Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mempunyai wacana untuk membentuk Dewan Media Sosial (DMS). Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan DMS nantinya bakal berfaedah untuk mengawal kualitas tata kelola media sosial.
Mengutip Antara, Rabu (29/5/2024), Budi menyampaikan wacana pembentukan Dewan Media Sosial semula berasal dari organisasi masyarakat sipil.
Ia menyebut pemerintah menyambut baik usul mengenai pembentukan Dewan Media Sosial lantaran didukung kajian akademis nan diprakarsai oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization/UNESCO).
"Saat ini pemerintah sedang menimbang wacana ini dan terbuka atas masukan-masukan selanjutnya. Jika memang terbentuk, maka DMS ditujukan untuk memastikan dan mengawal kualitas tata kelola media sosial di Indonesia nan lebih akuntabel," Budi menjelaskan.
Ia menambahkan, Dewan Media Sosial diusulkan berbentuk jejaring alias koalisi independen, tidak berada di bawah naungan pemerintah.
Anggota majelis tersebut bisa meliputi perwakilan organisasi masyarakat, akademisi, pers, komunitas, praktisi, ahli, hingga pelaku industri.
"Jika terbentuk, DMS dapat menjadi mitra strategis pemerintah dalam tata kelola media sosial, termasuk memastikan kebebasan pers dan kebebasan beranggapan di ruang digital," Budi memungakaskan.
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kominfo Tingkatkan Literasi Digital, Ajak Masyarakat Garut Bijak Gunakan Media Sosial
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sendiri terus berupaya menghentikan penyebaran hoaks, ujaran kebencian, radikalisme, apalagi praktik praktik penipuan. Oleh lantaran itu, Kemenkominfo menilai perlu adanya pemahaman kepada masyarakat mengenai literasi digital.
Peningkatan literasi digital dilakukan melalui event makin ocehan digital dengan tema 'Menghidupi Persatuan Indonesia Jangan Mudah Terprovokasi di Era Luapan Informasi' nan diselenggarakan di Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar), dihadiri oleh 2.800 lebih penduduk terdiri dari mahasiswa dan masyarakat umum.
Dalam tema tersebut, diungkap dalam beragam perspektif, di antaranya Perspektif Etika Digital, Budaya Digital, dan Cakap Digital. Ada tiga narasumber nan datang ialah Kepala Kominfo Kabupaten Garut Margiyanto, Tutor dan Fasilitator Nasional Aulia Putri Juniarto, dan Podcaster serta Entrepreneur Rizky Ardi Nugroho.
Dalam kesempatan itu, Kepala Kominfo Kabupaten Garut Margiyanto membujuk seluruh masyarakat agar bijak dalam penggunaan media sosial (medsos). Sebab, kata dia, saat ini media sosial dapat dijadikan tindak pidana.
"Alasan utama orang Indonesia memakai sosial media ialah untuk chatting dan mencari informasi, aplikasi nan paling banyak dipakai adalah whatsapp. Dampak negatif dari penyebaran digitalisasi adalah kejahatan online nan tinggi seperti gambling online," ujar Margiyanto melalui keterangan tertulis, Sabtu (25/5/2024).
Tutor Nasional Aulia Putri Juniarto menambahkan, dibutuhkan keahlian perseorangan dalam memahami mengenai perangkat lunak teknologi info dan komunikasi. Menurut dia, ada beberapa langkah dalam meningkatkan keahlian literasi digital, salah satunya ialah berpikir kritis.
"Fear of missing out atau kecenderungan untuk mengikuti tren lebih banyak berada disisi negatif. Maka dari itu pilah lah perihal nan berfaedah bagi masa depan," ucap Aulia Putri.
Pentingnya Keamanan Digital
Hal senada juga disampaikan Podcaster Rizky Ardi Nugroho. Dia mengatakan, keamanan digital kudu selalu diperhatikan. Sebab, kata Rizky, keamanan digital ini bermaksud untuk melindungi info nan kita miliki dan menjaga kerahasiaan info pribadi.
"Semua orang bisa terkena dampaknya, tidak peduli kalian siapa. Ada banyak penipuan seperti: phising, penipuan berbelanja online, dan pencurian info pribadi," terang dia.
"Di bumi digital tidak ada nan kondusif 100%, tetapi kita bisa mengurangi resiko nya. Dengan berpikir kritis itu menjadi salah satu argumen untuk bisa tetap aman," jelas Rizky.
INFOGRAFIS JOURNAL_Berbagai Fakta Mengenai Gerakan Cancel Culture di Media Sosial (Liputan6.com/Abdillah)
* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.