Wawancara Eksklusif Veddriq Leonardo Peraih Medali Emas Olimpiade: Awal Mula Meniti Karier Panjat Tebing hingga Kehidupan Pribadinya

Sedang Trending 2 bulan yang lalu

Liputan6.com, Bekasi - Atlet panjat tebing Veddriq Leonardo sekarang menjadi pahlawan olahraga baru di Indonesia. Pemuda asal Pontianak, Kalimantan Barat itu sukses menyumbang lencana emas pertama bagi Indonesia di Olimpiade 2024. Emas dari Veddriq kemudian membuka keran untuk emas berikutnya nan disumbang Rizki Juniansyah dari bagian olahraga angkat besi.

Veddriq juga menorehkan rekor sebagai atlet Indonesia pertama di luar cabor bulu tangkis nan bisa meraih emas. Sebelumnya delapan lencana emas Indonesia di Olimpiade hanya didapat dari bulu tangkis setelah dibuka oleh Susy Susanti pada 1992.

Di partai puncak cabor panjat tebing nomor speed putra, Veddriq menaklukkan wakil China Wu Peng dalam laga final nomor speed putra nan digelar di Le Bourget Sport Climbing Venue. Veddriq finis dengan catatan waktu 4,75 detik, sedang lawannya terpaut tipis dengan torehan 4,77 detik.

Kemenangan Veddriq atas Wu Peng juga ikut berkedudukan membantu Amerika Serikat menjadi juara umum Olimpiade mengalahkan China. USA hanya unggul lencana perak dan perunggu dari China setelah sama-sama meraih 44 emas.

Di tengah kesibukan Veddriq usai meraih emas Olimpiade, Liputan6.com berkesempatan mewawancarai atlet berumur 27 tahun itu di tempat latihannya berbareng timnas panjat tebing Indonesia di Hotel Santika Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat.

Dalam wawancara tersebut terungkap pengalaman Veddriq nan sangat berat di awal meniti pekerjaan sebagai atlet panjat tebing hingga ketekunannya mengejar angan meraih emas Olimpiade. Veddriq rela berkorban banyak agar bisa berhasil di Olimpiade termasuk tak mempunyai pacar lantaran mau konsentrasi berlatih. Simak wawancara eksklusif Veddriq dengan Liputan6.com selengkapnya di laman selanjutnya:

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Awal Mula Veddriq Terpikat Panjat Tebing

Bisa diceritain gak, awal mulanya Anda tertarik sama bumi panjat tebing itu kayak gimana?

Awal mulanya tuh pertama kali ketika masuk SMA kelas 1, diwajibkan ikut ekskul minimal 1 deh. Terus, jika Pramuka sudah pernah waktu SMP. Paskibra gak terlalu suka. Kalau olahraga pilihannya, jika gak basket, voli, itu kan bukan skill saya waktu itu juga gak terlalu tertarik di situ. Terus ada Sispala. Kalau Sispala ini kan baru denger kenalnya itu waktu di SMA, kenal panjat tebingnya dari situ ketika gabung ekskul itu salah satu kegiatannya itu adalah latihan panjat tebing kemudian juga ada kejuaraan antar pelajar dari situ. Waktu mini belum kenal (panjat tebing). Waktu Waktu mini sih seringnya main bola alias bulutangkis gitu sama teman-teman. Pernah waktu mini ya pengen jadi atlet. Atlet sepak bola, bulu tangkis. Tapi cuma main doang, alias paling lah lomba antar kelas waktu SD.

Jadi ini kan ada dinding-dinding ya kan untuk manjat gitu. Ini memang sengaja dibikin untuk latihan alias dulu pas di sekolah juga memang ada tembok untuk latihan?

Ya, jika nan di sini di sini memang disiapin untuk latihan lantaran ini media latihannya, jika ini border namanya. Kalau Di rumah waktu itu tetap belum ya jadi jika latihan itu jika gak di FPTI Kota Pontianak sama di sekolah kita dibikin mini border kayak gitu lah. Kalau di rumah paling hanya pull up sama kayak pull up gantungan gitu. Di ventilasi rumah. Ventilasi pintu.

Coba kita flashback nih, jika Anda tetap ingat kejuaraan pertama apa sih nan pernah Anda ikutin pas di Pontianak?

