tim | CNN Indonesia
Selasa, 05 Nov 2024 19:59 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri ATR/ Kepala BPN Nusron Wahid mengungkapkan negara punya 1,3 juta hektare (ha) tanah terlantar nan bisa digunakan untuk membangun 3 juta rumah.
"Kalau kami (ATR/BPN) itu punya tanah terlantar, potensi terlantar selama 5 tahun ke depan ini 1,3 juta hektare. Banyak kan? Kalau dibuat kuburan muat berapa orang itu," ungkapnya di Kementerian ATR/BPN, Jakarta Selatan, Selasa (5/11).
"Cuma kita belum tahu apakah 1,3 juta hektare ini ada berapa nan cocok untuk perumahan. Kan enggak mungkin jejak kebun kelapa sawit dipakai untuk rumah. Tanah itu kita pasti carikan letak nan bagus, nan bisa layak untuk tempat tinggal," imbuh Nusron.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengerti bahwa Presiden Prabowo Subianto mempunyai program membangun 3 juta rumah per tahun. Rinciannya, 2 juta rumah di desa dan 1 juta apartemen di perkotaan.
Program tersebut ditugaskan kepada Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait. Nusron menyebut Menteri Ara telah menanyakan kepada ATR/BPN soal potensi tanah terlantar tersebut untuk didirikan rumah.
"Bagaimana legalisasinya? Kalau itu sepanjang sudah masuk kategori tanah terlantar, itu masuk tanah negara. Tinggal kelak negara memberikan kewenangan pengelolaan (HPL). Kepada siapa, kita bisa serahkan kepada land bank (Badan Bank Tanah)," jelasnya.
"Nanti pembangunan rumahnya menggunakan kewenangan di atas hak, ialah kewenangan guna gedung (HGB) di atas HPL. (Masyarakat pembeli rumah dapat HGB bukan SHM?) ya namanya tanah, kelak dapatnya HGB," tegas Nusron.
Nusron menegaskan tanah terlantar itu tidak termasuk lahan sitaan koruptor. Ia menyebut lahan di ATR/BPN adalah eks HGB dan kewenangan guna upaya (HGU) nan sudah selesai penggunaannya.
"Ketika (HGU/HGB) gak diperpanjang itu masuk kategori tanah terlantar. Kemudian, diserahkan kepada orang lain alias pihak nan membutuhkan," tutupnya.
[Gambas:Video CNN]
(sfr/sfr)