Raja Smash Liem Swie King Ungkap Momen Paling Berkesan Sepanjang Kariernya: Termasuk Duel Kontra Rudy Hartono

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Mantan pebulu tangkis legendaris Indonesia, Liem Swie King, baru-baru ini membeberkan momen paling berkesan sepanjang pekerjaan profesionalnya di kancah badminton.

Pria nan pernah dijuluki king of smash berkah style permainan nan kental dengan smash kuat itu menyebut keberhasilan memenangkan gelar-gelar bergengsi umumnya jadi peristiwa nan tak terlupakan.

Namun di luar itu, kesuksesan menaklukkan senior sekaligus sosok idolanya Rudy Hartono di final All England juga turut menjadi pegalaman spesial dalam kiprahnya sebagai pebulu tangkis.

Sekadar informasi, rivalitas Liem Swie King dan Rudy Hartono memang sempat tersaji di partai puncak turnamen bulu tangkis tertua jenis 1976 dan 1978. King nan tergolong prima dan ada di performa terbaik ketika itu kalah secara mengejutkan dari seniornya di pelatnas.

Dia takluk relatif sigap dengan 7-15 dan 5-15, padahal sebelumnya sempat melewati pemain-pemain kuat tanpa halangan berfaedah di babak perempat final serta semifinal.

Kekalahan tersebut sebenarnya sempat jadi semacam kontroversi lantaran ada kecurigaan Liem Swie King diminta mengalah pada seniornya demi menciptakan sejarah baru sebagai pemain nan bisa mengoleksi 8 gelar All England di nomor tunggal putra.

Akan tetapi, tak ditemukan bukti nan mendukung dugaan tersebut. Liem Swie King pada akhirnya bisa 'balas dendam' dengan menaklukkan Rudy Hartono di final kejuaraan serupa pada 1978.

Berita video flashback bulutangkis pertandingan seru final Kejuaraan Dunia 1983 nomor tunggal putra antara Liem Swie King melawan Icuk Sugiarto di Copenhagen, Denmark.

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Momen Berkesan Liem Swie King

Keberhasilan menjuarai All England kala itu rupanya menjadi bagian dari pengalaman berkesan dalam pekerjaan gemilang Liem Swie King. Talenta jebolan PB Djarum itu juga menyebut, kesuksesan memenangkan Thomas Cup 1984 sebagai momen tak terlupakan saat menjadi pebulu tangkis.

"(Kejuaraan paling berkesan) banyak, terutama nan event besar seperti All England, Thomas Cup. Waktu itu nan besar (skalanya) kan itu-itu saja. Itu paling berkesan," ucap Liem Swie King saat diwawancarai awak media di sela-sela Audisi Umum PB Djarum di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jawa Tengah.

"Pertama juara All England juga kan itu, dari anak muda begitu bisa juara. Dulu pujaan saya kan Rudy Hartono. Saya bisa ngalahin waktu itu, (padahal) dulu hanya bermimpi. Itu event-event nan saya tidak lupa sampai sekarang."

"Thomas Cup juga begitu, bisa memenangkan itu juga kenangan nan tidak terlupakan di (edisi) 1984," sambung mantan pebulu tangkis berumur 68 tahun tersebut.

Musuh Terberat

Sementara itu mengenai lawan, Liem Swie King juga blak-blakan mengaku tak suka menghadapi rival nan tampil ulet. Beberapa di antaranya termasuk Han Jian, Morten Frost, hingga Icuk Sugiarto.

"(Musuh nan paling malas ditemui) Han Jian, Morten (Frost) juga. Itu orang ulet-ulet, pemain ulet semua, Han Jian sama Morten," ucap King.

"Sesama Indonesia nan ulet waktu itu sih Icuk Sugiarto, tetapi kan dia muncul setelah saya sudah agak senior, tidak dalam fase galak. Ya tapi jenis ulet-ulet begitu nan saya tidak suka," tambahnya kepada awak media.

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Sumber liputan6.com olaraga
liputan6.com olaraga