Strategi Pirates Darts Club Hidupkan Olahraga Darts di Indonesia: Diikat Kebersamaan Meski Minim Kompetisi

Sedang Trending 5 bulan yang lalu

Liputan6.com, Jakarta Darts merupakan bagian olahraga nan berkembang secara komunal. Sejak pertama kali eksis di Inggris, cabor ini kerap ditemukan di kafe, restoran alias pub tempat berkumpulnya banyak orang.

Semula, darts hanya dijadikan sarana untuk bersenang-senang dan mencairkan suasana. Namun, perlahan olahraga darts mulai beralih bentuk menjadi arena kompetitif dan prestasi nan melahirkan banyak atlet serta tim di beragam bagian dunia.

Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa klub darts nan tetap eksis meski olahraga tersebut pada dasarnya belum begitu terkenal di dalam negeri. Black, Universe, Galaxy, Century, Cerberus, Pirates, Overlimit, Darts Invader, Ribs Eyes, Hydra, Rock 'n Bull jadi deretan tim nan konsisten meramaikan jagat darts Tanah Air.

Sebagian besar tim lainnya meninggal suri sebagai imbas dari pandemi COVID-19. Pirates jadi satu di antara sebagai mini darts club nan tetap aktif sejak didirikan oleh Raymond Setiawan pada tahun 2014 silam.

Mengilas kembali berdirinya Pirates Darts Club, Raymond semula menyediakan soft tip darts machine di upaya F&B miliknya, ialah Tortuga Kitchen & Bar. Alat itu semula hanya dijadikan akomodasi intermezo di lokasi.

Namun, sejumlah visitor nan merasakan sensasi bermain darts di sana justru jatuh cinta dan tertarik menjadikan darts sebagai olahraga pilihan untuk ditekuni. Keinginan untuk mengikuti kejuaraan soft tip darts pun mulai timbul, dengan Raymond lantas membujuk teman-temannya membentuk tim nan diberi nama Pirates serta menjadi cikal bakal berdirinya Pirates Darts Club.

"Pirates itu awal dibentuk sebenarnya hanya untuk ikut Dartslive Super League 2014. Formasi awalnya 7 orang. Raymond Setiawan, Michael Vesper, Lisa, Edwin Ong, Diki Lee, Hilton, dan Sammy. Pirates langsung jadi juara Dartslive Super League dari susunan ini," papar Raymond, dilansir dari rilis resmi nan diterima Liputan6.com.

Berita video juara memperkuat Darts Competition Series, Tirta Suparjo, kembali menguasai Darts National Competition Series 2 nan digelar di Gading Festival Food & Fun, Sedayu City, hari Minggu, (28/4/2024).

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Menjelma Jadi Tim Terbesar di Indonesia

Semenjak kemenangan di Dartslive Super League 2014, Pirates lantas tumbuh menjadi salah satu tim darts terbesar dan paling berpestasi di Indonesia. Mereka apalagi mempunyai 40 pemain ahli aktif nan menorehkan prestasi, baik secara tim maupun individual, di puncak kejayaannya.

Dominasi panggung nasional dan internasional pun bisa diutunjukkan oleh Pirates. Terbukti, mereka sukses jadi juara Dartslive Super League 2014, 2015, dan 2016, serta keluar sebagai kampiun Liga Phoenix Indonesia 2016 sekaligus mewakili Merah Putih di arena Summer Festival Phoenix di Korea pada 2016 silam.

Moto Pirates Darts Club

Slogan 'We may not be the best but we are family' diyakini menjadi argumen banyaknya pemain darts nan rela berasosiasi dengan Pirates Darts Club dengan home base-nya di Firework Eating House, Sunter, Jakarta Utara.

Moto tersebut secara nyata juga dijadikan landasan serta diaplikasikan dalam hubungan antaranggota, sebagaimana diungkapkan oleh Vidi Christyanto nan jadi bagian dari Pirates Darts Club.

