Liputan6.com, Jakarta - Apple rilis hasil keduanya untuk kuartal kedua (Q2) tahun 2024. Tercatat penjualan iPhone di tahun ini menurun dibandingkan tahun lalu.
Tak tanggung-tanggung, mengutip laporan GizChina, Minggu, (5/5/2024), penjualan iPhone munurun hingga 10 persen di seluruh Asia, termasuk Cina, Taiwan, Hong Kong, Jepang, dan wilayah Asia Pasifik lainnya. Kendati demikian, penjualan iPhone di benua Amerika dan Eropa condong stabil.
Turunnya penjualan iPhone di sebagian besar pasar bumi membikin pendapatan Apple juga ikut turun. Pendapatan keseluruhan Apple untuk kuartal kedua tahun ini mencapai USD 90,75 miliar (sekitar Rp 14 kuadraliun).
Hal tersebut mencerminkan penurunan tahun-ke-tahun (Year-on-Year) sebesar 4 persen. Laba bersih juga mengalami penurunan mencapai USD 23,6 miliar (sekitar Rp 379 triliun).
Meski penjualan iPhone terbilang buruk, Apple mencatatkan rekor positif pada segmen jasa Apple. Layanan seperti Apple Music, iCloud, Apple Warranty, jasa transaksi Apple Pay, serta kerjasama lisensi untuk mesin pencari default menunjukkan pertumbuhan nan pesat di kuartal dua 2024.
Segmen layanan Apple mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan total pendapatan senilai USD 28,9 miliar (sekitar Rp 464 triliun) dengan peningkatan YoY sebesar 14 persen. Pencapaian tersebut apalagi melampaui ekspektasi para analis.
Tren positif dalam bagian jasa ini diperkirakan bakal terus berlanjut, dan Apple memperkirakan bakal terjadi pertumbuhan hingga beberapa persen di kuartal selanjutnya.
Keyakinan Apple tersebut dipicu setelah memandang pertumbuhan pesat pada ekosistem perangkat dan jasa Apple nan makin diminati pengguna.
Mulai dari CEO Apple Tim Cook temui Jokowi hingga rupiah jeblok ke Rp16.000, berikut sejumlah buletin menarik News Flash Liputan6.com.
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Langkah Buyback Saham Demi Prospek Masa Depan Apple
Tak hanya itu, Apple melakukan langkah nan menunjukkan kepercayaan terhadap prospek masa depan perusahaan. Dewan dewan Apple menyetujui program pembelian kembali saham (share buyback) senilai USD 110 miliar. Hal tersebut menjadi buyback saham terbesar dalam sejarah Apple.
Selain itu, Apple mengumumkan kenaikan dividen tunai triwulanan sebesar 4 persen, menjadikan saham Apple menjadi 25 sen AS per lembar.
Hasil dari pendapatan Apple pada kuartal kedua 2024 menyoroti sifat bisnisnya nan terus berkembang. Meskipun penjualan iPhone mengalami penurunan, upaya diversifikasi perusahaan membuahkan hasil positif.
Kinerja kuat dari segmen jasa menunjukkan potensi Apple untuk memperluas sumber pendapatannya di luar penjualan perangkat seperti iPhone dan iPad.
Program buyback saham dalam jumlah besar semakin menggarisbawahi komitmen perusahaan terhadap nilai pemegang saham.
Apple Bakal Investasi di Indonesia?
Sementara itu, sebelumnya Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, mengatakan belum ada tindak lanjut dari minat Apple nan bakal menanamkan modal di Indonesia.
"Untuk CEO Apple, jujur saja sampai sekarang belum ada komunikasi ke pihak kami. Mungkin dia commit ke presiden, tetapi tindak lanjutnya belum," kata Bahlil dalam konvensi pers paparan kinerja investasi Kuartal I-2024, di Kantor Kementerian BKPM, Senin (29/4/2024).
Bahlil mengakui hingga saat ini pihaknya belum menerima permohonan investasi dari Apple Inc. Dia menuturkan, untuk proses awal biasanya bakal diurus oleh Kementerian Teknis seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Namun feeling saya, proses awal di-handle oleh kementerian teknis. Mungkin lebih cocok Kominfo nan memberikan," ujar dia.
CEO Apple ke Indonesia, Temui Presiden Jokowi
Sebelumnya, CEO Apple Inc Tim Cook berjumpa dengan Presiden Joko Widodo namalain Jokowi dalam kunjungannya ke Jakarta, Rabu, 17 April 2024.
Tim Cook bertandang ke Istana Kepresidenan Jakarta. Salah satu perihal nan dibahas Tim Cook dengan Jokowi adalah menyoal manufaktur rantai pasokan iPhone dan produk Apple lainnya.
Tim Cook menyampaikan bahwa Jokowi juga mendorong pembangunan pabrik Apple di Indonesia. Namun, Cook tetap mempertimbangkan perihal tersebut.
"Kami berbincang tentang kemauan Presiden untuk memandang adanya manufaktur di negara ini, dan itu adalah sesuatu nan bakal kami pertimbangkan," ujar bos Apple.
Tim Cook menilai Indonesia merupakan salah satu negara nan bagus untuk berinvestasi. Dia menekankan Apple tak ragu menanamkan modalnya di Indonesia.
"Saya pikir keahlian investasi di Indonesia tidak terbatas. Saya pikir ada banyak tempat bagus untuk berinvestasi, dan kami berinvestasi, kami percaya pada negara ini," tutup Cook.
* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.