Liputan6.com, Jakarta - Penyerang Liverpool Darwin Nunez dihukum larangan bermain lima pertandingan internasional oleh CONMEBOL setelah insiden pada semifinal Copa America 2024 antara Uruguay dan Kolombia bulan lalu.
Nunez, salah satu dari lima pemain Timnas Uruguay nan disanksi, bakal tidakhadir dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Paraguay, Venezuela, Peru, dan Ekuador, serta dikenai denda 20 ribu dolar AS.. Namun, dia tetap bisa bermain untuk Liverpool di Liga Inggris.
Rodrigo Bentancur dari Tottenham Hotspur dijatuhi larangan bermain empat pertandingan dan denda 16 ribu dolar AS. Sementara masing-masing Jose Maria Gimenez, Mathias Olivera, dan Ronald Araujo tidak boleh merumput tiga laga dan denda 12 ribu dolar AS.
Mereka dikenai hukuman menyusul insiden pertandingan Kolombia melawan Uruguay di Charlotte pada 10 juli, di mana Kolombia menang 1-0. Setelah pertandingan, beberapa pemain dan staf Uruguay terlibat konfrontasi dengan fans musuh di tribun, nan menyebabkan CONMEBOL segera meluncurkan penyelidikan.
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Bermulanya Konflik
Insiden kekerasan di Stadion Bank of America membikin geger. Para pemain tampak terlibat dalam bentrok bentuk dengan pendukung Kolombia, dan sebuah video nan beredar menunjukkan Nunez berupaya melemparkan bangku ke arah kerumunan.
Akibat kekacauan tersebut, enam pemain lain juga dihukum denda lima ribu dolar AS meski perannya tidak begitu besar, ialah Matias Vina, Sebastian Caceres, Brian Rodriguez, Emiliano Martínez, Santiago Mele, dan Facundo Pellistri.
Federasi Uruguay juga didenda 20 ribu dolar AS. Sementara ofisial Marcelo Garcia dilarang mengikuti kejuaraan CONMEBOL selama enam bulan setelah terlihat melempar botol air ke penonton.
Marcelo Bielsa Angkat Suara
Pelatih Uruguay Marcelo Bielsa memihak anak asuhnya dengan menyatakan bahwa tindakan para pemain adalah corak perlindungan diri dan upaya menjaga keselamatan family dalam situasi penuh tekanan, bukan niat buruk.
"Satu-satunya perihal nan dapat saya katakan kepada Anda adalah bahwa para pemain bereaksi seperti manusia lainnya," katanya.
"Jika Anda memandang bahwa ada proses untuk mencegah apa nan terjadi terjadi. Jika Anda memandang bahwa apa nan terjadi tetap terjadi, dan bahwa semestinya ada proses lain -- jalan keluar, katakanlah -- dan kedua perihal itu gagal, dan Anda memandang kekasih Anda, alias ibu Anda, alias bayi Anda, diserang, apa nan bakal Anda lakukan? Anda bakal bertanya apakah mereka bakal menghukum orang-orang nan memihak diri?" sambungnya, dilansir oleh ESPN.
* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.