Liputan6.com, Jakarta - Legenda bulu tangkis Indonesia nan terkenal dengan jumping smash-nya Liem Swie King blak-blakan mengaku heran dengan performa tunggal putra Tanah Air di arena Olimpiade Paris 2024 beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, duo jagoan Merah Putih Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting tersingkir dari kejuaraan sejak babak-babak awal. Jojo terhenti di fase penyisihan setelah dikalahkan jagoan India Laksya Sen dengan dua game langsung 18-21 dan 12-21 di laga terakhir grup L
Sementara itu, langkah Ginting tak jauh berbeda dengan rekannya. Atlet kelahiran 1996 dipaksa mengakui kelebihan wakil tuan rumah Toma Junior Popov dalam laga terakhir grup H, nan membikin dia dipastikan kehilangan kans meneruskan prestasi merebut perunggu saat Olimpiade Tokyo 2020 lalu.
Liem Swie King selaku mantan pebulu tangkis legendaris Indonesia jebolan PB Djarum pun mengaku tak mengerti dengan performa kurang memuaskan duo tunggal putra di Olimpiade. Sorotan terutama mengarah pada Jonatan Christie, mengingat dia baru saja menyabet gelar juara All England beberapa bulan sebelum Paris 2024.
"Ya jangankan kalian, saya juga bertanya-tanya, kok. Padahal Jojo baru juara, kok ini di awal (Olimpiade)sudah kalah, itu pertanyaannya," ucap Liem Swie King saat diwawancarai awak media di GOR Djarum, Jati, Kudus pada Kamis (12/9/2024).
"Kkalau dia kalah di semifinal alias final kan kita maklumi, memang sudah persaingan ketat. (Tapi) itu saya juga bertanya-tanya, tidak tahu juga jawabannya nan pasti. Orang Maret-nya tetap juara kok, All England."
"All England sudah kelas dunia, harusnya beberapa bulan setelahnya dia tetap berbicaralah. Paling tidak, semifinal, final, harusnya masuk," sambung mantan pebulu tangkis berumur 68 tahun tersebut.
Wawancara eksklusif Liputan6.com berbareng legenda bulu tangkis: Liem Swie King
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.