OJK Bahas Efek Deflasi Beruntun-Kelas Menengah Anjlok ke Jasa Keuangan

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

CNN Indonesia

Sabtu, 07 Sep 2024 07:50 WIB

OJK menyebut akibat dari deflasi empat bulan beruntun dan anjloknya kelas menengah belum terasa ke sektor jasa keuangan. OJK menyebut akibat dari deflasi empat bulan beruntun dan anjloknya kelas menengah belum terasa ke sektor jasa keuangan. Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan meski Indonesia tengah mengalami deflasi dalam empat bulan beruntun, inflasi intinya terpantau naik. (Foto: CNN Indonesia/Gentur Putro Jati)

Jakarta, CNN Indonesia --

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut akibat dari deflasi empat bulan beruntun dan anjloknya kelas menengah belum terasa ke sektor jasa keuangan.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan meski Indonesia tengah mengalami deflasi dalam empat bulan beruntun, inflasi intinya terpantau naik. Menurutnya, ini bisa menjadi bukti bahwa permintaan tetap meningkat.

"Dapat kita simpulkan bahwa terjadinya deflasi dan penurunan jumlah kelas menengah, dilihat dari angka-angka nan ada dalam sektor jasa finansial nampaknya belum alias tidak memperlihatkan akibat nan signifikan," katanya dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Agustus 2024 di Youtube OJK, Jumat (6/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahendra merinci sejumlah info di sektor jasa finansial per Juli 2024. Misalnya, angsuran perbankan secara menyeluruh nan tumbuh 12,4 persen.

Ada juga piutang pembiayaan nan naik 10,53 persen serta outstanding pembiayaan tumbuh 23,97 persen. Ia menegaskan data-data tersebut menunjukkan pertumbuhan dan keahlian jasa finansial tetap terjaga baik.

"Tentu kita berambisi perihal itu (deflasi dan menurunnya kelas menengah) tidak bakal terjadi akibat signifikan. Kita malah berambisi keahlian dan pertumbuhan sektor jasa finansial maupun perekonomian secara umum dapat tetap terjaga baik," minta Mahendra.

"Di lain sisi, pemerintah dalam perihal ini kami di OJK terus melakukan beragam langkah untuk terus mengantisipasi kemungkinan dampak-dampak nan kurang baik," tandasnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia terus mengalami deflasi empat bulan beruntun di 2024. Bencana ini dimulai pada Mei 2024 sebesar 0,03 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Deflasi semakin dalam di Juni 2024 sebesar 0,08 persen dan tak lebih baik pada Juli 2024 nan menembus 0,18 persen. BPS mencatat deflasi baru mereda pada Agustus 2024, ialah kembali ke level 0,03 persen secara bulanan.

Pada saat nan bersamaan, kelas menengah turun tajam sebanyak 9,48 juta orang sejak 2019. BPS mencatat golongan ini tersisa 47,85 juta orang alias 17,13 persen pada 2024.

[Gambas:Video CNN]

(skt/pta)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com