Onani dalam Islam: Pandangan, Hukum, dan Cara Mengendalikannya

Sedang Trending 2 hari yang lalu

Pernah nggak sih, muncul pertanyaan dalam benakmu soal onani dalam Islam? Topik ini sering dianggap tabu, tapi sebenarnya krusial untuk dibahas. Islam adalah kepercayaan nan memberikan pedoman dalam setiap aspek kehidupan, termasuk soal ini.

Sebagai umat Muslim, memahami hukum onani dan pandangan Islam terhadapnya bisa membantu kita menjalani hidup nan lebih baik, sesuai dengan syariat. Jadi, mari kita telaah secara santai, tapi tetap serius, ya!

Apa Itu Onani?

Sebelum membahas lebih jauh, kita kudu tahu dulu apa itu onani. Secara sederhana, onani adalah aktivitas merangsang diri sendiri untuk mencapai kepuasan seksual. Dalam bahasa modern, ini juga sering disebut sebagai masturbasi.

Onani dalam Pandangan Islam

Islam memandang setiap tindakan manusia melalui perspektif adab dan moral. Maka, onani tidak hanya dilihat sebagai aktivitas biologis, tapi juga dinilai berasas dampaknya terhadap jiwa dan kepercayaan seseorang.

Hukum Onani dalam Islam

1. Pendapat Mayoritas Ulama

Mayoritas ustadz sepakat bahwa onani adalah tindakan nan tidak diperbolehkan dalam Islam. Hal ini berasas firman Allah dalam Al-Qur’an:

“Dan orang-orang nan menjaga kemaluannya, selain terhadap istri-istri mereka alias hamba sahaya nan mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam perihal ini tidak tercela. Tetapi peralatan siapa mencari nan di kembali itu, maka mereka itulah orang-orang nan melampaui batas.”
(QS. Al-Mu’minun: 5-7)

Dari ayat ini, ustadz menyimpulkan bahwa pemuasan seksual hanya diperbolehkan dalam konteks hubungan suami istri nan sah.

2. Pandangan Minoritas Ulama

Namun, ada juga sebagian ustadz nan memperbolehkan onani dalam kondisi tertentu, seperti untuk mencegah zina. Mereka beranggapan bahwa mencegah dosa besar lebih diutamakan daripada dosa kecil.

Menurut Imam Ahmad bin Hanbal, jika seseorang cemas terjerumus ke dalam zina, maka onani bisa menjadi pengganti terakhir.

Dampak Onani dalam Kehidupan

1. Dampak Spiritual

Onani nan dilakukan tanpa rasa penyesalan bisa mengikis keimanan. Orang tersebut mungkin merasa jauh dari Allah lantaran terus-menerus melakukan sesuatu nan dilarang.

2. Dampak Psikologis

Rasa bersalah sering muncul setelah seseorang melakukan onani. Ini bisa memengaruhi kesehatan mental jika dilakukan secara berulang-ulang.

3. Dampak Fisik

Meskipun tidak rawan secara langsung, kebiasaan onani nan berlebihan bisa memengaruhi stamina tubuh dan menyebabkan kelelahan kronis.

Cara Mengendalikan Diri dari Onani

Bagi nan berjuang melawan kebiasaan ini, ada banyak langkah nan bisa membantu. Ingat, perubahan butuh waktu, jadi bersabar dan terus mencoba.

1. Perkuat Hubungan dengan Allah

Rajin beribadah, membaca Al-Qur’an, dan berdzikir bisa membikin hati lebih tenang dan menjauhkan dari godaan.

2. Hindari Pemicu

Jauhi konten-konten nan bisa memancing hawa nafsu, seperti video alias gambar nan tidak pantas.

3. Sibukkan Diri dengan Aktivitas Positif

Lakukan olahraga, hobi, alias aktivitas produktif lainnya. Pikiran nan sibuk biasanya tidak mudah tergoda.

4. Cari Teman alias Komunitas nan Mendukung

Bergabung dengan organisasi nan mempunyai visi serupa bisa membantu Anda tetap termotivasi untuk berubah.

Pendapat Ahli tentang Onani

Menurut Dr. Yasir Qadhi, seorang ustadz dan cerdas pandai Islam, “Islam tidak hanya melarang sesuatu tanpa alasan. Larangan itu biasanya ada demi kebaikan manusia sendiri.” Dalam kasus onani, dia menyarankan umat Muslim untuk mencari solusi nan lebih baik, seperti menikah alias memperbaiki kualitas ibadah.

Kesimpulan: Bijak dalam Memahami Onani dalam Islam

Onani dalam Islam memang dianggap sebagai tindakan nan kurang baik. Namun, krusial untuk memandang persoalan ini dengan bijak. Jika Anda sedang berjuang menghindarinya, ingatlah bahwa Allah Maha Pengampun dan selalu membuka pintu taubat.

Setiap orang punya tantangannya masing-masing, dan ini mungkin bagian dari perjalanan spiritualmu. Jadi, jangan menyerah! Tetaplah berupaya menjadi pribadi nan lebih baik setiap harinya.

Semoga tulisan ini berfaedah dan memberikan pedoman nan jelas. Yuk, mulai sekarang kita konsentrasi pada hal-hal nan lebih positif! 😊

Refrensi: Rusdimedia.com

Navigasi pos

Sumber kabarjatim.com
kabarjatim.com