"Saya gabung ke Porates itu sekitar bulan April alias Mei 2-14. Sebelumnya, saya di Team Mobster nan base camp-nya di Taman Ratu. Awalnya, saya sering main dan nongkrog di Tortuga, Kepala Gading, alias base camp-nya Porates lantaran memang lebih dekat dari tempat tinggal saya," kisah Vidi.

"Mereka waktu itu butuh orang lantaran mau bikin 2 tim untuk ikut Dartslive Super League dan Dratslive Super Two. Raymond menawati saya untuk gabung, menggantikan personil mereka nan berhalangan. Sejak saat itu, saya jadi personil Pirates sampai sekarang."

"Kekeluargaannya sangat kental di Pirates. tidak hanya darts nan dibahas, tetapi juga beragam perihal hingga kehidupan pribadi. Kita itu di Pirates, acara-acara family juga saling undang," sambung dia, dilansir dari rilis resmi nan diterima Liputan6.com.

Terbuka Bagi Semua Orang

Selaras dengan perihal tersebut, personil Pirates lainnya Armansyah Faudillah juga memandang positif tim nan dia ikuti sejak 2017. Menurutnya, ada banyak pelajaran, edukasi seputar darts, serta relasi pertemanan baik nan dia dapatkan berbareng Pirates.

"Pirates itu terbuka untuk semua orang. Banyak orang nan tidak tahu sama sekali soal darts dan baru belajar main darts itu gabung dan diterima. Pasalnya, Pirates itu bukan kumpulan pemain nan jago, tetapi juga kumpulan orang penyuka darts nan menjadi keluarga," ujarnya.

Selain keterbukaan dan kekeluargaan, sosok dan peran nan dimainkan Raymond Setiawan selaku founder dan game master Pirates Darts Club juga memainkan peran krusial di kembali eksisnya klub tersebut hingga kini. Dia dinilai merupakan sosok katalis, motivator, serta pengatur ritme di Pirates.

"Kalau bicara Pirates Darts Club, maka kita bicara orang nan namanya Raymond Setiawan. Raymond itu bisa melindungi dan mengatur ritme. Dia tahu kapan kudu jadi protagonis dan kapan jadi antagonis. Dia leader Pirates. Kalau tidak ada Raymond, Pirates mungkin udah bubar. Raymond nan buat Poirates bisa eksis sampai sekarang," ujar salah satu pemain darts ahli Kevin Putra.

Peran Penting IEG

Di sisi lain, Raymond tak menampik bahwa upaya menjaga antusiasme terhadap olahraga darts merupakan perihal berat. Pasalnya, darts bukan dikategorikan sebagai cabor terkenal serta condong minim event dan kejuaraan besar.

Di sinilah peran Indonesia Entertainment Group (IEG) mulai terasa. Lewat adanya National Competition nan sudah berjalan dalam dua seri di Jakarta, Raymond menilai geliat dan semangat para pemain darts mulai terpanncing.

"Kompetisi darts itu perihal nan wajib ada untuk menjaga antusiasme pada olahraga darts. Kompetisi itu tempat untuk para pemain mengaktualisasikan sekaligus memperhatikan eksistensinya," ucap Raymond.

"Pemain kan berlatih untuk ikut kompetisi, ikut kejuaraan. Kita rela datang ke Malaysia, Singapura, Thailand, Korea, dan Jepang hanya untuk ikut kompetiis darts nan ada di sana lantaran Indonesia belum ada kejuaraan darts."

"Karena itu, saya sangat mengapresiasi inisiatif dari IEG nan menyelenggarakan Darts National Competition sebagai kejuaraan darts di Indonesia. Semoga ke depan, makin banyak kejuaraan dan kejuaraan darts di indonesia lantaran darts sebenarnya anyak penggemarnya. Potensi darts juga besar untuk dikembangkan, baik itu secara prestasi maupun bisnis. Masa kita kalah dari Malaysia, Singapura, dan Thailand nan dipercaya menyelenggarakan beragam event darts internasional," tandasnya.

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Sumber liputan6.com olaraga
liputan6.com olaraga