Jakarta, CNN Indonesia --
Di antara mobil-mobil buatan Jepang nan yang mendominasi pasar Indonesia, ada merek Hyundai asal Korea Selatan yang sukses mengambil ceruk mini pasar mobil.
Keberadaan mobil-mobil Hyundai wara-wiri di jalanan Indonesia dan negara lain, tak bisa dilepaskan dari tangan dingin Chung Mong Koo, mantan bos Hyundai Motor Group, produsen mobil terbesar asal Negeri Ginseng.
Chung menjabat sebagai ketua Hyundai Motor selama lebih dari 20 tahun, sebelum akhirnya mengundurkan diri pada Maret 2020. Posisi Chung digantikan oleh putra satu-satunya, Chung Eui Sun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari bibit, bebet dan bobotnya, Chung Mong Koo memang bukan berasal dari family biasa. Ia merupakan salah satu anak Chung Ju Yung, pendiri Hyundai Group. Grup ini adalah konglomerasi upaya terbesar di Korea Selatan.
Chung Mong Koo lahir pada 19 Maret 1938 di Kangwon, Korea Selatan. Usai lulus dari SMA Kyungbock, lampau mengambil kuliah bagian teknik industri di Universitas Hanyang.
Chung memulai kariernya dengan terjun langsung di upaya keluarga. Pada 1970, dia bekerja di Hyundai Engineering & Construction. Tujuh tahun kemudian, Chung sudah memegang beragam posisi CEO di anak perusahaan Hyundai.
Berkat kepiawaiannya memimpin perusahaan, dia ditunjuk sebagai ketua Hyundai Group pada 1996.
Namun setahun kemudian, krisis finansial menghantam Asia. Usai krisis, sang pendiri grup Chung Ju Yung melepas beberapa entitas upaya antara lain seperti Hyundai Motor Group, Hyundai Department Store Group, dan Hyundai Heavy Industries Group.
Meski menyandang nama Hyundai, unit-unit upaya tersebut tidak terikat secara norma dengan Hyundai Group. Walaupun begitu, sebagian besar jejak anak upaya Hyundai Group tetap dipimpin oleh kerabat Chung.
Selama krisis finansial Asia 1997, Hyundai juga mengakuisisi Kia Motors dan LG Semi-Conductor.
Pada April 1999, Hyundai Group mengumumkan restrukturisasi perusahaan besar-besaran, nan meliputi pengurangan dua pertiga unit bisnis.
Konglomerasi ini juga mengumumkan rencana untuk memecah grup menjadi lima grup independen pada tahun 2003.
Saat Hyundai Group 'bubar', Chung Mong Koo pun menggantikan ayahnya sebagai ketua bagian Hyundai Motor. Ia didapuk jadi ketua dan CEO Hyundai Motor Co. dan Kia Motors Corp. sejak tahun 2000 hingga 2020.
Di bawah kepemimpinan Chung Mong Koo, Hyundai Motor Group menjadi produsen mobil terbesar kelima di dunia. Ia berjasa mengubah Hyundai dari upaya family mini menjadi raksasa otomotif global.
Tak hanya jago menyulap Hyundai jadi pemain global, Chung juga memainkan peran krusial dalam pengembangan industri otomotif Korea Selatan.
Chung mempunyai empat orang anak, ialah Chung Eui Sun, Chung Sung Yi, Chung Myung Yi, dan Chung Yun Yi.
Putranya, ChungEui Sun adalah pewaris sah dan wakil ketua pelaksana Hyundai Motor Group. Usai lengser, Chung menjabat sebagai ketua kehormatan Hyundai Motor Co. & Kia Motors Corp.
Meskipun hanya mempunyai 5,2 persen saham Hyundai Motor, Chung sudah masuk jejeran orang terkaya Korea Selatan dari sumber duitnya itu. Forbes menaksir kekayaan Chung tembus US$4 miliar alias setara Rp64 triliun (asumsi kurs Rp16.170)
Tak ada gading nan tak retak. Begitupun riwayat pekerjaan Chung nan cemerlang, rupanya ada noda.
Ia terjerat kasus penggelapan biaya perusahaan dan pelanggaran tanggungjawab fidusia pada 2007. Chung divonis balasan tiga tahun penjara. Namun, dia cukup beberapa bulan saja menjajal tidur di kembali ruji-ruji besi lantaran hukumannya ditangguhkan. Bahkan selanjutnya Chung mendapat pemaafan dari pemerintah.
Selain soal hukum, Chung juga dituduh melakukan nepotisme. Ini gara-gara penunjukan putranya Chung Eui Sun sebagai penerus perusahaan.
Penetapan Chung Eui Sun memimpin raksasa sekelas Hyundai Motors Group dicemooh lantaran sang 'ahli waris' dianggap belum teruji handal mengelola bisnis.
[Gambas:Video CNN]
(pta/pta)