Penyesalan Mendalam Mbappe Usai PSG Disingkirkan Borussia Dortmund di Semifinal Liga Champions

Sedang Trending 6 bulan yang lalu

Liputan6.com, Jakarta Paris Saint-Germain kudu tersingkir dari semifinal Liga Champions dengan agregat 0-2 dari Borussia Dortmund pada Rabu (8/5/2024) dinihari di Parc des Princes.

Kylian Mbappe, bintang muda Paris Saint-Germain (PSG), seringkali mendapat pujian saat timnya menang. Namun, ketika kekalahan menimpa PSG, seperti nan terjadi dalam pertandingan melawan Dortmund di semifinal Liga Champions, sorotan itu berbalik menjadi kritik terhadapnya.

Setelah kekalahan 1-0 PSG di leg kedua nan menyebabkan tersingkirnya PSG dengan agregat 2-0, Mbappe langsung berbincang tentang tanggung jawabnya dalam kegagalan tersebut. "Saya mencoba membantu tim saya sebaik mungkin tetapi saya tidak melakukan cukup," ujarnya dengan penuh penyesalan.

Mbappe, nan biasanya menjadi pencetak gol utama bagi PSG, mengakui bahwa beberapa kesempatan nan tercipta berasal darinya, tetapi dia kandas memanfaatkannya dengan baik. "Ketika kita berbincang mengenai efisiensi di dalam kotak penalti, saya pikir sayalah nan diincar. Saya adalah orang nan kudu mencetak gol dan menjadi penentu," katanya.

Meskipun PSG mempunyai penguasaan bola nan dominan dan menciptakan banyak peluang, termasuk empat kali menghantam tiang gawang, Mbappé menolak untuk menyalahkan keberuntungan. Baginya, kegagalan PSG bukanlah lantaran ketidakberuntungan, melainkan lantaran ketidakmampuan mereka dalam menyelesaikan kesempatan nan ada.

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Luis Enrique: Rasanya Mustahil untuk Dipercaya

Ketegangan terasa di Parc des Princes ketika Paris Saint-Germain (PSG) berhadapan dengan Borussia Dortmund dalam pertandingan krusial Liga Champions. Sorotan tertuju pada Kylian Mbappé, bintang muda nan dianggap sebagai kunci kemenangan bagi PSG. Namun, apa nan terjadi justru menyebabkan kekecewaan nan mendalam bagi Mbappé dan seluruh tim PSG.

Dalam pertandingan itu, Dortmund sukses menjaga Mbappé dengan sangat baik. Taktik pertahanan mereka sukses membuatnya kesulitan untuk menciptakan kesempatan berbahaya, menyebabkan PSG kandas mencetak gol nan mereka butuhkan. Hal ini pun menimbulkan spekulasi bahwa pertandingan tersebut bisa menjadi momen terakhir Mbappé berbareng PSG, dengan rumor kepindahannya ke Real Madrid semakin kencang.

Manajer PSG, Luis Enrique, juga tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya setelah kekalahan tersebut. Meskipun timnya mempunyai penguasaan bola nan dominan dan menciptakan banyak peluang, hasil akhirnya tetap mengecewakan. "Rasanya mustahil untuk dipercaya," ujarnya dengan nada pahit. 

Antara Kegagalan dan Mimpi nan Belum Terwujud

Nasser al-Khelaifi, presiden PSG, meskipun terasa kekecewaan nan mendalam, menunjukkan kebanggaannya terhadap perjuangan timnya. PSG telah mencapai semifinal Liga Champions tiga kali dalam lima tahun, trofi nan didambakan mereka tetap berada di luar jangkauan. Mimpi untuk mengukir sejarah dengan memenangkan gelar Liga Champions tetap terasa begitu jauh.

Bagi Kylian Mbappé, kekalahan ini menjadi momen pahit nan kudu dihadapinya. Mbappé menyadari bahwa ini adalah saat untuk introspeksi dan pembenahan. Dia kudu menggunakan pengalaman ini sebagai motivasi untuk meningkatkan performa di masa mendatang, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi timnya.

Bagi PSG, kekalahan ini adalah cemeti nan menyadarkan mereka bakal realita pahit bahwa mimpi besar memerlukan lebih dari sekadar kemauan. Mereka kudu kembali ke bangku latihan dengan semangat nan baru, dengan tekad nan lebih kuat untuk mengejar angan mereka nan belum tercapai. 

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Sumber liputan6.com olaraga
liputan6.com olaraga