Kompetisi pertama waktu saya kelas 1 SMA itu ada kejuaraan antar pelajar SMA, sekota Pontianak, itu kategori lead. Untuk pelajar pemula. Pengalamannya jelek waktu itu, hanya baru megang start, terus jatuh. Jadi kandas banget begitu. Karena ini juga tetap baru. Saat itu deg-degan banget, pasti nervous lah.

 Siapa sih orang nan paling berkedudukan untuk men-support kamu?

Untuk di titik sekarang nan pasti orang tua, kemudian pelatih. Kalau orang tua itu lebih banyak ke arah mendoakan, men-support terus memberi dukungan. Selalu setiap pertandingan ataupun waktu awal-awal kan tetap seleksi gitu beliau lah nan selalu semangat aja gimana pun hasilnya oke-oke saja.

Momen Tak Terlupakan Veddriq Leonardo

Ada gak sih pertandingan alias kejuaraan nan memang gak bisa Anda lupain selain Olimpiade Paris? 

Ada. Kompetisi World Cup di USA tahun 2021, Karena waktu itu saya bisa mecahin rekor bumi di catatan 5.20 detik. Di Korea juga. Waktu itu jadi atlet pertama nan bisa manjat di bawah 5 detik. 4.90 waktu itu. 4.98 kemudian saya pecah lagi di babak berikutnya 4.90.

Memang apa sih nan di persiapan selama latihan?

 Yang pasti persiapannya itu fisik, teknik dan mental. Kalau bentuk kita latih dengan latihan pull up, latihan jam seperti pull up, squat, kemudian kita latihan tekniknya di wall kayak gini, kita melakukan pengulangan pemajatan. Kemudian jika untuk mental kita sering kompetisi, terus kita adakan simulasi di sini.

Kamu pernah gak sih merasa ada mental breakdown?

Ya sebagai manusiawi lah itu pernah terjadi dan saya pikir semua orang pernah mengalaminya. Saya ingat dengan latihan saya nan sudah bertahun-tahun dan sangat berat, nan gak mungkin saya berkepanjangan dalam hal-hal nan seperti itu, sampai kudu mengorbankan ini. Ini kudu bangkit lagi ya, gitu.

Latihan Keras Veddriq Demi Olimpiade 2024

Pas Olimpiade Paris kemarin, Anda persiapan berapa lama sih?

Kita cukup lama, kurang lebih empat tahun. Kita pelatnas mulai dari 2020 waktu itu.

Terus latihannya apa saja tuh?

Ya seperti nan saya katakan tadi. Pull up gitu. Itu jika bentuk kita juga kadang ada sprint lari gitu. Dan kemudian nan pastinya di wallnya sendiri.

Pas latihan itu pernah meleset gak sih?

Pernah, pernah. Jadi Jadi jika manjat itu resikonya dua, meleset alias gak cengkeram gitu loh pas cengkramannya. Salah satunya itu jadi itu ya sering lah sering terjadi

Biasanya pakai sarung tangan enggak sih alias enggak tangannya kadang jika berkeringat seperti apa?

Enggak, jika panjat tebing kita pakai kapur choke gitu. Jadi itu bisa mengurangi alias menghilangkan keringat. Itu pasti pakai magnesium.

Harapan Veddriq untuk Panjat Tebing

Nah jika kita lihat sekarang Cabang olahraga panjat tebing ini kan bisa dibilang tuh kurang terlalu diperhatiin gitu ya dibandingkan dengan olahraga terkenal nan kayak sepak bola, bulu tangkis biasanya kan itu kan sering dibicarain sama orang-orang. Harapan Anda untuk cabang Olahraga panjat tebing sendiri gimana kedepannya?

Kalau menurut saya sih diperhatiin hanya kalah pamor aja lantaran kan olahraga kayak bultangkis sepak bola itu kan memang lebih populer. Di luar juga banyak peminatnya. Kalau di Indonesia kan ini kategorinya tetap baru. Tapi menurut saya sudah sangat luar biasa antusias masyarakat Indonesia sudah kenal dengan banyak tebing. Harapannya untuk olahraga banyak tebing bisa makin dikenal, bisa menjadi salah satu olahraga nan mendapat perhatian unik gitu secara ya mungkin dari level nan ada di kota sampai ke nasional gitu.

