Melambat, Ekonomi China Cuma Tumbuh 4,7 Persen Kuartal II 2024

Sedang Trending 3 bulan yang lalu

CNN Indonesia

Selasa, 16 Jul 2024 12:17 WIB

Ekonomi China tercatat tumbuh 4,7 persen pada kuartal II 2024 secara tahunan (yoy). Produk Domestik Bruto (PDB) China tercatat tumbuh 4,7 persen pada kuartal II 2024 secara tahunan (yoy). Ilustrasi. (REUTERS/ALY SONG).

Jakarta, CNN Indonesia --

Ekonomi China tercatat tumbuh 4,7 persen pada kuartal II 2024 secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini lebih lemah dari perkiraan para ekonom.

Melansir Bloomberg, Minggu (14/7), perlambatan laju Produk Domestik Bruto (PDB) China terburuk dalam lima kuartal terakhir lantaran melemahnya shopping masyarakat. Penjualan ritel naik pada level nan paling lambat sejak Desember 2022.

Ini menunjukkan upaya pemerintah untuk meningkatkan kepercayaan tidak banyak membantu membangkitkan kembali shopping masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, upaya Presiden Xi Jinping pada sektor manufaktur dan teknologi tinggi untuk mendorong pertumbuhan China di era pasca pandemi menghadapi tantangan geopolitik. Salah satunya, lantaran calon presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berjanji bakal meningkatkan tarif terhadap peralatan impor dari China jika dia terpilih kembali.

"Meningkatnya kemungkinan Trump 2.0 berfaedah bahwa Tiongkok bakal memerlukan upaya kebijakan tambahan untuk meningkatkan permintaan domestiknya secara tepat waktu, lantaran akibat penurunan permintaan eksternal semakin besar," kata Ekonom Credit Agricole CIB Hong Kong Xiaojia Zhi.

Data pertumbuhan ekonomi ini memicu seruan bagi para kreator kebijakan untuk meningkatkan shopping domestik ketika Xi menggelar Sidang Pleno Ketiga Partai Komunis di Beijing untuk menetapkan kebijakan ekonomi dan politik jangka panjang.

Kepala Ekonom Pantheon Macroeconomics untuk wilayah China Duncan Wrigley mengatakan konvensi nan berjalan selama empat hari pada pekan ini tersebut mungkin bakal konsentrasi pada mempromosikan teknologi tinggi dan manufaktur sebagai jalan menuju produktivitas nan lebih tinggi dan pertumbuhan berkepanjangan dalam jangka panjang.

"Reformasi menyeluruh untuk menciptakan model pertumbuhan nan didorong oleh konsumsi, seperti reformasi tempat tinggal rumah tangga alias membangun sistem kesejahteraan universal, kemungkinannya kecil," katanya.

Sementara itu, saham China di Hong Kong melanjutkan penurunan setelah rilis info pertumbuhan ekonomi nan mengecewakan di mana Indeks Hang Seng China Enterprises ditutup melemah 1,7 persen.

[Gambas:Video CNN]

(fby/sfr)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com