SEKITARKITA.id- Menjadi hari berhistoris bagi Partai Golkar. Airlangga Hartarto, nan telah memimpin partai sejak 13 Desember 2017, secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, terutama lantaran masa jabatannya semestinya berhujung pada akhir tahun ini.
Dalam video resmi nan beredar pada Minggu 11 Agustus 2024 pagi, Airlangga menyatakan bahwa keputusannya didasarkan pada kemauan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dan memastikan stabilitas transisi pemerintahan nan bakal segera terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan nan bakal terjadi dalam waktu dekat, maka dengan mengucapkan Bismillahirohmanirohim dan atas petunjuk Tuhan nan Maha Besar, maka dengan ini menyatakan pengunduran diri sebagai ketua umum DPP Partai Golkar,” ujar Airlangga.
Surat pengunduran diri tersebut sebenarnya sudah diteken sejak Sabtu, 10 Agustus 2024, dan baru diumumkan ke publik pada keesokan harinya.
Airlangga menegaskan bahwa sistem organisasi sesuai ketentuan AD/ART bakal dijalankan oleh DPP Partai Golkar untuk memastikan proses transisi nan tenteram dan tertib, serta tetap menjunjung tinggi marwah Partai Golkar.
Kini, perhatian publik dan kader partai tertuju pada siapa nan bakal menggantikan Airlangga sebagai Ketua Umum. Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar, Agung Laksono, menyebut beberapa nama nan dinilai layak untuk maju sebagai calon Ketua Umum.
Di antara nama-nama tersebut, Agus Gumiwang, Bambang Soesatyo (Bamsoet), Firman Soebagyo, dan Bobby Adhityo Rizaldi muncul sebagai kandidat potensial. Ketiga nama pertama saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, sementara Bobby adalah Ketua DPP Partai Golkar.
“Ya di situ ada Agus Gumiwang, ada Bambang Soesatyo, nan artinya (keduanya) adalah pengurus-pengurus Partai Golkar di DPP sekarang ya. Kemudian, ada juga pengurus lainnya, ada Pak Bobby, ada Pak Firman Soebagyo, banyak nan bisa jadi dipilih dari dalam pengurus,” kata Agung Laksono seperti dilansir dari Antara, dirilis Senin (12/8/2024).
Meski demikian, keputusan akhir mengenai siapa nan bakal menggantikan Airlangga sebagai Ketua Umum bakal diputuskan melalui Musyawarah Nasional (Munas) nan bakal datang.
Tak hanya itu, muncul juga perbincangan tentang biaya nan dibutuhkan untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, pernah mengungkapkan bahwa untuk menjadi Ketua Umum Golkar, seseorang kudu mempunyai modal nan besar, sekitar Rp500 hingga Rp600 miliar.
Meskipun begitu, Jusuf Kalla tidak merinci untuk apa saja duit sebesar itu dibutuhkan.
Keputusan Airlangga untuk mundur dari jabatannya tentu bakal membawa perubahan besar di tubuh Partai Golkar, terutama menjelang transisi pemerintahan nan bakal datang.
Kini, seluruh kader dan simpatisan partai menanti siapa nan bakal melanjutkan tongkat kepemimpinan partai beringin ini.
Editor : Abdul Kholilulloh
Sumber Berita : Antara