Diabetes Anak Melesat, Sri Mulyani Ingin Cukai Minuman Manis Jalan

Sedang Trending 3 bulan yang lalu

CNN Indonesia

Rabu, 28 Agu 2024 15:06 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan keseriusannya mengenakan cukai minuman berpemanis dalam bungkusan alias MBDK mulai tahun depan. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan keseriusannya mengenakan cukai minuman berpemanis dalam bungkusan alias MBDK mulai tahun depan. (ADITYA PRADANA PUTRA/ADITYA PRADANA PUTRA).

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan keseriusannya mengenakan cukai minuman berpemanis dalam bungkusan alias MBDK mulai tahun depan.

Keseriusan sejatinya juga sudah dinyatakan pemerintah. Melalui Buku II Nota Keuangan RAPBN 2025, pemerintah memang berencana untuk mengenakan peralatan kena cukai baru berupa Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) tahun depan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengenaan cukai terhadap MBDK tersebut dimaksudkan untuk mengendalikan konsumsi gula dan pemanis nan berlebihan. Sri Mulyani mengatakan sejatinya cukai minuman berpemanis sama dengan untuk rokok.

Ia mengungkapkan pengenaan cukai MBDK krusial untuk menekan tingkat glukosuria terutama pada anak-anak.


"Cukai rokok tetap jalan dan cukai minuman berpemanis, sesuai tujuan dari Kementerian Kesehatan untuk menjaga meluasnya alias makin tingginya dan prevalensi glukosuria apalagi kepada tingkat anak-anak," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (28/8).

Melansir situs Kementerian Kesehatan, info dari International Diabetes Federation (IDF) jumlah penderita glukosuria di bumi pada 2021 mencapai 537 juta. Angka ini diprediksi bakal terus meningkat mencapai 643 juta pada 2030 dan 783 juta pada 2045.

Menurut IDF, Indonesia menduduki ranking kelima negara dengan jumlah glukosuria terbanyak dengan 19,5 juta penderita pada 2021 dan diprediksi bakal menjadi 28,6 juta pada 2045.

Sementara itu, nomor kasus glukosuria dan kandas ginjal anak terus mengalami tren kenaikan nan mengkhawatirkan.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengonfirmasi kasus glukosuria anak meningkat 70 persen sejak 2010 hingga 2023.

Berdasarkan survei IDAI, satu dari lima anak usia 12-18 tahun urinenya mengandung hematuria alias proteinuria sebagai indikasi awal kandas ginjal.

[Gambas:Video CNN]

(fby/sfr)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com