
5. Sundaya dan Asep Ilyas
Jawaban Paslon terhadap Pertanyaan Panelis
1. Transformasi Virtual – Paslon Nomor 1 (Didik Agus Triwiyono dan Gilang Dirga)
Paslon nomor urut 1 mendapat pertanyaan tentang penerapan Sistem Pelayanan Berbasis Elektronik (SPBE).
Didik menekankan perlunya training unik bagi birokrat untuk memastikan pelayanan berbasis elektronik melangkah optimum.
“SPBE kudu segera memberikan pelayanan nan lebih mudah, murah, dan cepat. Tetapi, goal implementasinya tetap belum tercapai, dengan begitu perlu penguatan kapabilitas birokrat,” tutur Didik.
2. Penegakan Perda Nomor 8 Tahun 2018 – Paslon Nomor 2 (Jeje Ritchie Ismail dan Asep Ismail)
Paslon nomor urut 2 membahas langkah tegas dalam menegakkan Perda keterkaitan penyediaan lapangan kerja.
Jeje menegaskan pentingnya pembinaan bagi perusahaan nan melanggar aturan.
“Kami bakal tegas. Andai ada pelanggaran, pembinaan adalah langkah awal. Kami berkomitmen untuk mengabdi, bukan mencari tau kekuasaan,” tegas Jeje.
3. Keselarasan RPJMD dan RPJMN – Paslon Nomor 3 (Hengky Kurniawan dan Ade Sudrajat)
Paslon nomor 3 mendapat pertanyaan keterkaitan hubungan antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Hengky menggarisbawahi pentingnya koordinasi.
“Pemda adalah kepanjangan dari pusat dan provinsi. Untuk memastikan pembangunan melangkah selaras, kuncinya adalah koordinasi nan baik,” tutur Hengky.