CNN Indonesia
Selasa, 16 Jul 2024 08:27 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Harga minyak melemah pada Selasa (16/7) pagi usai info menunjukkan pertumbuhan ekonomi China hanya tumbuh 4,7 pada kuartal II tahun ini.
Mengutip Reuters, nilai minyak jenis Brent berjangka turun 9 sen alias 0,1 persen menjadi US$84,76 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 13 sen, alias 0,2 persen menjadi US$81,78 per barel.
Analis menyebut info pertumbuhan ekonomi China tersebut memang membebani pergerakan nilai minyak. Pasalnya, info pertumbuhan itu merupakan nan paling lambat sejak kuartal I 2023.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertumbuhan juga meleset dari perkiraan analis nan memperkirakan ekonomi China tetap bisa tumbuh 5,1 persen. Pasar cemas lemahnya pertumbuhan ekonomi China tersebut ke depan bakal mengurangi permintaan minyak dari Negeri Tirai Bambu.
Maklum, perlambatan ekonomi bisa menekan permintaan dari salah satu negara pemakai minyak terbesar bumi tersebut.
Namun beruntung, penurunan nilai minyak terbendung oleh konsensus pasar bahwa The Fed bakal mulai memangkas suku kembang referensi mereka setelah September nanti.
Konsensus muncul setelah info inflasi di AS melandai. Pemangkasan suku kembang diharapkan bisa menurunkan biaya utang dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi serta permintaan minyak.
[Gambas:Video CNN]
(agt)