Menurut Anda peminatnya sendiri untuk bagian olahraga olahraga tebing banyak gak?

Sekarang banyak banget. Kalau dulu tetap kurang, paling nan minat itu hanya dari kayak Mapala, Sispala, itu juga segelintir orang lah, gak terlalu banyak seperti sekarang. Kalau Kalau sekarang kan orang-orang kantoran juga sudah tahu sama panjat tebing. 

Bagaimana proses Anda bisa lolos ke Olimpiade Paris 2024?

Jadi jika buat banyak tebing kita ada nan namanya Olympic Qualifier Series. Jadi ada tiga tahapan nih jika mau mewakili negara sebagai partisipan Olimpiade. nan pertama ada di Kejuaraan Dunia waktu itu di Swiss, di Bern. Nah itu kuotanya nan bakal lolos untuk ke Olimpiade itu hanya 2.  Peraih emas dan peraih perak.

Terus Fase berikutnya itu ada Continental. Jadi Asia itu hanya dapat 1 kuota per benua. Itu peraih lencana emas lolos Olimpiade. Nah nan terakhir itu Olympic Qualifier Series itu ada 2 Series. Di Shanghai dan Budhapest nan itu meloloskan 5 atlet terbaik. Saya lolos di Olympic Qualifier Series nan Shanghai-Budhapest itu.

Makanan Veddriq Leonardo

Katanya Anda bawa coklat dari Indonesia saat di Olimpiade 2024, Kenapa?

Pertama suka, nan kedua memang sudah kebiasaan saja, jika setiap tanding ke luar negeri bawa coklat, jika lapar makan coklat, sebelum tanding. Kesukaan sendiri bukan disaranin pelatih. Justru itu kan coklat beri gula secara instan, gula darah naik dan itu bisa membantu untuk performa. Kalau menurut saya seperti itu.

Tapi sebenarnya jika misalnya jadi atlet, makanan sendiri diatur gak sih?

Kalau makanan pasti diatur, nan pasti makanannya kudu bernutrisi, nan vitamin, protein, gak boleh sembarang makanan, jajan-jajan di luar.

Kalau boleh tahu apa nih biasanya menu makanan nan Anda makan pas selama persiapan mau Olimpiade pada kemarin?

Daging, terus ayam, telur sayur-sayuran kadang juga ikan, nah itu menu kita setiap hari. Tapi

Tapi gak boleh digoreng?

Boleh digoreng.

Nasi juga boleh?

Nasi juga boleh. Jadi jika panjat tebing mah gak terlalu gimana-gimana, nan krusial kita bisa mengontrolnya untuk makan, porsi, terus jika menu-menu nan kurang menyehatkan itu kita hindari.

Minuman manis?

Minuman manis saya agak ngurangin ya, gak terlalu banyak, saya lebih ke air putih aja sih.

Pengalaman Veddriq di Olimpiade Paris

Setelah ikut Olimpiade kemarin ada gak sih pengen jajanan selama ini Anda tahan nih gak boleh jajan, akhirnya setelah itu Anda jajan?

Sate mungkin lantaran jika di sini kan jarang gitu ada sate. Sate kambing.

Kalau makanan unik dari Pontianak nan Anda suka?

Bubur pedas.

Terus pas kemarin di Paris ada pengalaman nan menarik apa sih?

Pengalaman menarik di Paris waktu Olimpiade di Olympic Village. Kita banyak ketemu atlet-atlet dari luar negeri dan itu keren banget gitu. Maksudnya kita berada di satu tempat dan kita mewakili negaramu dan terus membawa spirit gitu, dan itu sangat keren.

Ada kenalan gak berfaedah sama mereka-mereka?

Kalau kenalan sih enggak ya, lantaran saya juga kurang komunikatif. nan pasti aktivitas mereka kan sangat disiplin banget gitu, kita lihat pagi mereka sudah latihan, conditioning, malamnya sudah istirahat, dan mereka orang-orang dahsyat di cabangnya mereka.

Disiplin Veddriq Leonardo

Nah, untuk jam istirahat, tadi kan Anda sempat menyinggung sedikit, sebagai atlet jam rehat itu juga ditentukan gak sih? Harus tidur berapa jam?

