Liputan6.com, Jakarta - Para pemegang saham operator seluler Smartfren dan XL Axiata sedang menjajaki kemungkinan konsolidasi melalui penandatanganan kesepakatan pada pertengahan Mei lalu.
Kini, proses penjajakan berada di tengah antusiasme terhadap hadirnya jasa internet berbasis satelit low earth orbit (LEO) milik Elon Musk, Starlink.
Apakah kehadiran Starlink cukup berakibat pada upaya penjajakan kedua operator seluler Indonesia itu untuk berkonsolidasi?
Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys menjelaskan, merger antara dua operator adalah proses nan panjang. nan pasti, saat ini para pemegang saham kedua perusahaan telah menandatangani MoU alias kesepahaman tentang penjajakan.
Sebelumnya, para pemegang saham dan pengendali Smartfren, ialah PT Wahana Inti Nusantara, PT Global Nusa Data dan PT Bali Media Telekomunikasi dengan Axiata Group Berhad menandatangani nota kesepahaman pada Rabu, 15 Mei 2024.
"Mereka para share holder sepakat untuk melakukan penjajakan menuju konsolidasi alias penggabungan," Merza menjelaskan, ketika ditemui usai konvensi pers Smartfren Run 2024 di Jakarta, Jumat (7/6/2024).
Ia lebih lanjut menjelaskan, setelah menandatangani kesepakatan, masing-masing pihak bakal melakukan due dilligence sebelum merger Smartfren-XL Axiata.
Platform Over The Top lokal nomor satu di Indonesia, Vidio, menjalin kerjasama dengan MyRepublic dan Smartfren, untuk menyediakan tayangan kelas premium dan berbobot secara gratis.
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.