Deretan Sejarah Tercipta usai Gregoria Mariska Tunjung Tembus Semifinal Olimpiade Paris 2024

Sedang Trending 2 bulan yang lalu

Liputan6.com, Jakarta Tunggal putri bulu tangkis Indonesia Gregoria Mariska Tunjung sukses menjaga asa lencana dari bagian olahraga bulu tangkis di Olimpiade Paris 2024.

Hal ini menyusul kesuksesan dia mengamankan tiket semifinal usai menaklukkan wakil Thailand Ratchanok Intanon lewat pertarungan straight game 25-23, 21-19 berdurasi 46 menit di Porte de la Chapelle Arena, Sabtu (3/8/2024) sore WIB.

Menilik jalannya laga, Gregoria Mariska Tunjung sempat terlibat pertarungan sengit di awal game pertama. Pebulu tangkis kelahiran 1999 dibuat terlibat dalam drama kejar-kejaran skor, apalagi setelah dia lebih dulu mendapat game point opportunity di kedudukan 20-19.

Intanon menyamakan perolehan poin menjadi 20-20 nan memaksa terjadinya deuce. Beruntung setelah empat kali setting, wakil Thailand melakukan kesalahan sendiri, sehingga mengantar penggawa Merah Putih menyege kemenangan 25-23.

Semangat Gregoria makin tinggi di game kedua. Sebaliknya, Intanon mulai kewalahan dan tertinggal jauh dari tunggal putri bulu tangkis Tanah Air. Jorji unggul 11-6 saat jeda. Dia pun tak butuh waktu lama untuk menuntaskan set kedua lewat kelebihan telak 21-9.

Tak hanya menjadi wakil Indonesia satu-satunya nan tersisa di cabor bulu tangkis, keberhasilan Gregoria menaklukkan Ratchanok Intanon di 8 besar juga melahirkan sejarah. Simak ulasan lengkapnya pada laman berikut.

Berita Video, Momen Jatuh Bangun nan Tercipta Saat Gregoria Mariska Tunjung Hadapi Wakil China pada Jumat (27/1/2023)

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Tunggal Putri Indonesia Keempat nan Jejakkan Kaki di Semifinal Olimpiade

Gregoria Mariska Tunjung sekarang mengukuhkan diri sebagai tunggal putri Indonesia keempat nan bisa menjejakkan kaki di babak semifinal arena olahraga multievent terakbar dunia.

Pencapaian di Olimpiade Paris 2024 mengantar Gregoria mulai mengikuti jejak legenda tunggal putri Tanah Air, ialah Susi Susanti, Mia Audia, dan Maria Kristin Yulianti.

Adapun Susi Susanti pernah melangkah ke babak empat besar Olimpiade Barcelona 1992 dan Atlanta 1996. Wanita kelahiran 11 Februari 1971 itu menyabet emas pada 1992, tetapi kudu puas meraih perunggu empat tahun berselang.

Mia Audina juga sempat tembus semifinal tunggal putri berbareng Indonesia saat Olimpiade Atlanta. Dia sukses meneruskan langkah hingga partai puncak, dan berhujung membawa pulang lencana perak untuk Tanah Air.

Sementara itu di Olimpiade Beijing 2008, giliran Maria Kristin nan bercahaya lantaran bisa lolos empat besar. Sayangnya, dia kandas melaju ke final, dan kudu puas menyumbangkan perunggu bagi Merah Putih.

Akhiri Penantian 16 Tahun Indonesia

Pasca pencapaian Maria Kristin Yulianti pada 2008 silam, Indonesia belum sekali pun sukses menempatkan wakil tunggal putrinya di babak semifinal bagian olahraga bulu tangkis Olimpiade.

Hanya sektor lain nan kerap menjadi tumpuan, dengan lencana utamanya datang dari nomor dobel campuran, dobel putri, dan tunggal putra selepas turnamen multievent terakbar nan berjalan di Beijing.

Barulah dalam Olimpiade Paris 2024, Gregoria Mariska Tunjung sukses mencetak sejarah dengan mengakhiri penantian 16 tahun Merah Putih. Dia menjadi tunggal putri Merah Putih pertama nan kembali menjejakkan kaki di fase 4 besar sejak jenis Beijing 2008.

Ditunggu Lawan Berat di Semifinal

Hanya saja, untuk kembali mencetak sejarah menjadi peraih lencana tunggal putri pertama Indonesia di Olimpiade setelah Maria Kristin, Gregoria Mariska Tunjung kudu melewati tantangan berat.

Wakil Tanah Air sudah ditunggu pebulu tangkis nomor satu bumi An Se-young di empat besar. Atlet asal Korea Selatan itu sebelumnya lolos setelah menaklukkan Akane Yamaguchi (Jepang) lewat pertarungan sengit rubber game 15-21, 21-17, dan 21-8.

Gregoria pun sadar bakal misi berat nan menunggunya di empat besar. Walau begitu, wakil Merah Putih mengaku mau berupaya semaksimal mungkin dan tak mau keder dengan status An Se-young sebagai nomor satu dunia.

"Target saya melakukan nan terbaik, berupaya semaksimal mungkin. besok tidak muda, apalagi musuh nomor satu dunia. Saya tidak mau getar, saya mau berupaya nan terbaik semampu saya," ucap Gregoria selepas laga perempat final melawan Intanon pada Sabtu (3/8/2024), dikutip dari NOC.

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Sumber liputan6.com olaraga
liputan6.com olaraga