Tidur nan pasti secukupnya, tapi jika di sini ada aturan, setiap jam 9 kurang handphone sudah kudu dikumpulin. Jadi jam 9 kurang itu nggak ada aktivitas main handphone lagi. Jadi

Indonesia sendiri kan sempat paceklik ya sebelum akhirnya Anda mendapatkan emas. Apakah sempat merasa terbebani lantaran CdM sebelumnya sudah mengatakan bahwa bagian panjat tebing ini kudu sasaran dapat emas?

Kalau terbebani enggak ya, maksudnya kita semua tugas punya tanggung jawab memang kudu bawa nan terbaik buat Indonesia. Tapi memang di saat itu kan banyak masyarakat Indonesia nan sudah mulai cemas nih. Wah, Indonesia belum bawa lencana emas waktu itu sampai hari-hari akhir dan ketika panjat tebing main wanita dan itu pun lepas waktu itu. Jadi angan terakhirnya di panjat tebing tinggal saya. Kalau rasa tertekan sih nggak malah lebih termotivasi deh. Karena sebagai satu-satunya wakil buat panjat tebing dan itu memang kudu saya lalui. Dan Alhamdulillah bisa bawa lencana emas buat Indonesia.

Bagaimana perasaannya bisa mendapatkan lencana emas?

Yang pasti senang banget gitu, bahagia, terus bangga gitu kan. Ya, ini mimpi saya gitu. Mimpi nan saya inginkan dan akhirnya terwujud. Dan masyarakat Indonesia betul-betul terutama nan datang waktu itu nan menonton saya sangat senang dan terharu dan itu membikin sesuatu nan juga membahagiakan buat saya.

Fokus Latihan Tak Sempat Mikiran Pacaran

Nah untuk sasaran ke depannya sendiri, apa nih nan mau dilakukan?

Ya, mau mempersiapkan diri lagi buat eventevent berikutnya, nan pasti ada kayak World Cup, Asian Games, dan Olympic tentunya di LA 2008, dan itu bakal menjadi konsentrasi saya. 

Yang terdekat?

Ada World Cup di Korea. Oktober.

Begitu pulang dari Paris, itu langsung kembali ke Pontianak?

Enggak, langsung kembali ke Bekasi. Karena memang ada beberapa agenda gitu di Jakarta. Seperti ketemu Pak Presiden waktu itu diundang di Istana. Terus diarak-arak sama Kemenpora menuju Istana.

Ketemu orang tua sudah?

Sudah. Orang tua jemput di airport waktu itu. Dikasih surprise sama FPTI, orang tua dibawa ke Jakarta. Jadi pas pulang langsung disambut sama orang tua.

Kalau pacar gimana? 

Oh pacar belum punya.

Gak sempat mikirin pacaran ya?

Ya pengen konsentrasi dulu, lantaran kayaknya susah deh. Apalagi kudu konsentrasi di panjat tebing gitu kan. Apalagi ini bukan sasaran saya saja tapi tanggung jawab.

Setelah dapat emas langsung tetap latihan ya?

Ya tetap latihan lantaran event terdekat ini ada PON. Jadi sesudah agenda kemarin kita sudah mulai latihan lagi. Minggu dan Rabu libur.

Kalau libur kayak gitu biasanya Anda boleh jalan gitu gak sih keluar?

Boleh, jalan Sekitar sini. Tapi saya jarang keluar sih. Karena capek banget, lenyap latihan, saya pakai untuk rehat saja.

Nah selama proses latihan nan bisa dibilang setiap hari, Anda pernah gak sih sempat bosan?

Kalau jenuh sih enggak, lantaran lingkungannya seru di sini. Teman-temannya kompetitif, jadi enggak ada pikiran buat kayak kendor gitu, jadi gas terus sih.

Tapi jika kangen rumah?

Kangen rumah enggak sih. Enggak. Tapi jika kangen ya tetap tetap bisa video call. Dijalani aja hidupnya sekarang sudah nyaman begitu sih.

Bagaimana pesan-pesan Anda untuk generasi Gen Z biar semangat mencapai tujuan nan diinginkan?

Ya untuk mencapai segala sesuatunya kita kudu konsentrasi kita konsisten, kita dedikasikan masa muda kita untuk hal-hal nan produktif untuk membangun bangsa, dan jangan pernah menyerah.

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Sumber liputan6.com olaraga
liputan6.com olaraga