Liputan6.com, Jakarta - Saat sorotan tertuju pada Piala Eropa 2024, salah satu tim nan menjadi pusat perhatian adalah Swiss. Dikenal dengan julukan Nati Rossocrociati, Swiss bakal memasuki panggung ini untuk partisipasi keenam dengan mencatat hasil terbaik pada 2020 dengan mencapai perempat final.
Swiss masuk Grup A berbareng Jerman, Skotlandia, dan Hungaria. Persaingan keempat tim menjanjikan serangkaian pertandingan nan sarat dengan tekanan dan tantangan.
Di laga pembuka grup Euro 2024, Swiss bakal menghadapi Hungaria di Cologne Stadium, Sabtu (15/6/2024) mendatang. Laga itu bakal menjadi ujian awal bagi ambisi mereka di turnamen ini.
Sejarah perjalanan Timnas Swiss di Piala Eropa mempunyai beragam catatan. Pada tiga partisipasi awal (1996, 2004, 2008), Swiss kandas bicara banyak dan hanya jadi penggembira lantaran langsung kandas di grup.
Meski demikian, mereka menunjukkan peningkatan dengan mencapai babak 16 besar pada tahun 2016. La Nati terus memperbaiki rapor di Piala Eropa 2020 dengan menembus hingga babak 8 besar.
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pemain Kunci Swiss: Granit Xhaka
Granit Xhaka sedang menjalani musim mengesankan bersama Bayern Leverkusen. Sebelumnya kala memperkuat Arsenal, dia dikenal dengan rekor disiplin jelek lantaran terlalu sering masuk kitab catatan wasit.
Xhaka apalagi sempat terlibat perseteruan dengan suporter sendiri pada pertandingan melawan Crystal Palace, Oktober 2019. Namun, Xhaka sekarang lebih tenang seiring bertambahnya usia.
Pada panggung internasional, Xhaka telah bermain untuk tim muda Swiss pada tingkat U-17. Dia berperan-serta dalam Piala Dunia U-17 pada tahun 2009 di Nigeria. Tim Swiss sukses memenangkan Piala Dunia tersebut.
Xhaka melakukan debut untuk timnas senior melawan Inggris pada kualifikasi UEFA Euro 2012 di Stadion Wembley, 4 Juni 2011. Pada November 2011, dalam penampilan internasional keenamnya, dia mencetak gol internasional perdana dalam kemenangan tandang 1–0 melawan Luksemburg.
Selama aktif bermain, dia tidak pernah tidakhadir dari skuad Swiss pada turnamen besar. Termasuk di antaranya Piala Eropa 2020 dan Piala Dunia 2022.
Pelatih Swiss: Murat Yakin
Murat Yakin mengawali kariernya sebagai seorang pemain sepak bola ahli pada 1992. Yakin nan saat itu tetap berumur 18 tahun resmi berasosiasi dengan klub lokal, Grasshopper.
Ia pun sukses membawa timnya juara Liga Super Swiss dua kali berturut-turut. Penampilan apiknya membikin kariernya kian meroket. VfB Stuttgart pun mendatangkannya pada 1997. Hanya selang setahun, dia dipinang oleh klub raksasa Turki, Fenerbahce. Sayangnya, Yakin tidak bisa tampil optimal di klub tersebut dan hengkang ke FC Basel pada 2000.
Yakin sempat dipinjamkan ke FC Kaiserslautern selama satu musim hingga 2001. Sekembalinya ke FC Basel, dia mulai dimainkan secara reguler dan berkontribusi mengantarkan timnya menjuarai Liga Super Swiss tiga kali berturut-turut. Pada usia 32 tahun, dia memutuskan pensiun dari profesinya sebagai atlet.
Yakin ditunjuk sebagai pembimbing timnas Swiss mulai Agustus 2021. Dia menjadi sosok krusial dibalik kesuksesan Swiss melaju ke Piala Dunia 2022 di Qatar. Yakin bisa membawa Swiss menjadi tim tak terkalahkan di kualifikasi Piala Dunia 2022 area Eropa dengan koleksi 18 poin hasil lima kemenangan dan tiga hasil imbang.
* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.