Liputan6.com, Jakarta - CEO Apple Tim Cook belum lama ini berbagi pengalamannya saat menggunakan Vision Pro, mixed reality headset milik Apple.
Dalam sebuah cuitan di jejaring sosial X, bos Apple nan belum lama ini berjamu ke Indonesia menyatakan kegembiraannya atas pencapaian tim RnD Apple dalam memenangkan penghargaan Black Pencil nan bergengsi.
Penghargaan tersebut diberikan untuk sistem operasi inovatif VisionOS milik Vision Pro.
"Apple Vision Pro menjadi sesuatu nan mungkin ada, melalui penemuan bertahun-tahun dari tim kreasi dan engineer kami. Hasilnya memperlihatkan orang-orang kerap merasa emosional saat pertama mencobanya. Saya memandang sendiri secara langsung," kata Tim Cook, dalam sebuah cuitan.
"Selamat untuk Tim Desain Apple lantaran telah memenangkan penghargaan nan bergengsi ini," kata Tim Cook.
Dampak nan Dalam Buat Pengguna
Tim Cook menekankan, akibat Vision Pro begitu mendalam, sehingga orang kerap merasa tersentuh secara emosional ketika mereka menjajal Vision Pro untuk pertama kalinya.
Hal ini tidak terlepas dari tampilan micro OLED Vision Pro dan pencarian tangan dan mata nan canggih, nan menjadi standar baru di industri XR.
Lewat Apple Vision Pro, pengguna bisa berinteraksi dengan handset ini hanya dengan memandang apa nan mau mereka buka serta melakukan aktivitas seperti mencubit. Hal tersebut diklaim menjadikan navigasi VisionOS jadi pengalaman nan mudah.
Apple secara resmi memperkenalkan headset augmented reality (AR), Apple Vision Pro, melalui gelaran World Wide Developer Conference alias WWDC 2023 pada Senin waktu setempat.
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dapat Penghargaan
Seperti dikicaukan oleh Tim Cook, sistem operasi VisionOS Vision Pro mendapatkan penghargaan Black Pencil nan bergengsi dari Design & Art Direction Awards (D&AD) Inggris.
Ini merupakan kali kedua produk Apple mendapatkan penghargaan dari D&D. Sebelumnya, iPad pernah mendapatkan penghargaan Black Pencil pada 2011, dan pertama kalinya selama masa kedudukan Tim Cook sebagai CEO.
Sekadar informasi, The Black Pencil merupakan penghargaan D&AD nan paling bergengsi lantaran hanya diberikan kepada karya inovatif.
Menurut organisasi nan telah memberikan The Black Pencil sejak 1962, hanya sejumlah mini karya nan bisa menerima kehormatan ini tiap tahunnya.
Harga Mahal Jadi Tantangan Vision Pro
Meski fitur-fiturnya dinilai sangat mengesankan, nilai Vision Pro terbilang cukup mahal, sampai RP 25 jutaan dalam Rupiah. Hal ini membuatnya tak terjangkau, bagi sebagian besar konsumen dan fans Apple.
Selain itu, tak adanya pengontrol unik dan support resmi untuk game PC VR dapat membatasi daya tariknya.
Kendati demikian, masuknya Apple ke pasar XR diharapkan dapat membawa lebih banyak perhatian ke industri secara keseluruhan.
Apalagi, mengambil VR di AS tetap tetap terbatas, dengan hanya 25 persen orang dewasa nan mencobanya, tetapi tak memilikinya. Sementara, 80 persen terus terlibat dengan teknologi.
Oleh karenanya bagi Apple, memperluas keterjangkauan dan memperluas kompabilitas perangkat ini bisa meningkatkan daya tarik Vision Pro sekaligus memperkuat posisi Apple sebagai pemimpin dalam industri XR.
Apple Vision Pro Siap Masuk Pasar Global
Apple Vision Pro nan sebelumnya hanya tersedia untuk pasar Amerika Serikat dikabarkan bakal dijual pula secara global. Informasi ini diketahui dari laporan terbaru wartawan Bloomberg Mark Gurman.
Mengutip info dari 9to5Mac, Selasa (14/5/2024), Apple dikabarkan berencana merilis Vision Pro ke lebih banyak pasar usai gelaran WWDC 2024 nan diadakan awal bulan depan.
Meski tanggal pasti kehadirannya belum dipastikan, menurut laporan tersebut, Apple sudah melatih sejumlah staf ritel mereka di luar Amerika Serikat soal demo dan proses penjualan headset tersebut.
Oleh karena itu, berasas laporan ini, ada kemungkinan peluncuran dunia untuk Apple Vision Pro akan diumumkan pada WWDC 2024. Kemudian, penjualan perangkat tersebut bakal dimulai setelahnya.
Disebutkan, training tersebut sudah dilakukan pada sejumlah staf nan berasal dari Jerman, Prancis, Australia, Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Tiongkok. Namun,belum diketahui apakah perangkat ini juga bakal menyambangi pasar lainnya, termasuk Indonesia.
Di sisi lain, menurut laporan analis kenamaan Ming-Chi Kuo, nomor penjualan Vision Pro disebut tidak sesuai dengan nan diharapkan Apple.
Dikutip dari The Drum, lambatnya mengambil dalam memperkenalkan teknologi baru kepada umum menjadi salah satu argumen kenapa headset ini sunyi peminat. Namun, ini tidak menjadi pertanda perangkat tersebut bakal betul-betul selesai.
Menurut Kuo, perusahaan berencana untuk mengirimkan antara 400.000 dan 450.000 unit Vision Pro. Angkat ini disebut bukan jumlah minimun 700.000 unit nan telah diprediksi Apple, serta headset ini juga belum dirilis di luar Amerika Serikat.
* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.